Belajar Menerima Diri Sendiri sebagai Seorang Introvert

          Pernah ngga sih, ngerasa ingin menjadi seperti orang lain. Menjadi seperti si A, si B, si C, yang menurut kita orang-orang tersebut lebih baik dari kita.

          Pernah ngga sih, orang-orang menilai kamu adalah seorang yang A, dan kamu ngerasa ga suka dengan penilaian orang lain itu, padahal that is the reality.

          Apa kamu seorang ekstrovert? Atau introvert? Pernah ngga dari lubuk hati kamu kamu gasuka menjadi pemilik salah satu kepribadian diatas dan menolak mengakui bahwa kamu adalah orang dengan kepribadian tersebut.

          I think, pasti pernah. Dan itu 90% dirasain sama orang yang punya kepribadian introvert. Ya kan? Hahaa. Karena aku kira kayaknya orang ekstrovert tidak akan memikirkan hal-hal seperti itu. Dan akulah salah satu orangnya.

          Jujur aja ya, kalo aku disuruh ngedescribe diri aku sendiri, dengan jujur, mungkin inilah poin-poin yang bakal aku tulis. Udah aku tulis deng, sekarang.

- pemikir (kadang overthinking)
- irit bicara
- agak susah basa-basi apalagi sampe ngalor ngidul kesana kemari
- ngga begitu peduli dengan orang lain selama ga ngaruh ke kehidupan gue
- kalo udah suka/sayang, pasti long last
- suka mengeluarkan isi pikiran lewat tulisan (like i do now)
- mikir keknya ampe 1000x untuk menanggapi sesuatu. Berusaha mikir dari berbagai sudut pandang, agar tanggapan aku ngga jadi sesuatu yang asal jeplak. Intinya kek masak ayam ampe ke daging dalem2nya, mateng total dah. Perfect.
- ngga takut dengan kesendirian (ex: ke bioskop sendiri, ke mall sendiri, jalan sendiri) walaupun lebih seneng juga kalo ada yang nemenin sih, tp orang yang deket sama aku, kalo ga deket, mendingan sendiri
- suka mengamati dan menganalisis lingkungan/orang sekitar, lalu mengambil pelajaran daripadanya (kalau ada pelajaran yang bisa diambil).
Hasil pengamatan dan penganalisisan aku ini juga suka aku jadiin acuan bagaimana bersikap terhadap orang atau terhadap lingkungan tersebut. Makanya kadang aku ngerasa aku beda-beda kalo bersikap sama orang/lingkungan. Aku bingung, akunya yang ga jadi diri sendiri, atau inilah cara aku bersikap.
- ngga gampang kepengaruh. Kepengaruh mungkin ya, tapi sebentar. Ngga akan lama. Butuh waktu lama dan pembiasaan yang ngga sebentar buat mempengaruhi karakter aku
- peduli ama perasaan dan pemikiran orang (yg ga kenal dan belum lama kenal) dan suka ngorbanin diri yg penting orang nyaman.
- kalo udah nyaman baru bisa riweuh, kalo ga deket jangan harap gue bisa bersikap terbuka. Dan hanya bisa bener2 deket sama orang2 tertentu aja
- suka ketemu orang-orang baru, ingin kenal banyak orang (tapi bukan buat ngobrol, karena gue ga jago ngobrol. buat mengenal mereka dan menganalisis mereka dan mengambil something dari mereka)
- nggabisa gampang membuka diri
- suka mendam perasaan, kemudian melupakannya
- amat sangat menghindari pertengkaran/perselisihan/cekcok. Aku bakal lebih milih ngalah. Bukan sok ngalah sok baik, tapi sumpah, gue gasuka banget sama clash
- suka melupakan hal-hal ga penting, tapi juga suka inget sama hal-hal gapenting dan ngelupain hal penting
- benci banget dengan kata kasihan. Jangan pernah bilang kasihan sama gua. Kalo lo pernah bilang begitu, lo harus tau kalo gua sekarang lagi menyimpan dendam sama lo.

          And etcetera. Sebenernya there's so so much things i wanna write, tapi yaa gue tulis yang gue inget aja karena lagi males mikir hehe.

          Dari analisis pribadi gua terhadap diri gua sendiri diatas, gue yakin gue adalah seorang introvert. Teman-teman gua juga pasti tahu dan mengamini kalo gue ga banyak ngomong orangnya.

          Sebenernya gua suka menolak dan tidak ingin mengakui bahwa gua adalah seorang yang berkepribadian seperti ini. Tapi jika gua jujur pada diri sendiri, this is me. Dan gue berusaha untuk menerima diri gue apa adanya.

           Selama ini yang gue salah dalam menyikapi kepribadian gue ini adalah, gue hanya mengambil sisi negatifnya saja. Mungkin karena gue ga menerima diri sendiri, jadinya yang gue pikirkan hanya kenegatifan dalam diri gue.

           Contohnya dalam hal cuap cuap. Dalam hal cuap cuap, gue lebih suka ngomongin hal yang berat. Nggak berat juga sih, hal hal ringan, tapi gua ingin mencari makna dan 'isi' dari obrolan gua sama orang. Gue merasa bukanlah sesuatu yang penting dan bermanfaat membahas hal-hal yang ga perlu. Apalagi bahas gosip dan kehidupan orang lain. Kecuali orang lainnya kita suka (misal:gebetan,idola), yang dengan membahasnya bisa menambah semangat dan bikin kita bahagia. Selebihnya, bahas artis, update kehidupan seleb, bahas kehidupan kaka kelas cantik yang followernya bejibun, menurut gua not necessary banget lah. Karena ngga ngaruh juga ke hidup gue dan ga bikin gue jadi kaya. Hahaa, terdengar kasar? Tapi, itulah yang aku pikirin. Dan aku lagi nyoba ngedescribe diri aku sejujur-jujurnya disini. Makanya kalo temen temen gua lagi ngomongin hal yg gua bilang not necesarry diatas, gua lebih banyak diam. Dan jadinya gua dicap pendiam. Padahal gua gakmau dan gakbisa ngomongin yg begituan, jadi gua memilih diam.

             Itulah pemikiran-pemikiran gue yang kadang gue merasa kalau gue aneh. Karena mostly orang2 disekitar gue berbeda dari gue. Dan salahnya, gue menanggapinya dengan, "gue harus sama seperti orang lain agar gue juga diterima seperti mereka." Maksud gue bukannya gue ga diterima di masyarakat karena sikap gue yang begini, tapi orang-orang yang kepribadiannya, let's say, ekstrovert, gue lihat lebih banyak yang menerima dengan hangat kehadiran orang-orang seperti itu. Dan itu bikin aku suka ingin berubah 360derajat menjadi seperti mereka.

         Gua mengubah diri gue, pura pura suka ngomongin gebetan, gosip terbaru artis holywood, pura pura mikirin penampilan gue yang gendutan (padahal gua aslinya kagak peduli), pura pura bete ga keluar di malam minggu. Ini ga pantas ditiru sih, gua jadi hidup dalam kepura puraan. Kemunafikan. Dan gua tahu kalau menjadi seperti itu adalah bukan diri gua yang sebenarnya. Gua lebih senang berpikir dan mendiskusikan tentang, seperti, kenapa jalanan bisa macet? Kenapa hujan bisa membuat kemacetan? Kenapa pengguna jalan suka mengabaikan aturan lalu lintas (lampu merah tetep maju) padahal itu taruhannya nyawa, yg gabisa dibeli, gabisa dituker sama apapun juga.

          Gua juga senang berpikir tentang manusia. Kenapa orang bisa melakukan kejahatan? Gua bahkan mikir, sebenarnya orang jahat atau yang kriminal itu gak jahat, mungkin aja orang-orang disekitarnya salah memahaminya. Gua percaya setiap yang terjadi pada manusia ada sebabnya. Trus gua berpikir kenapa orang bisa jatuh cinta? Apakah jatuh cinta ada penjelasan ilmiahnya? Adakah penjelasan ilmiah tentang perasaan manusia? Sepertiitulah hal hal yang sering gua pikirkan, gua pertanyakan di otak gua. Disaat gua lagi diam dan merenung, otak gua isinya rame banget.

           Sebenernya meniru orang ga selalu dalam hal negatif si. Gue juga niru orang ekstrovert yang bisa basa basi kecil ke orang baru, yg mana ini bermanfaat banget buat nambah temen dimanapun dan kapanpun. Gue juga niru kebaikan dari orang-orang yang bisa dengan mudah tersenyum yg terlihat tulus kepada siapa saja. Intinya yg gue tiru juga ada yg baiknya.

Balik lagi ke topik.

             Mempunyai perasaan ingin berubah dan hidup dalam kepura puraan seperti itu lebih ga nyaman dibanding menghadapi kenyataan kalau gua adalah introvert. Aku merasa capek berusaha jadi orang lain. Dan aku merasa ada something inside me yang i dont realize itu juga adalah sesuatu yang baik. Maka dari itu aku tersadar untuk menulis ini.

             Tadi aku abis baca beberapa artikel, bahwa orang introvert bukan berarti aneh. Bukan berarti buruk dan terasingkan. Seorang introvert bukan berarti gak pandai gaul, anti sosial, cuma peduli sama dunia sendiri, nggak. Seperti yg gua bilang tadi, gua (intro) lebih suka ngobrolin hal hal yang lebih ke, ada faedahnya. Gua suka ketemu orang dan berkumpul dengan orang banyak, karena itu bisa mengubah mindset gua dan memberi banyak insight baru buat gua. Meski setelahnya, gua selalu butuh waktu untuk sendirian, merecharge energi jiwa gua. Walaupun gua cuek, gua peduli dengan orang lain dan perasaannya. Gua suka mengamati orang, menelaah kenapa dia sikapnya begini, dan gua suka mikirin hari penting orang, bagaimana membuat mereka bahagia dan tertawa. Seorang introvert berbeda cuy. They caring others with their own ways. Mungkin gak semua introvert seperti gua, ada yg lebih open mungkin. Semua yg gua katakan disini semata mata adalah pengalaman gua dan apa yang gua rasain selama jadi introvert.

         Allah menciptakan dua kepribadian ini dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan pastinya amat banyak sekali kelebihan dari kepribadian kita yang bisa kita manfaatkanz kita explore, tergantung juga kita menyikapi diri kita sendiri secara positif atau negatif. Yang jelas, menerima dan memanfaatkan kebaikan dalam diri kamu lebih baik dari apapun juga, dibanding ingin menjadi seperti orang lain atau menolak diri kamu.

           Jadi sekarang aku pengen banget belajar menerima diri aku, dan berhenti memvonis buruk terhadap diri aku sendiri. Aku kurang bersyukur dan terlalu fokus terhadap kelemahan, bukan kekuatan. Padahal Allah udah ngasih begitu banyak buat hamba-Nya.

            Jangan pernah coba coba berubah jadi orang lain. Sumpah, ga enak. Try to accept urself. Welcoming urself, be kind to urself, and think positive. Pasti orang juga bakal aware terhadap kamu, menerima kamu sebagaimana kamu menerima diri kamu sendiri. #ajibkankatakatague :D

Sekian, makasih, minggu pagi nih, tunduh. :-D

Pasang Behel Murah Berkualitas di RSKGM Bandung

Halo! Postingan ini aku awali dengan update yaa, karena mungkin kalian yang mampir kesini datang untuk mencari informasi terbaru mengenai pemasangan behel di RSKGM Bandung. Jadi, supaya artikel ini tetap relevan dan informatif buat kalian! Hehe

Buat cerita lengkapnya (+bumbu bumbu ceritanya), kalian bisa scroll sampe bawah ya!

NEWEST UPDATE (24 Maret 2020)

Halo semua! Been a long time ya.
Maaf banget jarang update lagi, udah mau 2 tahun lagi duhh yaampon maafin yaa 🙏

Aku mau update lagi nihh berhubung ternyata masih ada yang sampe nyari sosmed aku pengen nanya2, saking lamanya aku menghilang dari postingan ini.

Pertama, update soal harga dulu yaa

Baik dari harga pasang behel saat ini sampai biaya kontrol semuanya sudah naik gais. Untuk pasang behelnya sudah aku pastikan langsung harganya 5.550.000. Daaaannn biaya kontrol yang tadinya 75.000 perkontrol, sekarang naiknya Alhamdulillah gak tanggung-tanggung gais! Naek 50.000 jadi 125.000 perkontrol. Kenaikan ini bukan tanpa alasan, tetapi karena perda baru yang diberlakukan pemerintah. (Gakpapa biar semangat cari cuan untuk dihabiskan ke gigi 🙃)

Kedua eike mau update soal kontak dan tanya jawab gansis!

Sebenernya sejak 2 tahun aku menghilang ini masih ada temen-temen pembaca yang ngedm aku pengen nanya-nanya saking lamanya aku gak update di blog.

Kalo kalian mo nanya2 fast response bisa DM ig aku aja eaa @serbasarah. Sekalian mutualan yuk gaisnyaaa! ;)

Feel free aja yaa untuk nanya2, tapi jangan ngeskrinsut2 foto gigi aku ah aku gak nyaman hehe. Ada yg pernah skrinsut gigi aku yg lama trus dibandingin sama yg baru dikirimin ke ig aku wadauww hahaa kursop alias kurang sopan aja menurutku heheh

Ketigaaa
Ini dia update-an gigiku yang sekaranggg!!!


Jelas gak si gaisnyaa? 
Yaaa intinya tu dua gigi di belakang udah berjajar di depan yeaaayy senengnyaaa!
Tapiiii itu belum bener-bener rapi gengs masih ada space alias jarang2 gitu atas maupun bawah. Pleus juga gigi seri aku masih miring kayak update-anku 2 taun lalu. Susah yo benerinnya tu mesti satu2 gigi digeser cobak kata dokternya :')

Ohiya. Aku juga udah melakukan cabut gigi. Berapa gigi? Empat gigi gengs! Dua di rahang bawah, dua di rahang atas. Itu nambah biaya lagi ya. Terakhir aku cabut gigi bawah pertengahan 2019 125.000an/gigi (kalo gak lupa), pokonya di atas 100rb aja per gigi. Itu karena rahangku kecil tapi giginya kebanyakan. Makanya sebelumnya bertumpuk sampe ada yg di barisan belakang 😅

------

Overall itu saja gengs yg mau ku update. Terhitung sejak pertengahan 2017, udah mau 3 tahun aku behelan. Aku sih santaii biasa aja. Udah mulai terbiasa juga makan bubur tiap abis kontrol karena ngilunya.

Jadi gais intinya kalo mau pake behel itu kudu mesti wajib sabar. Kontrol teratur, rajin sikat gigi, sabar karena tiap abis kontrol pasti susah makan, makanan gampang nyangkut, dst dst.

Tapi hasilnya pasti juga akan setimpal kok! Jujur ajaa aku jauh lebih percaya diri dengan senyum pepsodentku yg sekarang dibanding ketika susunan gigiku masih belum oke seperti dulu. Pokoknya sampai gigiku berpisah dari pagarnya, aku berkomitmen tuk terus merawat gigi dan kontrol yg bener (aamiin).

Sekian dulu yaa updatean buat sekarang. Share artikel ini ke orang2 yg butuh info behel di sekitar kalian. Jan lupa kalo mau nanya2 boleh kontak ke DM atau komen di bawah yaa. Insya Allah ku akan lebih rajin update lagi.

Arigatou gozaimas thankyou haturnuhun 🙏🙏🙏
.
.
.

#UPDATE KEDUA
-
UPDATE GIGI SEKARANG
(Diupdate 6 Mei 2018)

Perubahannya kerasa banget tapi gak terlalu signifikan (terutama rahang atas). Sebabnya adalah, karena :

1. Tidak sejak awal dilakukan pencabutan gigi graham untuk memberi ruang pada dua gigi dibelakang.
Sekarang, gue udah melakukan pencabutan gigi graham kecil (sebelahnya gigi taring) dan gigi taring gue sebelah kiri sudah banyak bergeser ke belakang untuk ngasih ruang ke dua gigi yang posisinya dibelakang. Next, ada satu gigi lagi yang bakal dicabut (graham kecil sebelah taring bagian kanan) -siap siap gabisa makan- .

2. Kontrol kurang teratur
Nah buat temen-temen yang mau behel, pastikan kalian bisa menyisihkan waktu untuk kontrol teratur (3minggu sekali). Jangan kayak guee yaa :'')
Awal-awal gue rajin kontrol tepat waktu 3 minggu, tapi karena sulitnya cari waktu buat izin kantor, terlebih lagi harus cabut gigi, jadwal kontrol gue jadi terbengkalai bahkan sekarang udah lewat kontrol sebulan lebih. Cabut gigi dan kontrol itu harus di 2 hari yang berbeda kan. That's why.
Jadwal kontrol RSKGM yang tidak fleksibel bagi orang kantor kayak gue cukup menguji untuk pintar-pintar bagi waktu dan minta izin bos :'D

Ohya, kalo kita jarang kontrol atau kontrolnya ga teratur, gigi kita bisa jadi bergeser ke posisi yang diluar rencana perawatan dokter. Contohnya lihatlah gigi seri gue jadi miring gitu posisinya, miring-miring gapenting huhu. I need to go to my doc asappp!!!

Trus juga, jarang kontrol bikin waktu perawatanmu semakin lamaaa! Bisa jadi harusnya waktu perawatan cuma 2 tahun malah jadi 2,5 tahun atau bahkan 3 tahun! Nah, tu biaya yang lo keluarin untuk kontrol pasti makin banyak jugaakk kaann!! Pastinya males dong kalo harus pake behel berlama-lama. Jadi mari kita kontrol, Sarah! *ngomong sendiri*



Ohya,ini ada info-info tambahan lainnya terkait behel di RSKGM :

-jadwal kontrol weekday (Senin-Jumat) disarankan datang sebelum jam 6 pagi supaya jam 9 bisa selesai.
Hari Sabtu kuota pasien dibatasi, Minggu dan tanggal merah lainnya tutup

-pemasangan behel di RSKGM udah sepaket atas bawah, udah aku tanyain juga. Disana gabisa pasang untuk 1 rahang doang. 

-pasang behel di RSKGM harus dari nol. Jadi gakbisa lanjutan dari luar kota. Kalaupun mau pindah ke RSKGM, harus dicopot dulu behel yang udah kepasang di dokter kamu yang sebelumnya.

-kalo ada yang mau nanya hal lainnya ditunggu komennya dibawah yaa, aku usahain secepatnya aku jawab atau kalo ada yang aku gaktau aku bakal bantu tanyain ke RSKGM-nya pas aku kontrol.

#CERITA LENGKAPNYA
(Ditulis 28 Juli 2017)


          Behel. Udah dari tahun 2013 si pengen dibehel. BUKAN BUAT GAYA SUMPAH. Tapi susunan gigi gue emang tidak lurus dan rapi yang mana membuat gue tidak percaya diri untuk berfoto sambil nyengir, hehee. Alhasil kalo foto, gue selalu senyum kecil karena ketidak-PD-an ini.

          BTW gue harus bilang proses menuju gue bisa dibehel itu gak sebentar. Seperti yang gue bilang tadi, dari tahun 2013 udah kepengen, tapi baru tahun ini kesampean. Gue nabung dari hasil kerjaan buat ini behel, kira kira 4 bulanan, dan sejak itulah, proses perubahan gigi gue dimulai.

         Berawal dari search kesana kemari tentang tempat behel yang bagus dan berkualitas, gue agak susah nemuin yang murah. Ada yang murah, di ahli gigi pinggir jalan. Gakmau gue yang ngasal ngasal, taruhannya gigi soalnya. Aset dari Tuhan, nggak bisa sembarangan. Gue sempet cari behel buat rahang atas doang, saking kepengen buru buru benerin ini susunan gigi. Ternyata dari yang gue baca, behel itu baiknya langsung rahang atas bawah supaya.. supaya apa ya.. gue lupa, ehehe. Pokoknya biar lancar bagus dan memuaskan deh.

          Setelah surfing di mbah google, gue memutuskan untuk behel di RSKGM Bandung saja, karena selain dokternya asli (spesialis orthodonti, ada gelarnya Sp. Ort.), biayanya ga semahal rumah sakit atau klinik swasta. Cuma ya ga enaknya Anda harus sabar-sabarin diri buat ngantri setiap kontrol. Jam 6 subuh harus siap standby yah, kalo gak, siap-siap antri ampe siang bahkan sore atau bahkan pulang lagi karena antrian habis. :)


          Okelah langsung saja ke prosesnya. Jadi awalnya, gue datang ke Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut di Jl Riau Bandung hari Sabtu pagi. Gue daftar sebagai pasien baru dan mengutarakan niat kedatangan gue adalah untuk pasang behel. Pertama gue dikasih tiket antrian yang tertulis huruf A xxx, lalu gue daftar pasien baru, ditensi darah pula. Abis dipanggil di antrian pertama, gue ngasih berkas pendaftaran dan dikasih tiket antrian baru dan diarahkan untuk ke lantai 3, menunggu di depan ruang dokter orthodonti.


ruang tunggu di lantai 3

          Gue menunggu kira kira 45 menitan di lantai 3 ini, kemudian nama gue dipanggil oleh seorang asisten dokter sepertinya, soalnya masih muda gitu. Gue masuk dan bilang kalo mau dibehel. Ibu dokter pun melihat isi mulut gue dan dengan ramah mengajak gue mengobrol. Setelah diperiksa, asisten dokter yang tadi manggil gue ngasih penjelasan hasil pemeriksaan. Katanya gue gakbisa langsung dibehel sekarang, harus nunggu kira kira 1-2 bulan. Nanti dari pihak rumah sakit ada yang menelpon untuk mengabari, karena banyaknya yang mau dibehel jadi antri sampe sebanyak ini.

Biaya yang dikeluarkan di hari pertama datang ke dokter :
Pendaftaran pasien baru : Rp 10.000,-
Pemeriksaan dokter gigi spesialis : Rp 20.000,-

          Gue pun dengan sabar mengiyakan sambil ngerencanain buat nambah tabungan. Takutnya kurang gitu kan. Lumayan lah dua bulan bisa nambah tabungan dulu, makan cireng dulu, makan ati ampela dulu, dan lain lain. :-)

                                                                             * * *
          DUA BULAN KEMUDIAN

          Setelah menunggu dengan sabar ternyata tidak ada yang menelpon diriku dari pihak rumah sakit. Padahal gue sebenernya udah gak sabar lagi pengen pasang pager gigi nih. Gue tanya temen gue yang sering berobat ke RSKGM, katanya jangan nunggu ditelepon karena gak bakal ditelepon, orang-orang sana pada sibuk. Langsung aja kesana, bilang udah ikut antrian 2 bulan. Oke, baiklah.

          Gue kembali ke RSKGM mengantri lagi seperti biasa dari subuh hari. Ini sama dah antriannya sama kantor imigrasi, jam 6 pagi aja udah rame banget orang. Kamu dateng kesini jam 8? Silakan menikmati antrian hingga nomor 200++!

          Mengulang proses yang pertama, gue antri di lantai 1, lalu ngasihin kartu berobat, dan antri di lantai 3. Gue dipanggil masuk dan dokternya gak nanya lagi, langsung meriksa. Gue pikir dia lupa kalau gue udah diperiksa waktu itu, ternyata ada rekam medis yang mencatat rekam jejak perawatan gue disini. Heheee gue baru tahu :). Lalu hari itu gue langsung dicetak gigi. Gak nyangka juga sih langsung cetak gigi gini, kirain masih nunggu nunggu lagi. Senang juga rasanya dicetak gigi dengan benda yang seperti mainan Play-Doh anak-anak, warnanya pink, aromanya mint, tapi gak ada rasa apa apa. Bu dokter mencetak gigiku, dan jadilah!

          Lalu di antara gigi geraham gue dipasangi karet biru yang entah apa namanya, yang katanya tujuannya supaya ada space antar gigi saat pemasangan behel nanti.

          *Awal awalnya biasa aja, kayak ada makanan nyempil gitu di gigi. Malemnya, besoknya, lusanya, berhari-hari, karet biru kecil ini sukses bikin gue ingin mencongkelnya karena bener bener bikin gue seakan udah lama punya sakit gigi, nyud nyudan. Linu. Dipake makan allahu akbar, jadi meningan gausah makan lah. Gue jadi sering megangin dua pipi gua, karena nyud nyudannya yang aduhai, bikin gue kepengin mencari tang untuk mencongkel karet biru imut yang ternyata kampret ini. T.T*

          Setelah pencetakan gigi gue diberi antrian lagi oleh asisten dokter untuk mengantri di lantai 1 depan ruang Radiologi untuk proses rontgen. Wow. Cepet juga yak. Gue kira rontgen nya harus di Lab Pramita seperti yang sudah diceritakan orang-orang. Ternyata RSKGM udah ada Radiologi sendiri (apa gue yang baru tahu?).

          Gue mengantri, lagi. Lama banget asli, lebih lama dari antri pertama dan kedua. Ada sejaman gue nunggu sampe nama gue dipanggil untuk masuk ke Radiologi. Saat nama gue dipanggil gue pun masuk kemudian diminta untuk melepas jaket, perhiasan dan jam tangan. Kerudung gue diminta diselipin ke telinga gitu, jadi biar telinganya keliatan aja. Model ninja gitu lah. Prosesnya, muka gue ditempelin ke alat rontgen gitu, dengan dagu yang diposisikan sedemikian rupa, dan gigi gue gaboleh terlalu ngigit rapet ga boleh terlalu mangap. Ribet dah waktu itu, malah gue pengen ketawa karena posisi gue yang gak banget. Kalau gue ketawa, hancur ni rontgen. Wkwkwkw.

          Gue melihat ke satu titik di depan gue, posisi wajah dan gigi gue gaboleh berubah, si petugas radiologi pergi ke ruang sebelah untuk menyalakan mesin ini. Gue berdiri dengan posisi awkward selama beberapa menit. Untung gak ada siapa siapa di itu ruang radiologi. Kalau ada orang kayaknya gue gabisa nahan ketawa.

          Akhirnya proses rontgen Chepalometri dan Panoramic ini selesai. Gue diperbolehkan pulang untuk selanjutnya datang lagi minggu depan untuk pemasangan bracket, yeaaay!

ini kondisi gigi gue sebelum pasang. Ngeri ye

Biaya pada kedatangan kedua :
Pemeriksaan dokter gigi spesialis : Rp 20.000,-
Pencetakan gigi : Rp 85.000,-
Rontgen Chepalometri dan Panoramic : Rp 200.000,-

                                                                                  * * *
          MINGGU BERIKUTNYA.

          Datanglah hari dimana hari pemasangan bracket, yeay! gue gak sabar banget ingin mengetahui akan seperti apa wajah gue setelah dipasang behel Beti Lafea ini. Seperti biasa, datang subuh, antri di lantai 1 sambil nonton sinetron Turki yang ditayangin Tv*ne di tv ruang tunggu RSKGM ini. Lalu dipanggil, dan tunggu di lantai 3. Gue dapat antrian nomor 1 untuk dokter ortho! Nunggu setengah jaman, dipanggilah gue!


          Gue langsung diminta berkumur dan dilihat-lihat lagi isi mulutnya.

         Sebelum pasang bracket bracketnya, gigi gue di scaling (<<kirakira begini nulisnya). Pokoknya dibersihin gitu pake alat yang ujungnya muter cepet, rasanya pahit pahit gitu, tapi gak sakit. Dibersihin karang-karang giginya, lalu berkumur lagi. Ohya, si karet biru juga dicopot, lega banget rasanya, kayak kesakitan gue seminggu ke belakang hilang seketika.

         Terus gigi gue ditempeli lem-lem bening satu persatu, dan dipasangkan bracket bracket mini yang akan menemani gigi gue beberapa tahun ke depan. Pemasangannya kira kira satu jam. Dokternya hati hati banget. Pas masang di gigi rahang bawah depan, diteken gitu. Ada sakitnya, tapi gak lebay juga. Sakit biasa aja. Ohya mulut gue mangap ampir sejam pake alat yang buat bikin mulut lo kebuka gitu deh, tau kan. Gigi gue dan gusi gue terekspos abis karena alat itu.

          Setelah beres nempelin bracket, dokter masang kawat. Pas bu dokter masang rahang bawah bagian depan, beliau mengeluhkan gigi gue berantakan banget. Hehee iya dok mangkanya Sarah pengen benerin nih biar lurus kayak giginya Marquez :-D

          Lalu bu dokter meminta gue untuk memilih warna karet yang gue mau. Karena masih malu malu dan gak mau terlalu menonjol, gue pilih bening aja. Selesailah pemasangannya. FYI, gue gak melalui pencabutan gigi, karena kata bu dokter, mau dicoba dulu tanpa pencabutan, nanti kalau sudah ada pergeseran, akan ada yang dicabut. Seneng sih, karena gue belum siap ompong.

          Pas alat penahan mulut gue dilepas, gue pertama kali mencoba menutup mulut gue. Penuh gini mulut gue haha aneh rasanya. Lalu gue diminta untuk tidak makan apa apa selama satu jam (mana bakal makan orang lagi puasa (gue pasang di bulan Ramadhan)), dan diminta untuk tidak makan yang keras keras. Lalu gue dikasih kertas untuk pembayaran ke kasir dan sebelumnya asisten dokter cowok yang kece memberi tahu gue bagaimana cara menyikat gigi yang benar dengan sikat gigi khusus. Gue juga dikasih kertas pedoman *ceilaaa pedoman* untuk menjaga perawatan behel gue ini.

          Gue pun ke lantai bawah untuk melakukan pembayaran, lalu ke apotek untuk beli sikat gigi khusus dan sikat mini pembersih sela sela gigi yang disarankan dokter. Gue beli satu sikat gigi orthodontic oral B yang buat sehari hari, sikat gigi orthodonti yang buat travel, dan sikat mini satu pack. Totalnya 100rb lebih. Mahal cuy T_T

Biaya pada kedatangan ketiga :
Pemeriksaan dokter gigi spesialis : Rp 20.000,-
Alat Orthodonti cekat dua rahang + pemasangan : Rp 3.955.000.-
Sikat gigi Orthodonti Oral B + Sikat gigi ortho travel + 1 travel pack sikat mini : Rp -+ 100.000,-

            Itulah serangkaian proses dan biaya yang sudah gue lalui dalam pemasangan behel ini. Dokter bilang, perawatan ini akan berlangsung 2-3 tahun. Kontrol dilakukan 3 minggu sekali. Yeah akhirnya terwujud juga keinginanku Ya Allah. Semoga gigiku cepat rapi yaa, Aamiin :-)

setelah pasang

           Setelah pemasangan bracket, gue udah siapin diri untuk merasakan sakit di seluruh gigi seperti yang diceritain orang-orang yang sudah pernah pasang behel di internet. Bahkan gue udah siapin bubur buat sahur dan berbuka (kebetulan pas bulan Ramadhan). Tapi ternyata, yang gue rasakan gak seheboh yang orang orang ceritain deh. Malah kayaknya lebih sakit pake karet biru kecil yang dulu itu. Emang sih antara gigi rahang atas dan rahang bawah kalau bersentuhan tuh.. linu bangaatt. Tapi gue masih bisa ngomong dengan lancar kok, asal gigi gue gak bersentuhan aja (kebayang kayak gimana? mangap mangap :D). Linu linu ada kerasa dikit, tapi gak begitu mengganggu ke guenya. Kira-kira 3 harian gue makan bubur. Hari keempat udah bisa makan mie, bisa ngigit itu luar biasa senang. Senang banget bisa makan enak lagi. Bubur kan kurang menggairahkan. Tapi baru makan selain bubur, telur dadar doang, bracket copot satu. Pas makan bubur pun bracket copot juga. Jadi dua udah copot. Gue search kalau bracket copot harus digimanain, kata orang-orang diemin aja sampe kontrol lagi, asal jangan hilang bracket yang copotnya, soalnya bisa bayar seharga satu rahang. Kaget gue, satu rahang berapaaaa?! Akhirnya gue simpan baik baik bracket yang copot sebaik gue menyimpan Marc Marquez dalam hati gue :-))))))))

          Selain masalah bracket copot, gua gak nyaman banget sama penyangga behel yang dipasang di gigi graham bawah, Sekeliling gigi dikelilingi besi behel. Gak enak banget cuy. Ngeganggu ke lidah. Jadi panas dalam. Belum lagi kawat yang manjangin, dan mencuat di ujung. Ngegores ke dinding gusi, panas dalam lagi. Ga enak banget. Gua sampe beli ortho wax untuk meredam kawat yang mencuat ini, dan bahkan mau motong ujung kawat ini pake gunting kuku saking gregetnya. Tapi gakjadi, because u kno what? Abis gua beli ortho wax, dalam dua hari ni kawat mencuat gak bikin sakit lagi. Gak ngelukain gusi lagi. Gak berguna lah ortho wax gua. Haihhh ada ada aja nih behel :')

                                                                               * * *
          Kontrol pertama.

          Gue langsung diminta memilih warna karet. Kupilih pink keunguan! Biar agak mentereng dikit :D Lalu dokter bertanya ada yang copot ga, gue bilang ada.

          "Wah makannya hati hati ya, rendang dimakan cireng cireng dimakan kamu mah :D" gitu kata dokternya.

          Gue cengengesan, emang iya sih, saking kesalnya makan bubur doang hampir seminggu, pas gigi udah ga linu lagi, gue makan semuanya semau gue sampe kursi pun gue makan :-)

          Bracket yang copot gue kembalikan ke dokter dan diganti yang baru. Bayar lagi, berapa ya, 40rban kira kira satu bracket yang copotnya. Dilem lagi, dilaser lagi sambil disuruh merem. Beres deh. Balik kontrol? Copot lagi! dua minggu kemudian, dua bracket copot lagi! 5 hari sebelum kontrol ketiga, bracket di gigi seri kanan, copot pula! Padahal cuma gagara sikat gigi kekencengan doang, hehehee :') Alhasil gua harus bayar lagi bayar lagi. Shit :(

         Jadi buat biaya kontrol Rp 50.000,-. Kalau ada bracket copot, nambah lagi diluar 50rb itu. Udah dua kali kontrol, gua udah keluar 260rb gara gara copot copot mulu :') Semoga, ga ada kata bracket copot-copot lagi ya. Aamiin.

         Oke sekian dulu cerita behel kali ini. Nanti gue akan posting foto perubahan gue secara berkala supaya kelihatan progress perawatan di RSKGM ini kayak gimana. Ciao everybody! :-)


Btw ini total yang aku bayar dari pertama datang sampai behel terpasang (Waktu pemasangan Juni 2017)

- Pendaftaran pasien baru : Rp 10.000,-
- Pemeriksaan dokter gigi spesialis (3x) : Rp 20.000,- x 3 = Rp 60.000,-
- Pencetakan gigi : Rp 85.000,-
- Rontgen Chepalometri dan Panoramic : Rp 200.000,-
- Alat Orthodonti cekat dua rahang + pemasangan : Rp 3.955.000.-
TOTAL = 4.310.000,-

Biaya tambahan lainnya:
- Sikat gigi Orthodonti Oral B + Sikat gigi ortho travel + 1 travel pack sikat mini : Rp -+ 100.000,- (ini opsional)
- Biaya per kontrol: Pemeriksaan dokter gigi spesialis (Rp 20.000) + Kontrol Aktivir (Rp.50.000) = Rp 70.000,- (update terakhir Juni 2018)

Merantau untuk Mendewasakan Diri

          Gua penasaran banget nih ama yang namanya merantau. Merantau itu apa si? setau gua, merantau itu, meninggalkan kampung halaman/daerah asal/rumah lo untuk waktu yang agak atau bener-bener lama. Mungkin untuk tujuan mencari pekerjaan, atau studi, atau ada alasan lain, gua gaktau.

          Selama ini si di keluarga gue belum ada ya yang merantau jauh terus lama ga pulang-pulang gitu, eh ada si. Ibu gua, udah lama juga di luar. Tapi selain itu kagak ada. Gue nih, ingin banget jadi  the first one yang merantau jauh. Hehehee, entah mau apa dan kemana gue. Pengennya gue, gue pen jadi reporter balap, biar setaun tuh muter muterin bumi terus. Impian gua banget tuh.

          Sebelum lari ke masa depan, tertarik banget untuk 'merantau' di masa sekarang. Kenapa gua kutipin, karena, keknya belum memungkinkan buat gua merantau jauh. Cuma pergi dari rumah aja paling, yah ngekos lah. Nah ini.

          Ngekos. gua pen coba banget. Tapi gakmau yang jadi dibayarin ortu. Kan namanya juga mau belajar mandiri, kalau dibayarin mah ya sama aja boong. Kenapa gua pen coba? Karena selama ini tuh, gua ngerasanya hidup gua terlalu nyaman. Untuk orang seusia gua, gua terlalu hidup dalam kenyamanan rumah. Ga ada hal-hal yang bisa bikin gue hanya mengandalkan diri sendiri, bukan ga ada ya. Ada sih, tapi mostly nya sikap-sikap gua tuh bukan sikap yang berani. Karena gua merasa ada yang menjamin hidup gua. Ngerti ga si. Ya gitulah ya..

          Gua mikir, apabila gua hidup sendiri, ngekos misalnya, sendirian. Gua punya gaji segini, gua punya waktu segini, dan gua harus membuat itu semua cukup buat gua. Ga ada kata, misalkan duit buat beli keperluan besok, gua abisin pake hang out hari ini. Gak bisa. Karena, besok gimana? Kalaupun gua beneran abisin hari ini, besoknya gua bakal langsung kena batunya gitu kan. sementara hidup sama keluarga, menurut gua. Duit buat besok diabisin hari ini, yaudah sih. Kaka, ibu, sodara, pasti bantu. Nah itu yg menurut gua bikin gua ga berkembang, ga mikir.

          Bukan cuma soal duit, soal kebiasaan. ini contoh sederhana doang yang kepikiran ama gua si. Misalkan gua susah banget bangun pagi. Kalau gua dibangunin tapi ga bangun bangun, akhirnya ga cuci baju, masih bisa dicuciin. Kalau sendirian, ga bangun, ga cuci baju, numpuk dah baju. Besoknya kagak ada baju buat kerja/ kampus. Siapa yang malu? gua. Kebayang ga si pembelajarannya.

          Jujur aja gua lebih mudah berubah apabila ada rasa tertekan/ketidaknyamanan/keterpaksaan, yang mau gak mau bikin gua gak bisa ngandelin siapapun. Seperti contohnya saat sma. Gua dari dulu pendiem, ngomong kalo mau ngomong aja. Basa basi? ga bisa banget, kagak ada yang ngajarin. Sebenernya gua emang ga suka banyak ngomong, tapi bukan berarti gua ingin selalu diam. Gua juga senang bercerita dan bertukar pikiran, gua senang dikelilingi orang banyak, ketemu orang baru, ngobrol dsb.  Gua introvert, tau kan orang introvert kayak apa? kalo gatau googling aja. Ya seperti itulah gua.
          Nah jadi waktu sma tuh, gua masuk organisasi. Entah apa tujuan gua waktu itu, yang jelas seinget gua karena waktu itu gua pengen nambah temen. Taunya, dari organisasi itu, gua merasa terdorong untuk lebih speak up. Gua jadi bisa basa basi lah sama orang baru, ya walaupun tetep aja kagak bisa langsung akrab. Senyum dengan luwes kalo ketemu orang baru. Bisa ngomong depan orang banyak, bahkan gua debat calon ketua dan wakil ketua osis waktu sma, di depan orang banyak gua bisa ngomong tanpa grogi gua seneng banget. Gua bisa mengutarakan pendapat gua, dan banyak hal positif lainnya. Itu semua awalnya karena keterpaksaan di organisasi yang ngeharusin gua cuap cuap. Tapi positifnya yang gua dapet tuh manjang, gitu.

         Hubungannya sama topik awal ya itu tadi. Gua lebih mudah berubah kalau ada tuntutan. ga ada tuntutan? gua bisa aja berniat berubah, tapi ujung ujugnya balik lagi ke awal.

         Jadi, insya allah setelah gua ngampus, cari duit yang lebih banyak, gua mau coba ngekos. Hopefully bisa mendewasakan diri gua dan meningkatkan kemandirian gua. Sekian, ciao :-)