MotoGP 2016 Round 11 : Automotodrom Brno, Czech Republic


          Kemarin balapan ke 11 gelaran MotoGP 2016 berlangsung seru dan menegangkan (buat gue) dan unpredictable result-nya. Jagoan Brno siapa lagi kalau bukan the king Jorge Lorenzo, itulah yg bikin aku males sama Brno. Tapi tetep nonton, dukung bang Oci dong.
          Moto3 hujan lebat, Moto2 hujan besar, MotoGP? as always, hujannya berhenti. Bikin kesel aja nih, jangan sampe flag to flag lah, jagoan gue kurang dalam race flag to flag. Apa daya, hujannya emang brenti. Trek masih kondisi sangat basah dan berair. Balapan berlangsung wet race.
          Lepas start, aku agak lupa siapa yg langsung nyodok ke posisi terdepan, karna mataku fokus sama Vale yang tercecer ke belakang. Oh sedihnya. Apa daya, setelah gap dengan championship leader diatas 50 poin, aku selalu pasrah dengan hasil race. Yang paling penting, bang Vale harus sentuh garis finish dengan selamat! :)
          Yang kuingat, Iannone memimpin balapan cukup lama, dengan kompon ban lembut depan dan belakang, sepertinya Iannone dan race leader lainnya aman melenggang di depan. Tapi, apa yang terjadi setelah balapan menyisakan kurang lebih 14 laps?
           Ayahnya Willow dengan pilihan ban Hard depan dan belakang melesat terbang ke depan. Crutchlow dua detik lebih cepat dari Iannone yang sedang mimpin balapan setiap lapnya. Benar benar melesat, come back from the hell, yang tadinya terpuruk di posisi 13 bersama Valentino Rossi, Crutchlow menyalip satu persatu rider di depannya.
           Apa yang terjadi dengan rekannya yang awalnya juga terpuruk di belakang? Rossi. Also come from the hell melesat cepat walaupun tidak seganas Crutchlow tapi cukup ganas untuk menyalip rider rider yang sudah struggling karna ban soft front-rear nya abis bahkan Iannone front tyrenya ancur banget. Salute juga Iannone bisa bertahan sampai chequered flag. 


           Back to Rossi, abangku ini salip satu persatu rider didepannya berkat pilihan rear tyre compound Hard, dan depan soft. Sampailah bang Vale di posisi dua hingga race berakhir. So wow kan, from 6th down to 12th, and come to 2nd place. SALUTE
           Gimana dengan teammatenya alias the king of Brno? Jorge. Yang unpredictable juga, padahal pilihan kompon bannya sama dengan Rossi, saat dia mulai naik dan memperbaiki posisinya (diawal dia juga terpuruk di posisi 14), dia memutuskan ganti motor dengan ban slick. Padahal kondisi trek saat itu tidak kering, basah tapi ga terlalu basah, tapi ga kering juga. Steng steng, nanggung. Alhasil ban slicknya itu ga cocok dipakai di lintasan yang masih basah itu, Jorge ganti motor lagi, dan saat ganti motor itu, gestur tubuhnya itu sudah seperti malas meneruskan lomba. Kaya "ah udahlah diterusin juga ga dapet poin, mening istirahat aja tidur" wkwk. Akhirnya beliau finish terakhir di posisi 17 dengan kondisi di overlap dan pulang dengan 0 poin di tangan. Posisi 2 klasemen pun direbut rekan setimnya.
           Di race ini, applause banget buat Crutchlow dengan strategi jitunya -pilihan ban untuk hujan kompon keras- dan kemenangan pertamanya di MotoGP juga kemenangan pertama orang Inggris setelah 35 tahun lamanya (terakhir Barry Sheene tahun 1981 di Swedia). Big Applause and Big Hug also for ma beibeh Valentino Rossi yang struggle di awal dan kata dia hampir putus asa tapi bisa come back dan meraih hasil manis walaupun tetap tidak manis untuk kejuaraan (Marquez finish ke 3, poin yang berhasil dipangkas hanya 4). It's ok. Really, i dont care anymore about the championship.
           OKAY. Let's wait again until September 4th, so long. See you at Silverstone! CIAO

 Automotodrom Brno, 2016 podium

Rossi kasih selamat pada Crutchlow di Parc Ferme. Heboh mereka. Congrats guys! :)

3 Srikandi


          Baru nonton tadi filmnya. Wow banget, keren banget, suka banget. Entah berapa kali gua ketawa di momen-momen lucunya, entah berapa kali gua nangis, asli tiap scene sedih dikit gue langsung nangis, gatau kenapa, wkwk.
          Film ini menceritakan tentang tim panahan wanita Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade Seoul, tahun 1988. Sebelum itu, diceritakan Donald Pandiangan (diperankan Reza Rahadian), atlet panahan putra terbaik Indonesia, gagal berangkat untuk Olimpiade Moskow tahun 1980 karena alasan politis. Donald Pandiangan merasa terpukul dan akhirnya menjauhkan diri dari dunia panahan maupun dunia olahraga. Delapan tahun kemudian, saat kontingen Indonesia bersiap menuju Olimpiade Seoul 1988, cabang atlet panahan sedang kebingungan menentukan pelatih tetap. Akhirnya pak Udi (diperankan Donny Damara), berusaha meyakinkan Donald Pandiangan agar kembali ke dunia panahan untuk melatih tim panahan putri.
          Dimulailah latihan yang keras, disiplin dan militan, menurut metode bang Pandi (panggilan Donald Pandiangan) terhadap tiga atlet panahan putri yang sudah terpilih. Nurfitriyana Saiman (diperankan Bunga Citra Lestari) dari DKI Jakarta, Kusuma Wardhani (diperankan Tara Basro) dari Sulawesi Selatan, dan Lilies Handayani (diperankan Chelsea Islan) dari Jawa Timur, mewakili Indonesia di ajang dunia Olimpiade untuk tim panahan putri. Latihan mereka lalui dengan segala lika likunya, cerita lucunya, dan cerita cintanya antara Suma (Kusuma Wardhani) dengan pelatih tim panahan putra Adang Adjidjie. Dari mereka berusaha pergi malam-malam untuk berjalan-jalan tanpa ketahuan, naik angkot saat disuruh lari, joget-joget saat waktunya istirahat. Dan semuanya berakhir dengan ketahuan oleh bang Pandi dan berakhir pula dengan hukuman.
           Tapi semua kerja keras yang mereka lalui berbuah manis dengan dibawanya medali perak yang merupakan medali pertama Indonesia selama mengikuti Olimpiade. Yana, Suma dan Lilies mencetak sejarah baru sebagai atlet pertama yang membuahkan medali untuk Indonesia dan mengharumkan Indonesia di pentas dunia.
                                                                                  * * *
            Film ini best deh menurut aku, selain karna aku suka genrenya (Drama, Sport), filmnya juga terasa nyata dan campur aduk. Senang, lucu, sedih, tegang, ada semua. Tokoh-tokohnya juga suka banget. Perbedaan bahasa antara orang Jakarta, orang Sulawesi, dan orang Jawa. Diperankan dengan baik oleh Bunga, Tara dan Chelsea. Terutama Chelsea, sebagai perempuan Jawa yang medok, centil dan katro. Di film ini aku nggak lihat Chelsea Islan, aku lihat Lilies Handayani :). Sumpah Chelsea aktingnya keren banget. Di film Rudy Habibie jadi orang Jerman, di 3 Srikandi jadi orang Jawa katro. Serba bisa Chelsea Islan ini. Duh jadi promosi Chelsea Islan nih. Reza Rahadian juga. Sumpah ya, suka banget sama aktingnya Reza Rahadian. Selalu all out dan penjiwaannya dapet banget gitu. Seakan di film ini dia emang beneran Donald Pandiangan. Salut!!!
          Nonton film ini, jadi pengen jadi atlet juga. Hehehee. Film ini sarat makna dan ilmu. Juga bikin gua mikir, apa yang sudah aku lakukan untuk Indonesia. Entahlah, aku sih berpikir gitu. Lihat perjuangan Yana, Suma, Lilies dan bang Pandi, terharu rasanya. Pokonya, film ini wajib nonton deh. Kalo udah ada kasetnya, pengen banget beli dan nonton berkali kali!