Ulang Tahun Blog ke-7 dan Kaleidoskop 2018

           Gak nyangka rasanya blog ini bisa terus aktif sampai menginjak usianya yang ke 7. Gila gak sihhh anak gue umurnya udah 7 tahun aja!! gue masih inget banget ketika gue bikin blog ini di sebuah warnet dekat rumah di zaman SMP dulu. Mikirin nama url-nya masya Allah... lamaaaa benerrr ampe lagi sholat pun gue kepikiran, "nama blog aku bagusnya apa yaaa???"

          Blog ini tuh asalnya mau dinamain karyasarah.com, trus diubah jadi beritasarah.com (beritasarah tuh singkatan berbagi cerita bersama sarah hahaha) dan nama ini sempat bertahan beberapa tahun sampe temen-temen gue hapal. Kemudian gue ganti lagi jadi serbasarah sampe sekarang karena gue suka aja sama nama itu. Blog ini juga isinya gak segmented sih jadi kata 'serba' menurut gue lumayan mewakili berbagai genre postingan yang ada dalam blog random ini. Ke depannya mending segmented gak yah? kayaknya sih bakal tetap serba serbi tapi ada satu tema yang paling menonjol. Mungkin lo sudah tahu apa tema yang akan gue tonjolkan tersebut, hehehee

          Walau udah 7 tahun, rasanya gue masih sangat belum memaksimalkan blog ini dan gue merasa bersalah akan hal itu. Makanya, sebagai hadiah ulang tahun ke 7 ini, ketika gue udah dapet duit (sekarang lagi seret), gue janji minimal bakal beli domain dulu dehh sebelum nyampe hosting atau untuk kemudian mempromosikan besar-besaran blog ini. Gue juga ingin banget bisa kenal ama komunitas blogger supaya knowledge gue tentang dunia perkontenan ini semakin bertambah. Padahal pas awal-awal dulu, gue ampe belajar otodidak html dan meta tag gitu loh demi blog ini. Pokoknya road to 8 kita harus berjayaaaa dan kamu akan kuperjuangkan sayanggg!!!

          Ohiya, kebetulan ulang tahun blog gue deketan ama tahun baru. Btw kalian tahun baruan kemana? kalo gue, kayaknya di rumah aja. Liburan ini kayaknya gue mau di rumah aja. Selain karena cucian numpuk, tapi gue juga lebih nyaman untuk menghabiskan pergantian tahun ini dengan berkontemplasi. Cuy, 365 hari ini lu udah ngapain aja? perkembangan apa yang udah lo buat dalam diri lu?

          Kilas balik, tahun 2018 bagi gue adalah tahun yang dahsyat. Gue gak bisa bilang terdahsyat karena mungkin kedepannya ada kedahsyatan-kedahsyatan lainnya, tapi 2018 ini cukup dahsyat bagi kehidupan gue. Kenapa? karena tahun ini mungkin adalah tahun pendewasaan bagi gue. Banyak banget kejadian yang bikin gue mikir keras tentang apa sebenarnya alasan Tuhan menciptakan gue hidup di dunia ini.

          Ketika lo amat-sangat menginginkan sesuatu sampai lo berkorban habis-habisan tapi ternyata hal yang lo inginkan dijauhkan dari lo. Dan ketika lo amat menghindari sesuatu sampai lo membohongi diri lo sendiri seakan lu gak membutuhkan hal tersebut, tapi nyatanya hal tersebut malah bener-bener menimpa lu. Kemudian lu mencoba membuka diri lu dan menerima hal tersebut sampai lo sudah benar-benar menerimanya, hal itu dicabut lagi dari lo, pergi dari lo, hilang dari lo. Semua itu gak henti-hentinya bikin otak gue dipenuhi dengan ribuan 'kenapa', disertai dengan hujan yang gak abis-abisnya turun dari lingkaran hitam putih. Kalo gue boleh ngeluh sekali aja, gue cuma ingin bilang kalau ini semua 'berat'. Tapi kalo gue bisa gambarin kejadian-kejadian ini dan apa yang bisa gue ambil, gue akan sebut kata 'ikhlas'.

          Gue belajar. Gue sadar kalau tahap seperti ini akan selalu pasti ada. Gue juga yakin setiap hal yang tidak menyenangkan akan berlalu, dan gue tahu pasti gue bisa melalui itu semua. Setiap kejadian yang terjadi pada seseorang pasti ada sebab akibatnya. Pada akhirnya, gue bersyukur karena dari kejadian-kejadian ini gue belajar. Gue bisa mendapat 'sesuatu' darinya. Melihat ke depan, ngadepin tahun baru, gue cuma ingin lebih sayang sama diri gue sendiri. Gue sadar, efek mencintai diri sendiri itu dahsyat banget. Gue bahkan belajar soal ini salah satunya dari hal sederhana, yaitu lagu.

          "Cukupkanlah... ikatanmu..
            Relakanlah yang tak seharusnya untukmu..
            
            Sebelum kau menjaga, merawat, melindungi, segala yang berarti
           Yang sebaiknya kau jaga..
            Adalah, dirimu sendiri..."

           "Bungsu"
           - Kunto Aji

          Eh iya, sekarang udah jam 10.30 malem aja. Sambil dengerin Playlist Album 'Mantra-mantra'-nya Kunto Aji yang masih muter dari handphone gue, kayaknya gue udahin dulu aja postingan ini.

          Buat penutup, ada satu quotes keren yang gue baca dari postingan yang muncul di feeds ig gue, punyanya akun @abdulmz_. Lagi-lagi jadi satu pembelajaran di 2018 ini, lumayan juga lah buat closing postingan ini ya,hehe. Menurut gue, kalimat ini definisi sesungguhnya dari 'sayang sama orang'.

         "Aku tahu bahwa setiap pilihanmu adalah jalan yang tak mudah. Jalan yang tidak bisa lagi kupaksakan untuk menahanmu sebentar karena aku terlalu rindu untuk bertemu. Maka teruslah berjalan, tak perlu khawatirkanku yang kau tinggalkan jauh dibelakang. Karena dibelakang sini, aku akan selalu mendoakanmu."

          Such a beautiful way to show your pure love for someone, right?

                                                                             * * *

The More Informed You Are, the Less Arrogant and Aggressive You Are

22 Desember 2018
10.23 PM

Pikiran ini kembali menjalar kemana-mana. Uang dan si fulan ramai menjejali otak gue. Alhamdulillah gue gak lagi emosi seperti seminggu kemarin. Gue bisa berpikir dengan lebih tenang dan terbuka.

Uang. Jujur saja gue paling gak suka dan gak menikmati ketika melakukan/mengerjakan sesuatu dengan tujuan uang. Gak pernah bertahan lama, gak pernah pakai hati. Gue bukan tipe yang bisa bekerja dengan optimal jika tujuan utamanya hanyalah uang. Sialnya, uang itu kebutuhan. Sialnya, gue butuh uang dan uang menjadi sumbangsih dalam kalutnya pikiran gue. Gue gak mau marah-marah dan mengeluh. Gue hanya berpikir, gimana caranya, di saat gue butuh uang sekarang ini, gue bisa enjoy mencari uang tanpa benar-benar sadar kalo gue tuh lagi nyasar uang. Maksud gue, gue tuh gak bisa yang kayak sengaja nyari projekan demi mendapat uang. Gue lebih suka mengerjakan sesuatu yang gue suka, dan uang adalah bonusnya. Tapi hidup gak seidealis itu. Gue hanya harus bisa menerima bahwa hidup tidak bisa selalu idealis lalu kemudian benar-benar menggerakkan diri gue untuk mencari bongkahan uang tersebut. Sebenarnya, kalau baca-baca akun instagram jouska, dapat uang 10juta itu terasa kecil. Gue hanya harus mengembangkan pikiran dan jalur gue agar omongan gue tadi itu terasa benar adanya. Gue percaya kok akan hal itu.

Kedua. Si fulan. Sebenarnya gue gak suka ngomongin orang di blog pake nama samaran kayak gini. Tapi gue bener-bener lagi berpikir keras tentang orang ini, apa sih yang dia pikirkan dan bagaimana dia memandang gue sampai-sampai keadaan gue sama dia bisa seperti sekarang ini? Gue ingin melihat dari sudut pandang dia, supaya gue mengerti. Jujur aja, saat ini gue mungkin belum 100% mengerti, dan ketidakmengertian juga ketidaktahuan bisa menggiring kepada perasangka, buruk atau baik. Yang gak enak, adalah perasangka buruk. Gue menyadari hal itu. Perasangka buruk parahnya lagi bisa menggiring pada emosi yang menimbulkan sikap yang tidak seperlunya ada. Dan itu semua menjadi hal yang merugikan secara fisik dan mental. Gue ingin sekali menghindari ini.

"The more informed you are, the less arrogant and aggressive you are." -Nelson Mandela


Gue percaya sekali akan hal ini. Setiap gue emosi, gue mengasumsikan kalau gue hanya tidak begitu paham posisi yang sebenarnya, atau ada informasi yang gue belum tahu. Atas dasar ketidaktahuan itu, gue mungkin hanya sedang menyimpulkan hal yang sebenernya aja gue gak tahu, dan itu menggiring gue ke emosi. Harapannya, gue bisa meredam emosi gue itu. Tapi praktiknya gak semudah itu, sodara. Mengendalikan emosi, bagi saya ini, bukan perkara gampang, saya masih perlu banyak belajar. Walau petuah Nelson Mandela tadi cukup membantu ketika saya emosi, membuat saya selalu mulai membahas permasalahan dengan pertanyaan, bukan dengan pernyataan tuduhan yang menyudutkan. Kadang masih kelepasan, saya masih perlu waktu untuk belajar.

Masalahnya untuk si fulan ini, beliau nampak menghindar. Saya pun tidak tahu kenapa. Sebenarnya itu hanya 'sepertinya'. Belum tentu dia menghindar, mungkin dia ada urusan yang gue gak paham, sehingga tidak sempat membalas whatsapp gue selama 12 jam. Yah, apa salahnya mikir positif..

Mungkin gue juga yyang terlalu terkesan 'ngegas' ketika bicara sama dia, makanya menimbulkan perasaan yang gak menyenangkan ke dia.

Inti dari maksud gue sebenarnya cuma, gue cuma ingin bicara, gue ingin mengerti sudut pandangnya, supaya prasangka gue gak menjadi-jadi dan gue bisa beraktivitas sehari-hari tanpa beban emosi yang bikin kinerja hancur. Gue lebih nyaman dengan bicara secara personal, pendekatan individual. Bisa dibilang, gue mengejar informasi dari fulan supaya gue ngerti dan ggue gak emosi lagi, so I can get back my inner peace again. That's it.

Tapi emang ya, ada aja kejadian di kehidupan yang bikin lo belajar biar tambah dewasa. Entah itu lewat orang, lewat finansial lo, lewat keluarga, atau apapun. Yah.. mikir positif aja. Siapa tahu besok-besok lo jadi Jack Ma dan kesulitan lo hari ini jadi bahan cerita lucu nan memorable yang bisa lo bicarain ketika lo diundang jadi narasumber di talkshow-talkshow suatu hari nanti, hahaha. Aamiin.

Nonton Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur


          Oke oke oke entah kenapa gue seneng banget abis nonton film horror sendirian wahahahaha rasanya pengen ketawa ngikik kaya Luna Maya di film tadi iiiihihiihihihihihihihihihih.

          Gue gak akan cerita tentang isi film ini tapi gue akan menceritakan betapa sukanya gue sama film ini!!! Kenapa? karena memang sesuai ekspektasi, dan emang Suzzanna banget, dari segi pemain, alur cerita, isi film, semua mua muanya Suzzanna banget!!

          Buat kalian yang suka sama Suzzanna si Ratu Horror dan ngikutin film-filmnya di era 70-80an, kalian pasti hapal banget gayanya Suzzanna di setiap filmnya, trus cerita-cerita filmnya kayak apa, dan gimana cara Suzzanna menakut-nakuti walau cuma dengan natap pake tatapan kosong. Suzzanna yang sering banget berperan jadi hantu sundel bolong, trus gayanya yang nakal semasa jadi manusia di filmnya, tapi berubah jadi bener-bener serem ketika udah jadi hantu, semua bener-bener punya kekhasan tersendiri.

          Cerita di setiap filmnya juga yang banyak menceritakan soal kehidupan sehari-hari, tentang sebuah keluarga yang dihancurkan oleh komplotan penjahat, lalu si wanita meninggal dan berupaya balas dendam. Dan entah kenapa gue selalu suka dengan konsep balas dendam dan ketika si tokoh-tokoh jahat di film itu hancur oleh pembalasan dendam hantu Suzzanna, gue ikut puasss (jangan-jangan pengaruh karakter scorpio; suka dendaman wkwk).

           Nah, dalam film terbaru yang diperankan oleh Luna Maya ini, ceritanya juga gak jauh dari kehidupan sehari-hari. Ada tokoh suami istri bernama Suzzanna dan Satria (diperankan Luna Maya dan Herjunot Ali) yang sedang berbahagia karena Suzzanna baru aja hamil. Mereka tinggal dengan tiga pembantunya dan hidup sejahtera, sampai ada komplotan penjahat yang membunuh Suzzanna hingga menghancurkan kehidupannya juga suaminya, Satria.

         Walaupun horror, filmnya juga ada bumbu-bumbu komedinya. Sama seperti film-filmnya dulu, yang biasanya bumbu komedinya dimunculin dengan kehadiran Dorman dan Bokir, di film ini juga hampir sama. Tiga tokoh pembantu, Mia, Tohir, dan Rojali, turut andil memberikan kelucuan di tengah-tengah seremnya mimik muka Luna Maya.

          Ohya, pembalasan dendam hantu sundel bolong pada para tokoh jahat juga mirip dengan film Suzzanna yang dulu. Para tokoh jahat mati dengan cara yang mengenaskan dan bisa dibilang, sadis. Bagi orang seperti gue, melihat dendam terbalas, orang-orang jahat hancur, padahal cuma film, rasanya puas gitu, dan senang, hahaha. Bagi sebagian orang mungkin bakal bergidik ngeri liat darah-darah yang bercucuran terutama di akhir-akhir film ini.

           Soal akting Luna Maya, bisa gue bilang doi total banget. Yaa namanya juga dua orang yang berbeda, tentu aja gak akan 100% sama, tapi gue bisa lihat dan ngerasain kalo Luna bener-bener totalitas berusaha semirip mungkin dengan mendiang Suzzanna, dan itu keren!

           Terakhir, latar yang diceritain di tahun 1989, adanya scene Suzzanna main piano dan nyanyi lagu Vina Panduwinata, alur cerita yang sederhana, menurut gue sangat pas porsinya untuk mengingat kembali Ratu Horror Suzzanna dan film-filmnya yang dulu. Singkatnya, film ini udah Suzzanna banget deh. Dapet.

            So, untuk Anda yang belum nonton, monggooo mumpung masih ada di bioskop!

* * *

            Jadi, kenapa gue bisa nonton Suzzanna sendirian? horror, malem-malem pulak. Inilah bukti ke-hardcore-an gue sama mendiang Suzzanna dan film-filmnya. Yah, gimana. Gak ada satupun yang mau nemenin gue nonton Suzzanna, jangankan buat nemenin nonton, nemenin di kala sedih aja gak ada siapapun tuh di samping gue *ehsalahwkwk.

             Gue ini tipenya emang suka yang jadul jadul, Suzzanna lah, Michael Jackson lah, dan kejadulan-kejadulan lainnya. Tapi kenapa gue bisa suka Suzzanna? tahu dari mana? awalnya itu karena, ANTV suka muter-muterin film hantu Suzzanna terutama era 80-an tengah malem, dan gue mulai nonton dari situ. Gue merhatiin filmnya kocak, horror sih, tapi gak serem-serem amat sampe yang bikin gue jadi kepikiran dan kebayang bayang setan. Gue lebih ke mendapatkan pesan moral, hiburan, dan juga kepuasan melihat dendam yang terbalas. Perbedaan situasi kondisi di zaman itu dan zaman sekarang (dari segi berbicara, berpakaian, dan gaya hidup) juga sering bikin gue terhibur dan tertawa.

           Gue suka juga sama akting mendiang Suzzanna yang keren dan emang selalu serem. Kecantikannya dan gayanya yang khas yang paling bikin gue suka. Kayaknya gue selalu suka sama orang yang punya karakter khas deh. Hahaha.

          Film-film Suzzanna 80-an mayoritas udah gue tonton, mulai dari favorit gue Telaga Angker, Malam Satu Suro, Malam Jumat Kliwon, Sundelbolong, Ratu Ilmu Hitam, Ratu Buaya Putih, Nyi Ageng Ratu Pemikat, dan lainnya. Yang gue sebut ini sih yang paling sering gue tonton dan gue hapal alur ceritanya. Saking sukanya, gue suka promo-promoin suruh orang nonton kalo di antv lagi tayang, kan pernah tuh seminggu lebih tiap malem Suzzanna terus di antv. Trus gue juga presentasi soal 3 film Suzzanna favorit gue pas lagi praktek public speaking di DJArie School, hahaha. Gue ceritain dah tuh alurnya ampe dialog-dialognya sampe durasi buat gue ngomong abis. Alhasil temen-temen gue jadi tahu kalo saya ini Suzzanna hardcore fan wkwkwk.

         Btw abis nonton filmnya tadi mood gue naik abis daaann jadi pengen maraton film Suzzanna! Sebelum menempuh kembali dunia perkantoran yang sedang membetekan besok, baiknya saya me time dulu dengan film-film horror Suzzanna yaa! Byeeee

Satu Hari Putih Biru

          Sambil menangis dan hidung yang tak berhenti meler, aku menggas motorku menembus hujan gerimis di Jalan Ganesa. Jalanan yang di sekelilingnya dipenuhi pohon-pohon besar membuat suasana sedihku di sore itu sempurna. Aku menangis cukup lama dan dalam, namun suaranya mungkin tak terdengar. Hujan gerimis membantuku menyembunyikannya dengan elegan. Jadi kalau ada yang memergokiku menangis dan bertanya kenapa, bilang saja "ini mah air hujan".

          Kenapa aku menangis? alasan klasik, merasa sendirian. Saat itu aku sedang merasa bahwa aku adalah tipe orang yang loyal dan tulus untuk orang-orang yang aku tahu pantas menerimanya. Tapi disaat aku butuh sandaran dan teman ngobrol, yang bahkan bukan untuk aku curhati, tapi hanya untuk mengalihkan isi pikiranku yang mumet, tiada seorangpun. Aku bukannya mengharapkan timbal balik atau imbalan dari ketulusanku untuk orang lain, tapi, kenyataan bahwa sebenarnya tidak ada seseorang yang benar-benar peduli kepada satu sama lainnya, membuatku merasa sedih.

          Sedang kalut dengan pikiranku sendiri, aku melihat wajah yang tampak tidak asing sedang berjalan di trotoar sebelah kiriku. Laki-laki berwajah kalem dengan kemeja biru polo sedang berbincang dan tersenyum pada teman disebelahnya. Aku spontan menyebut namanya.

          "*sensor*!"

          Aku benar-benar shock sekaligus senang karena kupikir tidak akan pernah melihat dia lagi. Laki-laki yang pertama kali membuat aku kepikiran tentangnya siang dan malam tanpa tahu mengapa. Laki-laki yang membuatku hampir melabrak egoku sendiri karena ingin membuat dia tahu kalau aku menyukainya. Saat itu aku hampir menyatakan cintaku pada laki-laki itu. Setiap malam aku galau, berpikir keras sambil menatap dan membaca ribuan kali sejumlah teks yang sudah kutulis di SMS, hanya tinggal menekan tombol 'kirim' maka terbongkarlah semua rasaku saat itu.

          Tapi batal, aku batal melakukannya. Aku tahu dia tidak akan menerimaku. Bukan karena dia punya pacar atau apa, dia bukan laki-laki yang seperti itu. Dia bukan laki-laki yang mau pacaran. Sementara aku juga tidak ingin berbohong dengan menyatakan perasaanku tanpa mengatakan bahwa aku ingin dia menjadi pacarku. Aku tidak ingin membuatnya tidak nyaman dan terjebak dengan situasiku. Aku se-sayang itu padanya.

          Bahkan ketika aku sudah menghapus tentang semua laki-laki yang pernah ada di hatiku dan membuang mereka mentah-mentah, hanya dia. Hanya kepada dialah aku tetap menaruh respek, walau mungkin perasaan sebagai perempuan ke laki-laki sudah hilang dimakan waktu. Hanya kepada dia, seandainya aku punya kesempatan, aku akan berani mengakui kalau dulu aku pernah suka padanya sampai memikirkannya setiap malam dan berniat menyatakan perasaan. Karena aku tahu dia orang yang pantas, orang baik. Orang yang tidak akan menganggap rendah perasaan orang lain walau ia tidak memiliki perasaan yang sama.

          Ah, rasanya ingin sekali menyapanya dan mengobrol panjang dengannya. Ketika aku melihatnya di trotoar tadi, ingin aku bertanya apakah dia mengingatku? apakah dia ingat saat-saat di kelas waktu itu? Duh, aku mendadak rindu suasana kelas siang itu.

          Tangisanku berhenti. Ada perasaan sedikit senang yang muncul di hatiku, yang anehnya walaupun sedikit, tapi kesedihanku seperti hilang seluruhnya. Kulanjutkan perjalananku, menembus hujan yang seperti mendukung pikiranku untuk kembali ke masa lalu. Ke masa dimana aku tidak sadar bahwa yang kulalui hari itu adalah hari yang akan ku ingat hingga aku bertemu kembali dengannya, hari ini. Satu hari di mana dia dan aku masih memakai baju yang sama setiap hari, baju putih biru.

Two Failures in A Row

Pernahkah lo niat banget sama sesuatu tapi ujung-ujungnya lo selalu gagal? Pernahkah lo ngerasa putus asa sampe bertanya-tanya apa sebenernya guna lo hidup di dunia? Pernahkah lo merasa kacau dan gak bisa ngelampiasin itu, saking kacaunya lo ingin berontak dan buat onar?

Gue gak serius nanya kok, itu semua cuma hal2 yg lagi gue rasain.

Yah, gue gagal sodara-sodara. Gue betul-betul gagal. Gue merasa gak percaya kalo gue gagal lagi sampe gue bermonolog, "lo beneran gagal Sar. Ini bukan mimpi. Lo gagal buat yang kedua kalinya Sar. Ini bukan mimpi. Yang terjadi kemarin juga bukan mimpi. Kamar gue berantakan sama tisu bekas juga bukan mimpi."

Sodara-sodara, saya ini, manusia yang nulis omong kosong ini, udah ngejar-ngejar supaya bisa jadi relawan Asian Games 2018 dari tahun kemarin. Dari pertengahan tahun 2017. Saya seniat itu sodara-sodara. Sampe saya jadiin wallpaper pengingat buat daftar di kerelawanannya nanti.

Tiba-tiba, saya kelewat deadline daftar volunteer test event 1 hari. Bayangkan sodara-sodara, gondoknya kayak apa. Kelewat 1 hari. Gue waktu itu, bulan Oktober 2017, gondok parah dan sercing sana sini buat mastiin apa kesempatan gue sudah benar-benar musnah. BOOM ternyata Allah masih ngasih gue kesempatan. Gue bisa daftar jadi volunteer buat main event yang diselenggarain pertengahan tahun 2018. Gue sangat amat excited, sodara-sodara. Gue, yang sehari-harinya ngantor ini, rela mohon-mohon sama bos gue biar dibolehin pulang tengah hari sebentar dan nanti janji balik lagi buat bikin SKCK DEMI MENDAFTAR JADI VOLUNTEER ASIAN GAMES 2018. Jarak kantor ama kantor polisi sekitar rumah gue itu 10kman, gue bolak balik jadi 20km dan pas balik lagi ke kantor itu gue kena hujan super gede sampe kerudung gue basah total tapi gak ada ganti (kebayang ga lo gue ngantor dengan kerudung yang bener-bener basah total kayak baru dicuci?).

Gue ga ambil pusing itu semua karena bisa berpartisipasi di kerelawanan Asian Games itu sangat amat penting bagi gue. Lalu gue nunggu nunggu nunggu, akhirnya dipanggil buat psikotes ke Jakarta bulan Mei 2018. Gue langsung izin kantor, siapin tiket berangkat tengah malem, disaat orang-orang minta ganti jadwal psikotes ke panitia, gue mah nurut-nurut aja karena bagi gue gak ada urusan lain yang lebih penting dari menjadi volunteer di Asian Games ini.

Tibalah hari H psikotes, gue seneng dam bahagia banget bisa ketemu orang-orang keren, mahasiswa/i keren, pokonya suntikan semangat banget buat gue yg biasanya males ketemu orang asing ini.

Lalu, eng ing eng... gue melakukan kebodohan yang sebodoh-bodohnya bodoh di seleksi itu. Ya, udah bisa ditebak kalo gue GAGAL.

Kegagalan itu bener-bener memukul gue. Gue galau, gue nangis, parahnya seminggu. Di motor lagi nyetir pun gue nangis. Di kantor lagi ngelamun gue nangis. Di kamar mau tidur gue nangis. Di jalan liat banner-banner baliho baliho Asian Games gue nangis. Dimana mana aku menangis.

Kesedihan gue perlahan memudar saat gue dikasih harapan kalo gue bisa daftar di volunteer Asian Para Games. Gue bener-bener bersyukur walau pas Asian Games akhirnya diselenggarakan kemarin gue tetep aja netes-netes bayi dan kepikiran.

Gue mendaftar di laman volunteer Asian Para Games. Gue bertekad gak akan ngulang kesalahan yang sama seperti di Asian Games kemarin. Gue sampe ikutan les public speaking, sodara-sodara. DEMI INI. Gue panik parah waktu gue udah daftar, tapi ternyata musti pake bahasa Inggris ngisi formnya, sementara gue ngisi pake bahasa Indonesia. Gue langsung tanya sana sini, komen sana sini, DM sana sini, sampe minta tolong temen gue ngecek hasil translate-an bahasa Inggris gue biar perfect. Gue pun dengan tenang dan tentram nunggu hasil pengumuman volunteernya,

Daaaannnn hari ini gue buka email, ternyata ada email dari panitia Inapgoc bahwa gue LOLOS dan SUDAH RESMI jadi relawan Asian Para Games di divisi BROADCASTING, divisi tujuan gue, bener-bener niat mampus lah gue pengin ke divisi ini. Gue diterima tanpa ada tes-tesan lagi kayak Asian Games dulu. Gue udah lolos! Dan tahu apa? Gue harus konfirm di sebuah laman paling lambt 28 Agustus 2018. Dan gue buka email ini hari ini, 4 September 2018. Kalo gak konfirm, nama gue OTOMATIS DIHAPUS dari daftar relawan.

HAHAH
HAHAHAAHAHAHAH
HAHAHAAHAHAHAAHAHAHAHAAHAH
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH

gue GAGAL LAGI sodara-sodara. Dan kegagalan ini dua-duanya disebabkan oleh hal-hal yang gak perlu, alias KEBODOHAN. Gondoknya kayak apa? Jangan ditanya. Nangis mah udah pasti, tapi kali ini gue bener-bener stress  dan muak dan ingin melampiaskan kemarahan gue sama diri gue sendiri ini.
Kalo gak waras gak inget duit rasanya pingin banting-bantingin barang yang ada di supermarket. Masalahnya di kamar gue ga ada barang yang asik buat dihancurin.

Yah, Sar. Ini beneran Sar, bukan mimpi siang bolong. Lu beneran gagal. Abis kegagalan ini gue gak tahu lagi mesti gimana. Gue seperti merasa gak punya apa-apa untuk ditatap. Gak punya harapan.  Ini tuh salah satu step menuju impian gue, cuy. Salah satu step gue untuk melangkah menuju cita-cita hidup gue, tujuan hidup gue masih hidup sampai detik ini.

Padahal segini niatnya gue, sepanik itu pas gue ngisi form pake bahasa Indonesia lalu cepet-cepet gue ganti pake bahasa Inggris. Seniat itu bolak-balik kantor-rumah demi SKCK di tengah hujan gede. Seniat itu naik kereta tengah malem yang ACnya bocor nimpa pala gue sampe gue ga tidur. Seniat itu ngespare duit 1juta di ATM gak gue jajan-jajanin demi ongkos gue kalo-kalo dipanggil ke Jakarta nanti. Gue gak mikirin uang sama sekali, walau katanya nanti bakalan dikasih pocket money yang lumayan setelah selesai event (katanya). Gue gak mikirin itu sama sekali, gue gak peduli. Gue mau nginep dimana nanti kalo gue kepilih gue juga gak peduli. Gue, ingin berkontribusi, ingin berpartisipasi, ingin terlibat di event olahraga, bidang yang paling gue cintai sepenuh jiwa raga, ingin juga bertemu orang-orang keren dan hebat, make friends, dan nyari pengalaman di keorganisasian, kerelawanan, juga ngambil kesempatan buat bekerja lansung di divisi media/broadcasting, karena cita-cita gue ingin jadi jurnalis olahraga!

Udah, itu aja yang gue mau. Tapi kenapa takdir gue gagal lagi dan lagi disini? Apa  salah gue? Apa salah gue? Sampe gue ditakdirkan gak punya kesempatan di dua Asian Games di tahun ini? Masalahnya Asian Games kapan lagi ada disini bok, ada ada lagi juga guenya udah tuwir. Sea Games, Olimpiade, PON? kapan ada di wilayah gue lagi? Rasanya gue kepengen mampus aja.

Gue sampe bermonolog terus nih.
Liat laba-laba, "laba-laba, apa lo pernah merasa gagal dan hancur kayak gua?"
Liat kucing, "enak ya hidup kucing, hidup tanpa punya harapan, hidup tanpa punya cita-cita, jadi gak punya perasaaan harus mengejar sesuatu, gak punya perasaan hancur akan kegagalan. Tapi itulah yang ngebedain hewan dan manusia, hewan gapunya angan-angan. Tapi berat jadi manusia punya angan-angan."
Lagi ada waktu kosong pagi-pagi, "gue gagal. Beneran loh ini."
Lagi diem di kamar sepi, "apa yang mau Allah kasih ke aku sampai-sampai di event sebesar ini, di level internasional ini aku langsung gagal sekaligus?"
dan yang paling parah, "apa guna gue hidup di dunia ini?"


Gue hancur banget coy. Bener-bener merasa hancur sampe rasanya ingin memberontak, bikin onar, bikin kenakalan, bikin kekacauan. Tapi lagi-lagi, itu cuma bikin gue makin muak sama diri gue sendiri. Bye.

Passionate People (Letter to You)

Orang ngelawan dirinya sendiri buat sesuatu itu bisa dibilang, ni orang jangan sampe lo biarin lolos deh, jangan sampe dia jauh dari lo. Karena, as we know, melawan diri sendiri itu berat banget coy. Coba aja, yang pemalu, demi cita-citanya jadi public speaker dia melawan rasa malunya, tampil di depan orang banyak padahal dia malu banget gak nahan. Dia ngelawan dirinya sendiri demi cita-citanya. Padahal bisa aja kan dia

 "ah gak jadi ah gue malu banget. Lagian org kayak gue kayaknya gak cocok jadi public speaker, dan ini juga belum tentu berhasil. Udahlah, daripada malu-maluin."

Tapi dia nggak gitu. Dia dobrak dinding di pikirannya sendiri dan dia keluar dari rasa takutnya demi sesuatu yang dia pengen.

Bayangin, dalam hubungan asmara.
Cowok lo ngerokok, elunya sakit paru-paru. Otomatis dia gak bisa kan ngerokok deket lo. Tapi demi elu, demi orang yang dia niatin bakal terus barengan sampe mati, dia niatin buat berhenti ngerokok. Padahal, yah walaupun gue gak ngerokok, tapi gue tahu it's not easy to stop. But you can, kalo lu punya dorongan kuat di diri lo. Bayangin, tu cowok ngelawan dirinya sendiri, ngelawan hasratnya sendiri demi elu. Yah gak usah soal rokok deh. Tapi ini sama beratnya. Cowok pendiem, dengan segala keawkwardannya dan kecanggungannya, memberanikan diri buat ngedeketin elo. Bereffort bersusah payah ngelawan perasaannya sendiri demi elo yang penting buat dia. Cowok kayak gini mau lo lepasin?

Orang yang punya karakter tertentu mencoba sedikit berubah dan melawan dirinya sendiri demi apa yang bernilai buat dia, ini kind of passionate people who deserves everything they want.

Yah musuh terbesarnya, lawan paling besar, paling dia kenal di dunia ini, yaitu dirinya sendiri, bisa dia lewatin. Apalagi hal eksternal lain?

Coba deh lu sebutin apa hal yang paling takut lu lakuin karena alasan2 tertentu yang asalnya dari diri lu, apa lu sekarang berani untuk ngelakuin itu? SEKARANG JUGA. Kalau enggak, mungkin salah satunya karena lu gak terlalu cinta, gak terlalu sayang, gak terlalu pengen sama hal yang bakal lo dapetin kalo lu ngelawan rasa takut lu itu. Kalau lu berani sekarang, maka dinding-dinding ketakutan selanjutnya akan lebih mudah untuk lu hancurkan.

Ini bukan tentang siapa-siapa. Gue gak nyuruh lo berpikir tentang orang-orang yang terlihat sangat passionate di luar sana. Pun gue gak nyuruh lo buat nyari orang passionate di luar sana buat lo jadiin sobat atau anak buah. Ini tentang diri lo. Apa lo sudah cukup passionate dalam hidup lo? Contoh sehari-hari aja deh yang paling dasar, apa lo bener-bener niat sama agama lo? Apa lo passionate sama agama lo? Apa lo udah berhasil ngelawan rasa malas demi ngejalanin perintah Tuhan lo? Hanya lo dan hati kecil lo sendiri yang bisa jawab.

Kalo lu merasa belum se-passionate itu, hanya lu sendiri juga yang tau apa yang harus lu lakukan. Hanya elu, yang tau apa yang akan lu dapatkan dari kesungguhan lu dalam mengejar hal yang bernilai buat lu.

Ini, tentang diri lu sendiri.

Ini, juga tentang gue.

Ya, ini surat buat diri gue sendiri. Gue sedang berusaha untuk menjadi lebih passionate lagi. Gue mencoba mengingatkan diri gue sendiri untuk melawan rasa malu gue yang gak jelas demi melakukan latihan public speaking. My vocal power is not good yet. I need to practice more and more because Im not talking often in my daily life. Im an introvert btw, and I want to be a public speaker, not something strange but it's like... bertolak belakang right? It's quite hard but Im trying, and will always trying. This is just a piece of reminder for myself who sometimes still following my ego.

Fighting Sarah! You know that we totally deserves our dreams, right? 

Jadi Begini Rasanya Karaoke Sendirian...



          Jadi saya ini lagi kepengen teriak-teriak. Tapi saya gak nemuin lembah hijau indah buat tempat teriak kayak di film-film. Teriak-teriak doang tanpa arti juga kayaknya kurang memuaskan jiwa ini. Kesimpulannya, saya pengen karokean, karena sebenarnya saya suka nyanyi dan saya pikir nyanyi itu salah satu stress reliefku.

          Bagai kerasukan, gue tanpa ba bi bu lagi pas kebetulan lagi di ciwalk langsung mampir ke Studio Karaoke yang ada disana. Waktu itu gue lagi galau berat dan itu bikin gue tanpa mikir panjang  melangkah pasti masuk ke Studio Karaoke tersebut, sendirian, nenteng tas laptop, acak-acakan kayak orang gila. Iya, gue sendirian. Agak tabu rasanya denger orang karaoke sendirian, cewek pula, tapi gak bikin gue mikir dua kali waktu itu. Pokoknya waktu itu gue udah lost my mind, pengen gila-gilaan tanpa gangguan, titik! {{Stress level HIGHH}}

          Walau gue sudah biasa apa-apa sendiri, teuteup aja pas pertama kali ngelakuin suatu hal yang umumnya gak orang lakukan sendiri, gue mengalami dilema, antara logika dan hati #cie


                  Hati: "Entar pas booking pasti ditanya, berapa orang mba. Gue jawab apa ya. Apa gue sandiwara aja sok nunggu temen terus bikin drama si temen gak jadi dateng. Kayaknya sedih banget gitu kalo bilang 'satu orang mba'."

                   Logika: "Alah tai banget si lo sok gengsi banget. Sendiri mah sendiri aja, yang penting udah karaoke, bayar!"


          Akhirnya perseteruan ini dimenangkan oleh logika. Gue pun mantap masuk ke itu studio dan sudah siap bilang "satu orang" seakan-akan itu kalimat sakti tapi ternyata si mbaknya... gak nanyain!

          Mungkin dia udah peka duluan kali ya lihat gue yang acak-acakan ini jalan masuk sendirian, jadi gak usah dia perjelas juga kalau gue booking small room buat satu orang. Dia cuma kasih info jam berapa gue masuk, dan voila! Gue pun tinggal nunggu.

          Akhirnya waktu gue masuk datang, gue langsung masuk-masukin lagu yang lagi gue dengerin akhir2 ini ke playlist. Awal-awal nyanyi masih agak gimanaa gituu. Masih gue jaga suara gue, sebisa mungkin gak sumbang2 amat. Geli sendiri gue dengernya. Takut orang diluar juga denger. Padahal diluar ada siapa juga gue gak tahu.

          Tapi semua berubah setelah 20 menit berjalan. Gue mulai mengeluarkan seluruh suara gue sampe serak-serak dan bergaya ala penyanyi hitzzz. Berhubung gue lagi galau mampus, gue kebanyakan muterin lagu mellow. Sambil nyanyi-nyanyi heboh, gue ngebatin,

           Jadi gini rasanya ya... oh... gilaaaaa sih! karaoke sendirian enak bangeeetttt!!!

          Tatkala karaoke sendiri begini, gue gak nemuin hal-hal yang biasa gue alami pas karaoke-an sama orang.


                  "Duh pengen teriak-teriak nih tapi malu kalo suara gue entar kepleset-pleset." 
                  "Eh lagu ini gue suka tapi kayaknya bakal sumbang abis." 
                  "Duh pengen lagu ini tapi pasti yang lain kagak pade tau." 
                  "Pengen joget tapi kok awkward." 
                  "Ih suara gue kok jelek. Malu nih kedengeran dia." 
                  "Ahhh nada rendah banget nih. Nyanyian gue udah kek orang baca bukuuuu!!" 
                  "Wanjir nada tinggi, suara gua gak sampe!!" 


          Tapi ketika gue sendirian di ruangan karaoke itu, gue masukin semua playlist yang gue suka. Lagu jadul lah, lagu baru lah, lagu Korea lah.

          Lagu Korea entar begimana nyanyiinnya? pronounciation hancur? HAJAR DAH! BODO AMAT!

          Gue kerahkan seluruh suara ini dan menyanyi dengan ekspresi total sambil joget-joget seakan gue lagi nyanyi di sebuah stage, juga berlagak main piano pas opening lagu Adele yang 'When We Were Young'. Dan, gue PUAS banget pas nyanyiin lagu 'No Lie' - nya Dua Lipa ft. Sean Paul. Gue puter lagu itu 2x dan gue joget-joget mampus kayak orang kesetanan. Kebayang gak seorang Sarah joget-joget kesetanan? saking gilanya, dua mic yang disediain di studio itu gue pake dua-duanya berbarengan. ROCKSTAAAAARRRR IS IN DA HOUSE HIYAAAAHHHH!!!!

          Terus pas lagu mellow gue nyanyi pake hati banget sambil masang mimik menghayati lirik lagu yang "GUA BANGET INI!". Pas nyanyiin 'Million Years Ago'-nya Adele, gue berasa lagi ngomong sama orang-orang tentang isi dari lirik lagunya yang baru gue sadar, mostly menggambarkan GUE BANGET (some of the lyrics)! Pun gue ngebayangin Marc Marquez ada di hadapan gue pas gue nyanyi lagu 'Cinta Mati'nya Agnes Monica ft. Ahmad Dhani (jadul parah).

          Masuk ke playlist Korea, gue muter semua lagu Shinee yang upbeat dan lagu Jonghyun yang 'Breath' sama 'Lonely'. Gue seneng parah pas sesi Korea karena bisa bener-bener lepas nyanyiin lagu-lagu Korea yang selama ini gue malu kalo nyanyiin depan umum (pronounciationnya itu loh.. gak nahan bruuuhh!)

          Gue jadi pengen ketawa sendiri pas nyanyiin lagu 'Breath' Jonghyun yang featuring Taeyeon. Itu lagu gue suka banget dan ketika dapet kesempatan bisa nyanyiin lagu ini secara all out, gue nyanyiin pake nada yang wallahu a'lam kedengerannya kek apa. Pas bagian Jonghyun gue nyanyi ngikutin nada cowok yang agak rendah, pas bagian Taeyeon gue nyanyi ngikutin nada cewek yang agak tinggi. "Pokoknya gue bintangnya, suka suka guaaaahhh." << isi otak gua waktu itu.

        Gue memasuki beberapa sesi lagu, sesi Dua Lipa, sesi Michael Jackson, sesi Shinee + Jonghyun, dan sisanya lagu-lagu acak yang gue suka. Sebenernya gue sempet pengen nyanyi lagu Spanyol, tapi ternyata di library-nya gak ada. Padahal gue udah nyiapin lidah buat kebelit-belit nyanyiin berbagai bahasa. Bahasa alien pun kalo perlu gue jabanin dah!

          Tidak terasa gue memasuki menit 1:43 dan gue gak rela konser tunggal ini sudah mau berakhir. Padahal rencananya gue mau bikin ini suara sampe habis, kalo perlu gue jadi juru kunci itu tempat karaoke deh! Pas si mas petugasnya masuk ngasih struk, gue bilang


                  "Mas nambah satu jam ya." 
                  "Maaf mbak ada waiting list." 
                  "HAH!!! Oh. Yaudah!!"


          Sialannn!! harusnya dari awal gue booking buat 3 jam aja langsung! padahal gue udah mikirin berbagai lagu yang siap gue masukkan ke playlist tapi sayangnya gue harus mengakhiri sesi karaoke kali ini, SEBENTAR LAGI!

          Sambil masih gak rela bentar lagi udahan, sebagai penutup, gue muter lagu 'Everybody'-nya Shinee. Pas nyanyi itu gue jadi nyadar kalo ngejaga suara pas nyanyi sambil joged alias dance itu susah banget!! NGOS NGOSAN PARAH!! Tapi gue gak niruin dance Everybody-nya Shinee kok. YA KALI!!! yang ada gue mah bakal salto salto gak jelas!!

          Akhirnya pas lagunya beres di menit 1:58, layarnya langsung di lock sama sistem. Gila lo padahal ada 2 menit lagi. Pengen banget gue cepet-cepet cabut ya!!

          Sesi karaokepun berakhir dengan perasaan gak puas karena gue sebenarnya pengen lanjut sampe 3 jam atau bahkan sampe 5 jam (kalo ada uang). Gue keluar dengan penampilan acak-acakan kayak gembel tapi berlagak sok elegan. Gue abis konser tunggal lohhh!!! -Padahal mah kampretttt-

          Ohya bonusss... gue ngerekam beberapa lagu pas gue nyanyi loh! PD abis tapi ya gatau, pas itu gue pengen rekam aja. Pokoknya pengen sok bintang lah gue. Malah tadinya gue mau live instagram sambil nyanyi tapi untungnya langsung 'sadar' saat itu juga.

Ini top hits yang gue nyanyi sambil rekam:

Illfeel gak lo denger suara gua? Haha. Kalo illfeel berarti kita tidak ditakdirkan bersama #jiahhhh


Dan ini lagu-lagu yang gue nyanyiin di playlist (gak semuanya, yang gue inget aja)

1. Chasing Pavement - Adele (2x)
2. Chandelier - SIA
3. Cheap Thrills - SIA
4. Ben - Michael Jackson << lagu paling jadul dan yang paling gue suka
5. You Are Not Alone - Michael Jackson
6. Instruction - Demi Lovato
7. Childhood - Michael Jackson
8. Wanna Be Startin Somethin - Michael Jackson
9. IDGAF - Dua Lipa
10. Garden - Dua Lipa
11. No Lie - Dua Lipa ft. Sean Paul (2x)
12. One Kiss - Dua Lipa ft. Calvin Harris
13. Titanium - Madilyn Bailey
14. Let It Go - James Bay
15. Here - Alessia Cara << ini lagu kebangsaan gue
16. 7 Years - Lukas Graham
17. View - Shinee
18. Love Like Oxygen - Shinee
19. Dream Girl - Shinee
20. Let Me - Zayn
21. Lonely - Jonghyun ft. Taeyeon
22. Breath - Jonghyun ft. Taeyeon
23. Million Years Ago - Adele
24. When We Were Young - Adele
25. Cinta Mati - Agnes Monica ft. Ahmad Dhani << btw ini satu2nya lagu Indonesia yang gue nyanyiin
26. Blow Your Mind (Mwah) - Dua Lipa
27. Sherlock - Shinee
28. Everybody - Shinee
29. so on

Jadi gimana Sar? mau karaoke sendirian lagi?

MAU PAKE BANGET!!!
KALO PERLU GUE BELI JUGA DEH STUDIO KARAOKENYA!!
WUAHAHAHAHA



Credits:
pic from: coolmaterial [dot] [kom],
edited by myself


catatan: saya terinspirasi banyak oleh kisah2 karaoke sendirian lainnya. Itu salah satu pendorong saya main nyelonong aja ke studio karaoke tanpa basa basi untuk karaokean, SENDIRIAN....*ngomong ala penyiar Ardan Nightmare*

7 Cafe Sepi buat Nongkrong Produktif di Bandung

Surga dunia salah satunya bagi gue adalah cafe sepi berwifi kenceng."
          Kata seseorang bernama Sarah yang nulis artikel ini, alias guaaa hahahahaa.

          Anak millenials sekarang ini kayaknya paling suka ngerjain apa-apa bukan di tempat dimana mereka biasa ngelakuin hal tersebut. Contohnya gue nihh *cie millenials*.
          Berhubung di tiap weekend gue selalu menghabiskan waktu dengan kuliah dan bekerja, yang mana dua hal tersebut gak jauh-jauh dari ngerjain tugas, gue jadi sering nangkring di berbagai cafe yang gue temui di kota Bandung. Tapi karena tujuannya khusus buat ngerjain tugas, gue membutuhkan tempat yang gak terlalu berisik juga suasananya adem dan kondusif. Makanya gue cenderung cari cafe yang sepi dan suasananya bernuansa rumahan, hehehe.
          Sepanjang gue nangkring di berbagai cafe di Bandung, berikut ini cafe yang gue filter dari yang paling enak sampe yang enak aja entah itu buat kerja, menyendiri, ngerjain tugas, wifian, dan lain-lain, pokoknya yang mendukung suasana bebas distraksi dan anti gangguan! Berhubung main topic-nya adalah cafe yang sepi, gue masukkin persentase ramai tidaknya ya, CUMA ADA DI ARTIKEL INI LOH HAHAHA.



          *ohya sebelumnya mohon maaf banget ya karena foto-foto cafenya masih bersumber dari google karena sejujurnya gue lupa banget ngambil foto yang oke buat bikin artikel ini. Segera akan gue ganti fotonya dengan punya gue sendiri ya. Selama foto masih ambil dari google, sumbernya akan selalu gue cantumkan.

1. Caffe Bene

sumber foto: cavinteo [dot] blogspot [dot] kom

          Pertama kali gue kesana sama temen kampus, gue langsung jatuh cinta sama Cafe yang merupakan cafe khas Korea ini. Suasananya bener-bener tenang dan sepi, sama sekali gak berisik. Interiornya mayoritas terbuat dari kayu dan rasanya seperti rumah *cie*. Penerangannya yang cenderung kuning juga lagu-lagu Korea yang diputer bikin suasana terasa hangat dan damai. Wifi kenceng mantap gila, gue aja streaming nonton MotoGP waktu itu bener-bener nyaman dan khidmat *ceilah*.
          Buat makanannya, disini ada berbagai cemilan yang tentunya mayoritas berbau Korea. Ada Patbingsoo yang super gede dan asik banget buat dimakan bareng-bareng, ada waffle yang punya cita rasa cihuy, dan makanan-makanan khas Korea lainnya. Cuma ya karena produk impor, maklum aja harganya diatas rata-rata cafe lain. Walaupun begitu, harganya worth it kok dengan menu2nya. Pokoknya, sekali mampir kesini, siap-siap buat nangkring betah seharian!

Lokasi : Jl. Ir. H.Djuanda No.155, Lb. Siliwangi, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132
Fasilitas : colokan, wifi kenceng
Tingkat keramaian : 15% (sepi dan tenang)
Kisaran harga : < 30.000

2. Iconik Cafe Bandung

sumber foto: pergikuliner [dot] kom

          Cafe Iconik ini terbilang baru, letaknya persis di atas Yamaha JG Asia Afrika. Ceritanya, gue nemu cafe ini pas lagi ngebengkel si Mersi (motor gua). Kan dari dulu gue selalu suntuk tuh tiap ngebengkel, terus pas gue nemuin ini cafe, rasanya tuh seneeeennggg bangaaaadddd. Belum lagi cafenya suasananya enak banget, sepi, anget, juga diputer lagu-lagu via infocus yang ada di area smoking. Kalau lagi ada acara bola, biasanya tu infocus muterin tayangan bola. Dan yang paling gue seneng dari ini cafe, ADAA SHOWROOM MOTORNYAAA!!!! Sebagai pecinta motor gue senank pake banget bisa ngafe ditemenin pajangan motor dan helm yang keren!
          Interiornya rata-rata sama sih kayak Cafe Bene, cuma ya kayak cafe biasa, gak begitu rumahan banget. Mirip-mirip Upnormal deh buat gambarannya. Penerangan khas yang bernuansa kuning bikin betah diem lama-lama.
          Soal makanannya, murah-murah dan mengenyangkan! Menunya lebih ke kayak nasi+chicken gitu sih, minumannya juga universal (dari air mineral, jus, teh, kopi) dan yang pasti ena banged. Hanya gue cukup menyayangkan sih letaknya yang cukup tersembunyi, jadi kurang banyak orang yang tahu. Nongkrong disini buat quality time sama temen/keluarga, atau buat ngautis kerja sendirian, cocok banget. Eh iya, kekurangannya disini cuma satu, wifinya relatif gak begitu kenceng.

Lokasi : Jl. Asia Afrika No.172, Paledang, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40265
Fasilitas : colokan, wifi standar kadang gangguan
Tingkat keramaian : 15% (sepi dan tenang)
Kisaran harga : 10.000 - 50.000an

3. Warunk Upnormal

sumber foto: pergikuliner [dot] kom

sumber foto: welcomehome491111637 [dot] wordpress [dot] kom

          Upnormal itu dari dulu adalah salah satu tempat nongkrong favorit gue. Dari banyaknya cabang yang bertebaran di kota Bandung, gue paling suka Upnormal Ciwalk dan Upnormal Coffee Roaster BEC. Yang Ciwalk walaupun termasuk ramai, tapi suasananya kondusif dan nyaman buat kerja. Yang Coffee Roaster BEC, itu letaknya dalem mall BEC sih, dan gak bisa dibilang sepi. Anehnya, tetep aja cafe ini jadi salah satu favorit gue buat kerja, dan gue gak merasa terdistraksi dengan ramainya BEC. Posisi meja dan view keluar yang adem jadi alesannya. Plus, colokan yang merajalela dimana-mana gak bikin kita kesulitan kalau gadget dan laptop kita abis batre. Waiternya siap nyediain colokan panjang yang bisa dibawa kemana aja lo mau *asal jangan dibawa pulang aja hehehe*. Wifi disini kenceng mantap, ya cuma gak begitu sepi aja. Tapi sekalinya lo pasang headset atau headphone, seisi cafe berasa milik lo sendiri dehhh.

Lokasi :
* Warunk Upnormal Ciwalk: Cihampelas Walk Broadway Street, Jl. Cihampelas No.160, Cipaganti, Coblong, Cipagant, West Java 40131
* Upnormal Coffee Roaster BEC: Jalan Purnawarman No. 13-15A Istana Bandung Electronic Center, G. Blok AA / 01 d, Babakan Ciamis, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40117
Fasilitas : colokan, wifi lumayan
Tingkat keramaian : 70% (ramai tapi kondusif)
Kisaran harga : 25.000 - 100.000an

4. Blue Doors

sumber foto: mixedupalready [dot] kom

          Cafe yang letaknya lumayan tersembunyi di Jl Gandapura (dekat Taman Pramuka Bandung) ini suasananya rumahan banget dan enak banget buat dipake kerja/ngerjain tugas. Berhubung ini coffee shop, jadi menunya tentu saja berbagai macam kopi dan beberapa jenis cemilan. Waktu gue kesini yang gue pesen cuma green tea latte pake topping es krim sih, tapi kakak gue pesen roti gitu dan katanya enak.Rasanya? mantap dah.
          Suasananya pas lagi sepi enak banget buat kerja, kalaupun gak lagi sepi, ya asal lo nempatin tempat duduk yang enak, pasti betah. Wifi-nya walau gak terlalu kencang tapi mengakomodir untuk mengerjakan tugas-tugas kantor ataupun kuliah, asal gosah yutupan aja yak. Disini lo bisa ngopi-ngopi asik sambil ngerjain hal produktif tanpa rasa suntuk karena lagu-lagu keren yang diputer siap nemenin lo sepanjang waktu. Kalo gue nih ya, udah diputer lagunya Michael Jackson, langsung deh, "Ahhhh aku gakmaoo pulaaaangggg" *seketika jadi kuncen*

Lokasi : Jl. Gandapura No.61, Merdeka, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40113
Fasilitas : colokan, wifi standar
Tingkat keramaian : 30 - 60% (tergantung jam lo datang, suasana sepi, tenang, nyaman)
Kisaran harga : <30.000an

5. Hanesa Coffee & Kitchen

sumber foto: pergikuliner [dot] kom


          Pertama gue masuk kesini, gue seperti menemukan 'rumah baru'. Gimana enggak, pas gue kesini di jam-jam biasa orang nongkrong, jam 5 sore, di dalem ini cafe cuman ada gue doang! jelas aja gue bisa milih spot paling enak buat nangkring hingga berjam-jam lamanya.
          Mungkin karena letaknya di perkomplekan bikin cafe ini suasananya jadi nyaman dan tenang, juga gak terlalu ramai orang. Jadi cafe ini cocok bangettt buat lo yang butuh konsentrasi penuh buat mengerjakan apa aja, disertai dengan wifi dan colokan  yang siap menunjang. Lo mau selonjoran juga kayaknya nyaman-nyaman aja, orang gak ada siapa-siapa.
          Soal makanannya, bener-bener bervariasi. Yang gue suka adalah, ada list makanan khusus non MSG-nya, mantap jiwa ga tuh! Cafe sehat ini mah. Makanan yang lainnya dari makanan berat sampai dessert ada. Yang gue beli pas gue kesini adalah waffle vanilla dengan harga yang oke, 25ribuan aja. Minumannya ada kopi, jus, milkshake, dan lain-lain. Cukup bervariasi untuk lo yang pengen makanan dan minuman yang gak itu-itu aja.

Lokasi : Jl. Batununggal Indah Raya No.197 Komplek Batununggal Indah, Batununggal, Bandung Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat 40266
Fasilitas : colokan, wifi
Tingkat keramaian : 10% (super sepi, super tenang)
Kisaran harga : <25.000an

6. Paris Van Java Cafe & Resto Speciality Coffee

sumber foto: id [dot] openrice [dot] kom


          Gue tahu cafe ini dari bos gue pas kita kerja bareng disana. Pertama kali kesana, gue udah suka suasananya yang gak terlalu banyak orang. Menu-menunya lumayan beragam, ada main course, appetizer, dessert, lengkap semua pokoknya, tapi mohon maaf yaa karena gue gak begitu ingat detail apa aja makanannya. Tahu gak kenapa? soalnya tiap gue kesana gue selalu pesen the one and only, PANCAKE GREENTEA!!!! my forever favourite dessert! ah bukan dessert sih itu buat gue, tapi makanan utama! selain itu yang gue inget, disini ada makanan kayak nasi goreng, french fries, jus, kopi, dan sisanyaaaa gue lupaaa *artikel macam apa ini hahaha*
          Cafe ini dibagi dua bagian, di dalem non-smoking, diluar area smoking. Colokan banyak, gausah bawa colokan tambahan dehh. Wifi? surga! kenceng banget! buat lo yang mau nongkrong sambil yutuban, nonton film atau donlot-donlot, ini tempat cocok banget dan bikin pengen nginep!

Lokasi : Jl. Ambon No. 11, Citarum, Bandung
Fasilitas : colokan, wifi super kenceng
Tingkat keramaian : 45% (ramai kondusif, nyaman buat kerja)
Kisaran harga : <20.000an
       
7. Yellow Truck Coffee & Tea

sumber foto: mixedupalready [dot] kom


          Nih gue ke cafe ini malem-malem sendirian loh, biar dapet feelnya *entah feel apa*. Gue seneng banget sama cafe yang gak terlalu besar, sepi, penerangannya kuning dan suasana rumahan, dan Yellow Truck ini memenuhi semuanya! Cafe ini letaknya di Jl. Patuha, jalan yang gak terlalu banyak orang laluin. Jadi ya wajar aja lumayan sepi tempatnya dan gak berisik sama suara lalu lalang kendaraan. Interiornya kayak rumah model lama yang mayoritas berwarna kuning, seperti namanya. Ada area luar dan dalam, cuma gue gak liat ke area luar, karena udah malem, gue yang kedinginan kayak emak-emak rempong langsung duduk cantik di area dalem, di spot favorit, ada senderan dan deket colokan.
          Setahu gue kayaknya area luar ataupun dalem bebas mau smoking apa engga, soalnya gue pas duduk di dalem emang udah disediain asbak dan ada orang yang ngerokok. Tapi sama sekali nggak ngeganggu kok buat non-smoker, karena posisi meja yang gak terlalu berdekatan :) Soal colokan aman, bertebaran dimana-mana, dan kecepatan wifinya lumayan. Cafe ini cocok buat nongkrong berjam-jam, mau sendirian ataupun sama teman. Diputernya lagu-lagu Indie disini nambah tingkat keademan dan bikin lo pengen nongkrong berlama-lama *selama gak ada segerombolan orang berisik yang datang*.
          Menu yang ada disini ada berbagai kopi dan makanan berat sampai cemilan. Gue sih belinya, as always pasti Green Tea Latte, sama sepiring spaghetti yang bikin kenyang. Rasanya ajib dan harganya worth it, cukup lah lo bawa 30ribu doang, kenyang kok, kenyang sama minum :)

Lokasi : Jl. Patuha No.29, Lkr. Sel., Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40263
Fasilitas : colokan, wifi standar
Tingkat keramaian : 40% (relatif sepi)
Kisaran harga : <20.000an


          Oke baru segitu aja cafe yang menurut gue paling cocok buat kalian yang nyari suasana yang hangat, sepi dan nyaman buat kerja ataupun sekedar nongkrong. Next gue akan melanglang buana lagi menyelami dunia perkafean dan mungkin akan membuat artikel tentang cafe dengan tipe yang lain untuk gue share ke kalian semuwaaaa!!! Sampai jumpa di postingan berikutnyaaa!!

Btw yang tahu rekomendasi cafe adem lainnya, sharing sharing ya di kolom komen!
atau kontak gue aja langsung ke sosmed gua di blog ini bagian kiri atas :)
Hatur Nuhun!

Cerita Gembel (Gag Penting)

Hari kamis, 3mei, gue sudah mempersiapkan semua tiket berangkat dan pulang bandung-jakarta demi memenuhi undangan psikotes calon volunteer Asian Games 2018. Gue udah ga terlalu kaget lagi untuk menyiapkan trip sendiri berkat pengalaman Marc Marquez. Dan, trip KAnya gue lalui dengan Alhamdulillah lancar.

00.30-an pagi gue berangkat bareng kenalan yang juga calon volunteer, Teh Feby namanya. Kita beli tiket tujuan Jatinegara, tapi akhirnya kita ga turun disitu. Kita turun di stasiun Bekasi karena saudaranya Teh Feby ngejemput Teh Feby untuk dianterin langsung ke lokasi psikotest dan gue diajakin. Akhirnya kita sampai di stasiun Bekasi sekitar jam 4 subuh dan dijemput dengan mobil langsung ontheway ke daerah Kemang.

Ohya, lagi2, kereta malemnya apek banget dah. Gue udah capek2 booking seat deket jendela tapi ditempatin sama orang yang udah naik duluan di stasiun sebelumnya. Orngnya tidur pula. Geblek. Ya gimana lagi, gue jadi duduk di pinggir, berhadapan dengan para manusia yang tidur sambil merem tentunya, dan ada beberapa yang sambil mangap. Sialnya, gue duduk persis dibawah AC yang sepertinya rusak. Tu aernya muncrat2 ke pala gue beberapa kali ampe kursi gue basah. Ya bagian belakang gue jadi basah juga, dan itu annoying banget. Gue jadi pengen marah-marah ama bapak sebelah gue yang seenaknya ngerebut posisi nyaman gue dengan meninggalkan tempat banjir sialan ini. Ujung2nya gue cari kursi kosong lain karena gue muak dikeramasin AC.

Jam 5 subuh, kita sudah sampai di LPPI. Benar-benar nyubuh dalam artian sesungguhnya. Trus kita ketemu dan kenalan ama calon volunteer lainnya yang otw dari Malang. Kalo lo tanya kenapa banyak yg jauh2 ke Jakarta buat tes ini, iya. Emang perjuangannya pada ga maen-maen banget, bahkan perjalanan 13jam pun dilakoni. That's what we called with totality.

Oke,pas psikotes gue ketemu orang2 luar biasa. Tapi skip cerita soal psikotesnya karena pikiran gue bener-bener runyam terutama pas tes FGD. Gue gaktau bakalan lolos apa engga.
Jadi langsung aja ke inti cerita yakni kegembelan gue hari ini.

Abis psikotes beres, Teh Feby ketemu orang yang asalnya dari Bandung juga, dan dia nawarin pulang bareng pake mobilnya. Tapi, gue udah terlanjur booking tiket KA, udah bayar pula, premium pula. Gue ga rela dah kalo gue harus sengaja angusin tiket dan pulang nebeng bareng mobil. Yaudah lah gue belain aja ngelantung dulu dari jam setengah 2 ampe nunggu kereta dateng jam 6 sore.

Dari Kemang, gue langsung ngojol ke Gambir lah. Si abang gojek entah kenapa ngegas banget (motornya).



Padahal gue gak lagi buru-buru, tapi dia nyetirnya mwantap abis. Jadi aja jam 2 uda nyampe lagi, padahal gue bingung mau ngapain.

Terbersitlah di otak gue buat jalan2 sekitar Gambir aja. Ni stasion bagus, keren. Gue explore aja kali ya, kali kali gue bisa jadi marketingnya *apaaan

Trus gue ke bagian belakang, gue liat monas jelas banget. Ah, gue situ aja deh. Kebetulan gue adalah orang katrok sedunia yang belum pernah ke Monas selama 20 tahun gue hidup. Jadi kayaknya ini waktu yang pas buat mengunjungi Monas itu.

Gue search bentar cara ke Monas dari Gambir. Ternyata tinggal jalan dikit doang. Di maps kira2 cuman 300m. Nyatanya? Gue berasa jalan 1km tau gak, gara2 hampir semua pintu masuk sekeliling Monas dikonci semua. Ada beberapa orang yang kayaknya berasal dari Jawa Timur minta petugas yang jaga disitubuat bukain pintunya. Tapi petugasnya ngarahin mereka untuk jalan dikit lagi ke pintu utama yang dibuka. Gue tanya salah satu ibu2dari gerombolan itu dan akhirnya gue ngikutin mereka.

Tapi ternyata, jalan yang gue tempuh itu gak dikit lagi tapi sangat panjang. Mana sepatu gue bikin kaki gue lecet parah pula. Gue jalan sambil nahan sakit tapi berkat kesendirian gue gue mampu menghadapi semua ini. *kesendirian adalah kekuatan*

Setelah menderita lama, akhirnya gue nemuin pintu masuknya. Pas mau masuk gue ditanya ama polisi yang jaga disitu.

"Sama siapa dek? Sendirian aja?"
"Iya pak." Gue udah khatam banget sama pertanyaan ini.
"Wah berani amat! Hati hati yaa!"

"Iyaa." Dengan nada sok ramah. Gue bukan tipikal ramah yang mencoba untuk ramah. Tapi dalam hati langsung keluar sarkasnya,"ngapa harus ga berani? Emang ente cowo tapi bedua duaan, idih."

Lalu gue memasuki pintu monas dan akhirnya melihat tugu khas Jkt tersebut. Buset dah, jalan ke dalem pun jauh. Tapi disitu anginnya enak, gak angin panas loh. Gue sambil masih meringis nahan sakit lecet (ini serius gue ampe susah jalan) mencoba menelusuri tiap sudut monas ini.



Pohon entah apa namanya yang bagus untuk difoto

Sialnya lagi, gue nyari-nyari pintu masuk ke tugunya ternyata harus pake kereta khusus gitu. Gue mau jalan lagi bener-bener udah gila sendiri dan akhirnya cuma duduk depan monas, seakan berhadapan, saling menatap.

Gue mellow lagi. Inget tes FGD. Inget Marquez juga (gue lagi kumat tiap hari gabisa berhenti mikirin Marquez). Kenapa gue gak bagus di semua hal yang gue kerjain?

Gembel parah

Terus gue nyetel lagu Jonghyun aja deh dan bikin ini. Sebenernya itu gak langsung nyetel si, download dulu. Ribet dah.




Abis itu gue diem bentaran disitu menikmati angin. Trus gue jalan2 lagi sekitar monas yang sebenernya maksud gue itu adalah nyari jalan buat balik ke stasiun. Gue udah muter2 dan ga nemu, malah nemu ini. Yaudah gue foto ama dia aja. Kayaknya dia gaksuka ama gue. Buktinya abis gue wefie ama dia dia langsung kabur. Eh, cing, yakin lo gamau suka ama gue?


Gosah nanya soa kerudung, gue pake kerudung cuma di kampus sama kantor doang

Lalu jam menunjukkan jam 4 kurang. Gue harus bergegas buat balik ke stasiun. Sialnya lagi, gue gaktau cara baliknya gimana. Jalan yang tadi kok kayak berubah (apa gue yang gila?). Dan lagi, kedua HP yang gue bawa mati habis batre. Gue juga udah bener2 fucked up sama kaki gue yang udah sakit semua rasanya.

Daripada makin sakit, gue copot aja sepatu gue. Gue jalan pake koskaki doang.


Bodo amat dah diliat orang, gue gatahan kaki gue sakit. Tapi tiba2 ada orang yang nanya gitu kaki gue kenapa. Nanyanya baik2, dan gue juga bilang gue baik2 aja. Tapi dia dengan nada yang baik namun sedikit memaksa minta gue buat nunjukkin luka lecet gue ke dia. Gue gak pengen diobatin sama dia, gakmau. Gue berusaha fokus dan waspada kalau2 dia ada niatan lain sama gue. Gue bersikeras kalau gue baik2 aja dan dengan terpaksa untuk meyakinkan dia memakai kembali sepatu gue (sambil nyengir2 sakit). Akhirnya gue langsung berjalan menuju pintu tadi gue masuk lalu kemudian mencari kemana jalan untuk balik ke stasiun gambir.

Abis itu gue jalan jalan jalan, tapi kayak muter2in Monas doang. Gue gak nemu2 itu stasiun padahal jelas2 letaknya tadi di depannya Monas itu sendiri. Shit! Kaki gue udh gabisa diajak kompromi, gue udah mulai jalan terpincang-pincang tapi gue gak mau menye-menye menyesali jalan2 gajelas bgini cuma karena kaki lecet. Ok ini sakit, tapi, ini bukan apa-apa dibanding experiencenya.

HP gue yang atu mati, yg atu kuotanya abis dan critically low. Gue gaktau musti ngapain, nanya ke orang kayak orang congo takutnya dibego begoin, keliatan bukan orng lokalnya. Yaudah gue mengikuti nasihat2 para solo traveler, bahwa, ikuti aja kemana kakimu melangkah. Udah gue ikutin arah kaki gue ngelangkah tapi kagak nyampe2. Gue tanya lah seorang bapak yang sedang mangkal dengan bajaj-nya. Tadinya gue mau minta dianter sama bajaj-nya, sekalian nyoba moda transportasi itu. Tapi kata bapaknya tinggal lurus doang. Oh, yaudah. Gue lurus, kagak nyampe juga. Kaki gue makin menggila, dan hujan turun. Oh, baiklah. Saatnya kita tanya ibu2 yang lagi duduk di halte itu.

Gue tanya ibu itu, tapi gue gak paham ama penjelasannya. Yang ketangkep ama gue cuma, gue harus jalan lebih jauh lagi. Akhirnya gue diem dlu di halte itu sama ibu itu dan ngobrol dikit. Trus gue bilang apa naik bajaj bisa, ibu itu bilang bisa, trs ibu itu mau manggilin bajaj gitu buat gue. Duh baek banget. Lalu gue pun bilang biar gue aja yang manggil supaya bajajnya minggir, dan akhirnya gue dapet bajajnya. Sambil ninggalin ibu itu dan bilang makasih, gue merasakan excited naik bajaj pertama kali. Walau cuma berapa menit, tapi asik!



Akhirnyaaa setelah mendaki gunung lewati lembah, gue kembali lagi ke gambir. Sialll gue musti jalan lagi when it hurts me so damn much. Gue dah terpincang-pincang pun kelaparan lalu mendaratkan diri di KFC. Ngga ada yg murah tapi selumayan KFC, jadi gue gak cari opsi makanan lain. Sambil mikir, gue udah jalan sekian meter dan udah bakar banyak kalori tapi gue isi lagi pake junk food trus apa gunanya dong diet gua!!!!
Tapi tetep aja gue makan, laper.



Setelah mengisi perut, gue pun menunggu kereta Argo Parahyangan Premium yang bakal cabut ke Bandung jam 6 sore. Kereta datang, gue tenang, lalu ketiduran bentar. Trus mau order pop mie tapi di KA gak jual, yaudah deh bikin cerita ini. So, sekian! Gag penting kan? Ekekwkwkw

Kebingungan

Gue udh ngepost hal2 positif belakangan ini di blog ini. Yah lumayan cape juga memaksakan diri trying to be positive, gue berasa jadi Mario Teguh. Yang namanya manusia kan ada positifnya ada negatifnya, gak mungkin positif terus, bukan malaikat.

Jadi, gue lagi berpikir, sometimes, disamping gue berusaha untuk terus menjadi baik seperti orang-orang sekitar gue yang gampang gaul, gue juga ingin jadi diri gue sendiri.

Bisa gak sih, mungkin gak sih, ada yang nerima gue sebagai diri gue sendiri yang 100% apa adanya? Gue yg kalo ketawa super receh tapi  sekaligus jg susah ketawa, gue yang males ngobrol, males basa basi, males balesin chat, suka gila sendiri kalo ngangkat telepon, suka pengen pura2 tidur kalau ada yang video call, gue yg sarkas, gue yang imajinatif, senengnya ngomongin masa depan, seneng jalan2 gajelas, gue yg gabisa berekspresi lewat wajah, gue yg membingungkan, gue yang kelihatan ga nyante padahal dari sononya emang begono, gue yg kek nahan ketawa padahal kagak.

Gue mikir, cape juga terus2an mikir keras nyari bahan obrolan biar orang ga bosen. Cape juga pura2 excited sama topik jomblo dan nikah. Cape juga harus nyari kata-kata yang pas biar orang seneng atau biar orang ga kesinggung. Cape juga pura2 masang wajah excited padahal gue sendiri gatau gimana cara berekspresi. Cape juga sosoan senyum ramah padahal gue lagi ga kepengen senyum.

Sometimes, gue pengen jadi diri gue sendiri aja. Ga usah maksain diri nyari bahan obrolan, gausah maksain diri ketawa buat jokes yg menurut gue gak lucu, gausah segan untuk ngomong to the point seperti yang gue mau, gausah maksain diri jadi ramah dan warm, gausah maksain diri buat basa-basi, gausah maksain diri keliatan punya kehidupan yang asik, gausah maksain diri untuk berekpresi lewat wajah dan fisik, tanpa perlu takut disalahpahami.

Tapi gue juga punya ketakutan yang lain. Kadang gue ketemu orang-orang yang super baik. Gak kadang, Allah ngirim gue banyak orang yang gue juga heran, kok lo baik banget sih sama gue. Bahkan disaat gue sangat dingin sama mereka, mereka tetep baik. Gue takut kalau gue menunjukkan diri gue yg dingin, sarkas, dan expressionless, gue takut orang-orang baik ini lama-lama ninggalin gue. Gue takut mereka nyangka gue ga excited, gue gasuka, gue bosen, gue benci sama mereka when Im definitely not. Gue biasa disalahpahami tapi gue gak pengen orang-orang baik ini salah paham sama pandangan gue terhadap mereka. Gue sangat suka dan ngehargain orang-orang baik ini but I dont know how to express.

Gue gak malu, gue gak pernah malu, gue males. Males berekspresi, males angkat telpon, males ngobrol, males basa basi. Malesnya lebih cenderung ke, gak bisa. Gak bisa berekspresi dengan baik, gabisa keliatan semangat. Gue ga bosen, sama sekali nggak. Gue suka dengerin orang, banget, apalagi hal positif yg ningkatin wawasan, tapi gue gaktau cara mengekspresikannya lewat wajah gue yg flat ini.

Gue suka ngiri, iya iya gue tahu ngiri itu gak boleh, tapi ya gue memang pernah merasakan ini. gue ngiri ama orang yg mirip gue tapi bisa tetep jadi dirinya sendiri. Kibum Shinee, yang sarkas, tapi temen2nya ttp suka ama dia, nerima dia, seperti biasa. Itu caranya gimana ya? Apa gue jujur aja gitu, jadi diri gue apa adanya? Tapi gue mah lebih seringnya disalahpahami.

 Gue ga begitu peduli tapi sekaligus peduli sih akan penilaian orang. Gue ga peduli org mau mikir gue negatif atau apa, tapi yg gue peduli kalo itu ngaruh ke aspek2 yang lain. Kayak misalnya gue ga semangat kerja, gue moody-an, gue ga suka aktivitas yg banyak when Im definitely not. Makanya gue bingung, gue harus gimana sebenernya?

#TermasClash


Ayang-ayangku yang entah kenapa terlibat perang mulu :')

***
           Sambil makan bihun kuah asin pedes yang masih panas, mari membahas sedikit tentang motogp yg sedang hangat kemarin ini, dengan kepala dingin tentunya. Walaupun makannya yang panas panas, kepalanya tetap dingin ya, karna kita bukan panci yang bisa dengan gampang dipanasin, ok. Wkwk

           Ohya biar makin santai gue nyalain lagu dulu ya, emm... kayaknya yang adem aja deh. Heaven dari Isyana, Afgan dan Rendy Pandugo. So, let's start!

           Tapi, di artikel ini gue ga akan bahas full tentang Argentina GP, karena pas live siaran gua malah ketiduran sampe setengah jalan (sial banget kan). Jadi gue gabisa bahas jalannya race karena tidak melihat langsung. Kericuhan yang terjadi di awal start pun gue gak lihat deh :( padahal pas gue full standby GP Qatar, ga ada sesuatu yang menarik terjadi :( Ok kenapa jadi curhat. 

           Balik lagi, jadi gue hanya akan membahas apa yang disebut dengan Termas Clash dari sudut pandang gue tentunya ya. Jadi mohon maaf dan harap maklum saja kalau ada ketidaksengajaan pendapat yang subjektif. Wkwk btw kek apaan aja ya judulnya clash kayak abis perang dunia ke 3 gitu wahahaa. Tapi Termas Clash ini pastinya bikin Dorna (promotor MotoGP) bahagia luar biasa sih, karena motogp jadi up dan viral. Duid murudul gitu looo.

***
           Jadi, seperti sebagian dari Anda sudah tahu, kemarin di GP Argentina, Marc Marquez diganjar penalty hingga 3x dalam 1 race karena melakukan banyak pelanggaran. Mulai dari pelanggaran pas  sebelum start (gue kurang tahu kronologisnya karena ketiduran), nyenggol Aleix Espargaro, dan nyenggol Valentino Rossi hingga crash. 

           Pertama, gue bakal bahas dari sisi objektif, selogis mungkin, semoga. Berhubung gue adalah fans dari dua orang ini, mohon maaf kalau ada kesubjektifitas-an yang tidak disengaja dalam bahasan ini ya.

         Jadi, kalau dilihat dari kacamata netral, udah jelas kalau gaya balapnya Marquez di GP Argentina ini seradak seruduk banget. Ugal-ugalan, kayak lagi gak berpikir jernih. Gaya balap seperti ini jelas sangat berbahaya bagi dirinya sendiri juga untuk orang lain. Marquez emang orangnya ngotot, gaya balapnya juga awalnya dulu di Moto2 begitu. Tapi saat ini udah beda. Bagi seorang yang telah memegang gelar 4 kali juara dunia MotoGP, Marquez gak pantas melakukan kesalahan seperti ini, -bahkan gue pun, saat Marc lagi balap kemarin, gue greget pengen ngebuka helmnya, ini beneran Marquez bukan?-. Gaya balap seperti ini menunjukkan rasa tidak hormat bagi rider yang lain, karena hal yang paling utama dan dijunjung tinggi bagi setiap rider adalah keselamatan. Di saat rider lain mati-matian mengupayakan keselamatan, Marquez membalap dengan cara seperti itu. Dalam hal ini memang bukan hanya Marquez, tapi juga Zarco, Petrucci dan mungkin ada beberapa pebalap lain yang luput dari pemberitaan. Tapi yang kita sedang bahas adalah Marc Marquez. Jadi mari kita fokus.

          Apakah Marquez harus dihukum? iyalah! menurut gue pribadi sih, sebagai seorang awam yang gak ngerti buku peraturan Race Direction, gue pikir hukuman seminimal-minimalnya yang harus dikasih ke Marquez itu skors 1 balapan atau start paling belakang di race selanjutnya. Tapi hukuman apa yang dikasih? yaa yang seperti Anda semua sudah tahu, segitulah hukuman yang dikasih, entah akan ditambah atau tidak. Gue gakbisa menjudge hukuman ini cukup atau kurang, karena sekali lagi, gue gak ngerti buku peraturan Race Direction (RD) dan gak lebih banyak pengetahuannya dibanding petinggi-petinggi juga pembuat keputusan di RD. Hanya dari pandangan seorang yang mantengin motoGP cukup sebentar, gue rasa, hukuman minimal untuk Marquez seringan-ringannya itu start dari paling belakang di race selanjutnya, atau dilarang balapan 1 race. Disamping dari apa yang disebabkan (Espargaro berpotensi crash, Rossi malah udah sampe crash), Marquez pantas diganjar hukuman tersebut karena berulang-ulang membuat kesalahan dalam satu waktu. Inilah yang gue pikir menjadi hal yang mempertimbangkan hukuman untuk Marquez.

          Segitu aja pendapat dari sisi logika menurut gue, karena ya memang segitu aja pokok permasalahannya. Kalau urusan Marquez sengaja atau enggak, terus tanggapan Rossi itu berlebihan atau memang pantas, itu sudah ke wilayah subjektif, yang artinya, tidak ada yang bisa membuktikan kebenaran dan kevalidan dari hal tersebut. Nah, berhubung gue punya banyak sekali pendapat akan hal ini, gue akan mulai mengeluarkan unek-unek gue. Sekali lagi, ini adalah pendapat/opini ya, ok. Jadi pastilah ada perbedaan diantara kita *cie

          Mulai dari pendapat Vale tentang kesalahan Marc ini mengotori ajang balap motor MotoGP. Pendapat gue, hemm... kalau 'kotor' itu bahasanya berat dan keras banget gitu ya. Jadi mau ngejudge kesalahannya Marquez 'mengotori' MotoGP, rasanya sangat amat banyak yang harus ditelusuri dan dipelajari dulu sebelum langsung judge 'mengotori'. Tapi menurut gue pribadi sih, kesalahannya Marquez ini nggak ampe 'mengotori' gitu, karena dia berbuat salah dan  telah dihukum. Yang begini juga sering terjadi di balapan, walaupun ya, kesalahannya Marquez bukan sesuatu yang bisa dimaklumi. Rider yang mencoba menyalip, tapi melakukan kesalahan dan tanpa perhitungan, sehingga membuat rider lain kena masalah, gue tanya, kalian sebelumnya sering liat yang kaya gitu ga? kalau memang kesalahan Marquez yang kemarin itu mengotori MotoGP, berarti dari dulu udah banyak banget dong pebalap kotor :D ehehehe

          Kalau boleh mengambil contoh, menurut gue sih, tindakan yang mengotori MotoGP itu team order dan kelakuan mas Biaggi yang nyikut Rossi di Jepang 2001 dulu. Kenapanya? ya ntar lah dibahasnya. Sekarang fokus ke #TermasClash .

           Terus, apa Marc sengaja ngelakuin semua kesalahan itu? menurut gue, semua orang melakukan kesalahan. Kenapa Marc melakukan kesalahan berulang-ulang dalam satu waktu, sekalipun dia udah kena hukuman tapi dia tetap melakukan kesalahan? itu cuma Marc yang tahu kenapa. Yang jelas gue pikir, bukan suatu hal yang tepat untuk menjudge begitu saja kalau Marquez ini sengaja. Kecuali lo tau apa isi otaknya atau lo adalah Tuhan. Baru bisa judge.

          Tapi selama gue mantengin gp, yang gue yakini adalah, pada dasarnya, nggak ada pebalap yang mau bikin celaka lawannya.

          Hem.. flashback nih. Waktu Sepang 2015, kalau dilihat dengan mata telanjang oleh orang yang gak ngerti MotoGP, pasti nyangkanya, "itu yang biru ngejatuhin yang merah." Tapi, apa kenyataannya benar kayak gitu?

            Btw lagi, setelah Sepang 2015, kan Vale diwawancara tuh. Dia bilang begini,

          "I dont wanna make him crash purposely, I don't kick him, I don't wanna make him crash."

          Gue, tanpa ragu, 100% percaya Vale gak bermaksud sama sekali untuk bikin Marc crash saat itu.  Kalau gue ngeposisiin diri sebagai dia, misalkan ada yang nyalip gue secara arogan di jalan, gue pasti kesel kan tuh. Terus gue ngejar dia nih, pengen bikin dia marah atau seenggaknya ketiban sial kehalangin bis yang gede jadi gak bisa ngebut. Tapi ternyata tindakan gue nyerempet-nyerempet dia bikin dia malah jatuh dari motornya dan luka luka. Apa itu memang tujuan awal gue pengen bikin dia sampe 'separah' itu? enggak kan. Tapi apa gue bisa dibenarkan walau gue sama sekali gak bermaksud bikin dia sampe kayak gitu? tentu saja enggak. Gue tetaplah salah, walau gue gak bermaksud macam-macam. Gue pasti dibawa ke polisi, dan semeyakinkan apapun gue ngomong kalau gue gak bermaksud kaya gitu, pasti gak bakalan ada yang percaya. Karena apa? tindakan awal gue pun udah salah. Oleh karena itu, gue pantas dihukum. Dan saat itu, Vale dihukum. Kira-kira begitu.

           Terus yang sekarang, Marc juga diwawancara, dan dia bilang gak pernah ada niatan untuk membuat lawan crash. Jadi, apa Marc sengaja pengen bikin Vale jatuh? ya, silakan saja dipikirkan dengan kepala dingin. Kalau belum dingin, coba kunyah es batu. Kalo belum dingin juga, ya gapapa, ntar pas udah mati badan dan otak kita jadi dingin dengan sendirinya kok. Ehehee

           LALU, gimana tentang tanggapannya Vale?Jangankan dia, gue sendiripun gendok beraaatt Vale crash. Secara gue ngarep banget dia bisa segera meraih gelar ke-10nya. Dan finish di pos 19 yang mana gak dapat menghasilkan poin itu adalah sebuah kerugian besar. Emosi? pasti. Apalagi kegagalannya disebabin sama faktor eksternal. Pokoknya, jangan tanya dah kekesalan Vale kayak apa, gue sendiri gakbisa bayangin. 

           Hanya saja gue agak menyayangkan kenapa Vale harus melontarkan statement-statement seperti itu, seperti Marc sengaja, permintaan maaf dari Marc hanya pencitraan. Gue sempet gak percaya dan berpikir mungkin itu hoax pas baca berita yang memuat statement Vale tersebut. Beda aja rasanya, ya walau bisa dimaklumi. Namanya manusia pasti punya emosi.

          Juga ada satu hal yang gue pertanyakan, kenapa orang-orang responnya (yg gue liat di sosmed) mostly kayak yang seneng dan puas gitu ngeliat apa yang dilakukan Uccio (temennya Vale) pas Marc dateng mau minta maaf. Bahkan memuji-mujinya. Tbh, menurut gue pribadi sih, cara Uccio menyikapi keadaan itu agak gimanaaa gitu. Kurang srek lah gue. Itu menurut gue pribadi ya. Kalo soal kenapa Uccio harus bersikap kayak gitu, gue kurang tahu, ya bisa jadi kulturnya orang barat beda, gue masih belum banyak cari info. Tapi akhirnya mah balik lagi sih, setiap orang punya cara merespon yang berbeda-beda. Trus, respon kamu gimana? :)

***

          Sebetulnya, pandangan gue terhadap keseluruhan balapan Argentina musim ini hampir sama kayak statement-nya Opa Agostini. 


          "Apa yang terjadi antara Marc dengan Valentino juga telah terjadi pada semua pembalap. Itu terjadi pada saya, itu terjadi pada Valentino, dan bahkan itu terjadi pada Johann Zarco yang membuat Dani kecelakaan.
          Seperti apa kata Rossi, bahwa Marquez sengaja menyenggolnya, itu tidak benar. Tepat setelah balapan mereka semua sedikit gugup dan mereka melebih-lebihkannya.” (Giacomo Agostini)

          Nah begitulah kira-kira opininya Opa Ago. Kalau bagi para fans sih, situasi ini pastinya diluar dugaan, dan fans-pun jadi tidak terkendali, hahaha. Tensi panas, emosi naik, wajar. Tapi kalau otak ikutan mendidih, tolong dikondisikan secukupnya saja yaa :-D

          Ohya, menurut gue lagi, apa yang bikin insiden ini dijudulin 'clash', dan yang bikin orang-orang jadi super heboh ya karena ini melibatkan dua pemeran utamanya MotoGP, Vale dan Marc. Padahal seperti kata mbak Lucy Wiryono, main issue yang sebenernya itu gaya riding Marquez yang tiba-tiba 'liar' lagi dan dia membuat banyak kekacauan sepanjang balapan. Tapi yang banyak diangkat adalah, Marquez sengaja, isu balas dendam, trus banding-bandingin dengan Rossi vs Gibernau 2005, banding-bandingin Rossi vs Stoner 2011. Bahkan pas ada berita lagi ngomongin Aleix dan pertengkarannya dengan seseorang di twitter, ada yang nyangkut pula netizen bawa-bawa nama Rossi, lalu nyebut Aleix sekongkolan Andorra Clan lah dan sebagainya. Apa pula ni orang xD hahaha

          Emang sih, siapa yang gak kesulut, apalagi yang sumbunya pendek, ngeliat Marc 'nyenggol' Vale ampe jatuh. Langsung keluarlah folder Sepang 2015 di otak masing-masing. Nah inilah yang menurut gue jadi penyebab permasalahan ini terlalu merembet kemana-mana, bahkan terlalu dilebih-lebihkan oleh sebagian orang. Padahal mah kalo difokusin, permasalahannya cuma satu, riding style Marquez yang tiba-tiba menggila dan itu jelas kesalahan, dan dia pantas dihukum. Udah itu aja. Ga ada hubungan ama Andorra Clan, posisinya Gibernau pas 2005, dll. Kondisi treknya aja udah beda, sirkuitnya aja lain tempat.

           Terlepas dari itu semua, insiden ini bikin MotoGP jadi hot, ya ga si. Viral lagi, dan mungkin saja FIM&Dorna diam diam senank, ya kan. Wahaha.

          Sebagai penikmat GP, mari lihat saja apa yang  akan terjadi selanjutnya. Kalau udah gini sih pasti seru! Jangan lupa doakan Dovizioso atau Pedrosa juara dunia untuk yang pertama kalinya di kelas MotoGP. Kalau gue sebutin antara 46 dan 93 yang gue jagoin buat championship, bisa-bisa dihadang massa lagi gue, hahaha.

           Btw gue sadar banget nih tulisan gue ini bisa saja mengundang hujatan untuk diri gue sendiri yang dianggap beralih mendukung Marquez sepenuhnya, atau bisa juga disangka dari dulu emang pendukung Rossi yang cuma berkamuflase (gue bisa mikir kaya gini dilandasi pengalaman gue dgn tuduhan netizen beberapa waktu lalu wkwk). Tapi gapapa, risikonya jadi, yang kalau kata Kpopers mah, multifandom, hadapi saja dengan cara menawarkan es batu lalu ajak kenalan. Ujung-ujungnya juga nonton bareng, wkwkwk. Mau? 

          Wah, pas banget, bihun udah abis, gue kepedesan, jadi cukuplah sekian dan selamat malam.