You've Gone This Far, Sarah

2020.

Tahun yang penuh kejutan. Tiba-tiba ada yang namanya Corona, tiba-tiba dunia berpihak sama orang introvert, karena seluruh dunia disuruh diam di rumah, gak boleh ngumpul-ngumpul. Tahu nggak gimana rasanya hal ini membawa kedamaian buat para introvert? hahaha. Dunia yang berisik tiba-tiba harus berdamai dengan sunyinya rumah, mal, dan tempat-tempat yang dulunya penuh hiruk pikuk.

Di 2020 ini, setelah aku baca-baca lagi apa yang aku tulis di blogku ini belakangan kemarin, aku jadi mikir..

Ternyata udah sejauh ini ya..

Dari aku yang hidupnya kacau balau beberapa tahun kemarin, ternyata aku masih bisa hidup dengan aman sampai hari ini. Allah baik banget udah bantu aku. Aku merasakan banget pendewasaan dari tahun-tahun dimana aku struggling. Aku merasakan perubahan pola pikir, sebagai manusia. Dari aku yang umur 19, 20, 21, sampai sekarang 22, aku tahu betul kalau setiap tahun pola pikir aku berubah. Aku juga merasakan hidup itu bener-bener berubah-ubah, dan aku sedikit demi sedikit mulai mengenal gimana manusia itu sebenarnya.

Dibilang semua badai udah selesai, nggak juga. Hidup itu ada di atas, ada di bawah. Tinggal bagaimana cara kita melaluinya aja. Gimana cara kita menyikapi. Gimana sudut pandang kita. Kalau mau dijabarkan, rasanya sulit. Aku aja bingung gimana aku bisa ngerangkak, ngelaluin hal-hal sulit sampai hari ini. Yang aku yakini, setelah kesulitan, akan ada kemudahan. Bertahun-tahun aku kesulitan, aku yakin Allah lagi nyiapin sesuatu yang baik dan besar untuk aku setelah ini. Sebaik-baiknya berharap hanya kepada Allah, kan?

Setiap kesulitan datang, aku cuma penasaran, hal baik apa ya, yang Allah siapkan buat aku setelah aku melewati ini? itu pola pikir yang aku tanamkan supaya aku memandang hal berat sebagai suatu yang positif. Yah.. bohong sih kalo aku sepositif itu. Kalo ngadepin masalah, mau nangis ya nangis, mau marah ya marah. Aku juga masih belajar buat menyikapi segala hal dengan dewasa. Cuma setelah bisa kembali tenang, aku mikirin itu lagi, hal baik apa yang Allah siapin buat aku setelah ujian ini terlewati.

Aku mulai terbiasa dengan hal-hal yang gak sesuai ekspektasi. Aku mulai terbiasa menghadapi diri aku yang lagi emosi. Aku mulai terbiasa menyikapi perasaan aku yang suka meledak-ledak. Aku semakin kenal diri aku sendiri, dan aku seneng, karena semakin kenal dengan diri sendiri, aku semakin tau gimana cara berdamai dengan diri sendiri. Aku jadi sadar, kedamaian itu mahal harganya.