GP Jerez yang dilangsungkan Minggu (5/5) kemarin menyisakan sebuah kisah. Kisah rivalitas antara si rookie Marc Marquez dengan sang juara bertahan Jorge Lorenzo. Tepat di tikungan terakhir, yang baru saja dinamai 'Lorenzo Corner' terjadi insiden diantara mereka. Saat itu Jorge dan Marc memperebutkan posisi finish kedua. Di tikungan terakhir itu, Jorge membuka sedikit celah yang saat itu langsung dimanfaatkan Marc untuk 'mencuri' podium Jorge. Jorge yang bermaksud menutup, tidak menyangka Marc secara mengejutkan sudah memasuki celah itu dari dalam. Akhirnya motor mereka bersenggolan dan membuat Jorge sedikit melebar dan akhirnya memaksa dia finish ketiga.
Peristiwa ini mengingatkan kita saat GP Jerez 2005. Duel semacam ini, yang terjadi antara Valentino Rossi dan Sete Gibernau, persis di waktu dan tempat yang sama. Saat last lap dan last turn.
Mungkin Jorge terlanjur sakit hati. Usai race, Marc mengajak berjabat tangan, Jorge menolaknya. Dihadaan banyak orang. Dengan isyarat telunjuk yang digoyangkan. What happen with you, Jorge?
          Tidak hanya itu. Diatas podium, Jorge memberi ucapan selamat dan tersenyum tulus untuk Pedrosa. Namun tidak demikian dengan Marc. Hmm..
          Namun begitu, Jorge pun mengakui kekalahannya dan kesalahannya di tikungan terakhir itu. Seperti yang ia katakan, 
          "Aku cuma melakukan dua kesalahan. Yang pertama
 adalah saat start, dan kemudian di tikungan terakhir karena tidak 
menutup celah lebih rapat lagi," 
"Apapun, aku senang. Aku pikir kami menampilkan balapan bagus dengan motor yang kami miliki dan aku sudah melakukan yang terbaik,"paparnya.
"Apapun, aku senang. Aku pikir kami menampilkan balapan bagus dengan motor yang kami miliki dan aku sudah melakukan yang terbaik,"paparnya.
          Marquez telah mengaku kalau dia juga akan 
marah bila jadi Lorenzo, berikut pengakuan Marc Marquez yang telah 
menyamai rekor Jorge Lorenzo yang 3 kali berturut-turut naik podium di 
kelas perdananya. 
          "Saya ingin meminta maaf kepada Jorge tapi itu tidak mungkin," 
"Tentu jika aku telah dia saya akan marah tapi aku memasuki lap terakhir dan saya tahu bahwa saya bisa melewatinya dan jadi aku pergi untuk itu,"
"Tentu jika aku telah dia saya akan marah tapi aku memasuki lap terakhir dan saya tahu bahwa saya bisa melewatinya dan jadi aku pergi untuk itu,"
 Ini kata rider-rider lain tentang insiden yang melibatkan Marc dan Jorge
* Valentino Rossi :  "Ini 
tentu saja sebuah serangan yang keras, dan sebuah hard overtake dari 
Marc. Dia menyentuh Jorge, tapi itu lap terakhir, tikungan terakhir, dan
 tentu saja pembalap di belakang mu akan mencoba sesuatu agar dapat 
menyalipmu. Pintu Jorge terus terbuka dan Marc masuk ke dalamnya, jadi 
saya pikir itu adalah sesuatu yang bisa terjadi dalam balapan."
* Andrea
 Dovizioso : "Marquez memang cukup agresif, dan aku pikir dia tidak  
melewati batas. Tetapi kami mempunyai Komisi Keamanan, dan merakalah 
yang mempunyai hak untuk berbicara tentang itu dengan  aturan yang 
jelas.  Bagaimanapun itu memang keras, tapi saya tidak berpikir Marquez 
melewati batas. "
* Dani Pedrosa :  "Ketika 
dua pebalap memperebutkan posisi di tikungan terakhir, salah satu di 
antaranya akan merasa senang dan yang lainnya kecewa. Namun untung saja 
mereka berdua tidak terjatuh. Saya rasa Marc tak berusaha sengaja 
melakukannya, tetapi hal ini sudah biasa terjadi di dunia balap," ujar 
Pedrosa.
           "Pada tahun 
2005, hal ini terjadi pada Valentino Rossi dan Sete Gibernau, sedangkan 
pada tahun 1996 Mick Doohan dan Alex Criville yang mengalaminya. 
Begitulah tikungan terakhir. Inilah Jerez, dan sudah kerap kali 
terjadi," tutupnya.
          Insiden ini banyak mengundang pertanyaan dari media. Pada konferensi pers setelah race Jerez, 
Lorenzo di hujani sebuah pertanyaan dari insiden dengan Marc Marquez, 
akan tetapi dia menolak untuk memberikan jawaban, Jorge Lorenzo akhirnya
 keluar dengan menyindir wartawan dengan sedikit jengkel: 
"Sekarang banyak pertanyaan kepada saya , dan ketika saya memenangkan di Qatar, tidak ada pertanyaan untuk saya. Ini sedikit aneh. "
"Sekarang banyak pertanyaan kepada saya , dan ketika saya memenangkan di Qatar, tidak ada pertanyaan untuk saya. Ini sedikit aneh. "
          Wajar saja bila Jorge merasa kesal. Hmm.. :) 
Kata saya :  
          Sebenarnya aku seneng banget melihat Jolor dilibas Marquez. Apalagi dilibas di tikungan yang dinamai namanya sendiri. Hari Minggu kemarin itu, aku pulang telat. Jam 7 belum dirumah, padahal race sudah dimulai. Aku ngebut kebawa emosi karena ketinggalan race. Sampai rumah jam setengah delapan, race sudah setengah jalan. Jagoanku VR46 ada di posisi empat. Tapi jagoanku yang satunya lagi diposisi tiga. Lumayan lah.. =D
          Jarak Pedrosa yang ada di posisi pertama dengan Lorenzo yang ada di posisi kedua cukup jauh. Namun jarak Lorenzo dan Marquez tidak terlalu. Malah Marquez menempel Lorenzo di belakangnya. Sementara Rossi di posisi empat agak jauh dari Marquez dan Crutchlow yang ada di posisi lima.
          Nonton last lap, makin deg-degan lihat battle Lorenzo dan Marquez. Namun tak disangka-sangka, Marquez menyalip di last turn dan membuat Lorenzo hampir crash serta harus merelakan posisinya diambil sang rookie.
          Jujur saja, aku senang banget melihat Jolor dipermalukan 93 di tikungannya sendiri. Malah aku berharap Jolor sekalian jatuh saja. Hahahaa! aku merasa ngga sia-sia udah ngebut pulang demi MotoGP, akhirnya mendapat tontonan yang menarik.
#tulisan ini cuma pendapat saya, suka atau tidak, ya itu hak anda. xD
Ohya supaya ga terlalu tegang dan panas gara-gara pernyataan saya, nih ada komik kecil yang didapat dari fanpage MotoGP. Enjoy =)))
          Okay  cukup sekian postingan saya. Trimakasih, wassalam :)




 




0 komentar:
Posting Komentar