Pola Pikir

          Semua yang terjadi sama aku selama tahun yang aku cap sebagai tahun-tahun kelam, yaitu 2017 - 2019 (yang semoga tidak berlanjut), mungkin semuanya memang bersangkutan total dengan yang namanya pola pikir.

          Semuanya bisa dikendalikan dari otak. Iya, otak bisa mengendalikan perasaan. Kalo aku melihat diri aku sebagai orang lain, aku melihat diri aku sedang berada dalam gejolak emosi yang sangat parah, dan aku kelabakan mengatasinya. Mungkin ini adalah salah satu part paling berat di hidup aku yang pernah aku laluin sampai saat ini, secara mental.

          Aku kayak lagi kelabakan dan kebingungan. Manusia yang bingung trus ditimpa masalah jadi tambah bingung. Aku yakin aku di versi dewasa akan melihat aku yang sekarang dengan perasaan sedih dan ingin merangkul. Karena ya, aku yang sekarang bener-bener kayak terombang-ambing sendiri.

          Terombang-ambing dengan pikiran sendiri.

          Kesulitan aku mengontrol perasaan aku yang lagi bener-bener mendominasi kehidupan aku ini bikin aku gak produktif dan banyak membuang waktu. Betul-betul banyak banget merenung, dikit-dikit maunya tiduran, berpikir. Trus kalau perasaanku kesenggol, hancur sudah. Hancur, malah pas awal-awal bisa sampe 3 hari gabisa ngapa-ngapain. Sekarang, masih sama, hancurnya sampe gabisa ngapa-ngapain tapi alhamdulillah jadi lebih sebentar, cuma 1 hari. 1 haripun itu mengganggu banget. Coy seharian lu nangis guling-guling merenungi hal yang terjadi, trus abis itu baru bisa bangkit sedikit-dikit. Susahnya minta ampun.

          Sepanjang 2019 ini, hampir setiap bulan aku mengalami itu, karena sebuah masalah yang gak kunjung usai. Bener-bener dari Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember, tiap bulan melalui fase naik turun up and down karena sebuah masalah yang bener-bener menyiksa.

          2017 akhir aku mulai hancur, 2018 awal - pertengahan aku hancur lagi, mulai membangun goal aku sedikit-sedikit lagi, mulai ada secercah harapan, jelang akhir tahun aku dapet masalah baru. September 2018 - Desember 2019 bener-bener 1 masalah yang amat sangat mengganggu sampai mendorong aku mencari pertolongan lain.

           Detik ini, aku masih merasakan masalah itu. Masalah yang tinggal di diri aku, di pola pikir aku. Ya Allah kalo aku boleh minta supaya jenis masalahnya bukan yang kaya gini, aku pengen minta gitu. Tapi kalo udah dikasih aku, artinya aku bisa lewatinnya.


Sar,
kamu udah lewatin banyak hal, kamu udah jalan sejauh ini
yuuk ngelangkah lagi
Makasih banyak ya atas semua kekuatan, kesabaran, juga atas kesalahan-kesalahan yang terjadi,
maafin sarah ya, maafin semua kesalahan kamu, maafin semuanya, keadaan, orang, apapun, siapapun, pelan-pelan terima dan maafkan ya...

Sar,
kangen kan sama masa dimana kamu bisa ceria dan sering ketawa tiap hari?
kangen kan sama masa dimana kamu bicara dengan percaya diri sama siapa aja?
kangen kan sama masa dimana kamu semangat dan terus mencari hal produktif yang kamu kerjakan?
kangen kan sama masa dimana kamu enjoy ngerjain tugas semaleman?
kangen kan sama masa kamu bisa ikhlasin apa yang bukan buat kamu?
kangen kan sama masa dimana kamu bisa berbuat baik dan menebar senyum tanpa berharap timbal balik?

Sar, 
ayo kembalikan lagi masa-masa itu.
Jadiin masa-masa itu datang lagi dan malah lebih baik lagi
perlahan jadi percaya diri lagi,
kubur semua perasaan insecurities
muncul dengan diri kamu dengan versi terbaiknya

Semua yang Hilang Pasti Diganti

          Malam ini Nadin menyapa dari layar komputer. Nadin memulai pertunjukannya dengan prakata yang mengesankan. Setelahnya, ia menyanyikan Sorai, lagu yang membuatku mengenalnya.

          Nadin berkata, "Apa yang tidak kalian dapatkan hari ini, akan digantikan dengan yang jauh lebih baik di kemudian hari."

          Ya. Betul Nadin bilang. Cerita kehilangan hari ini bukanlah bab yang baru kumasuki. Aku pernah melewatinya berkali-kali, dan mungkin akan melewatinya lagi, kuharap hanya sekali-sekali. Karena semua yang aku miliki di dunia bukanlah milikku yang sebenarnya. Semuanya pemberian Tuhan, yang juga akan kembali padaNya.

          Tidaklah mudah untuk ikhlas, tapi akan indah jika menatapnya dengan hati yang lapang. Bukanlah mudah membentuk lapang di tanah hati yang sedang hancur. Kau hanya perlu menunggu. Tunggu hingga lukamu sembuh. Hari itu akan datang. Seperti saat kau kehilangan pertama kali, hal itu sudah Ia ganti. Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja.

Nilai Diri (Cara Kamu Menghargai Diri Sendiri)

6 Oktober 2018,  11.17 PM

I read a sentence from a youtube video last night,

It says,
"How do you value yourself?"
and
"We dont deserve to be treated like shit."
Actually this is from one of Gitasav's video, and this sentences makes me think soooo hard. Gue berintrospeksi dan berefleksi diri, seperti yang biasa gw lakukan tiap malem.  danGue menganalisis memikirkan kembali apa yang udah gue lakukan sebelum detik itu.

How do I value myself?

Bagi gw sendiri, memberi nilai ke diri gw itu adalah dengan tidak memandang rendah diri sendiri.

Dont think that u dont deserve something u want.
Dont think that ur value or in this case like, prinsip hidup lo, itu gak ngaruh dan ga penting.
Dan jangan biarkan orang memandang rendah diri kamu.

Gimana caranya supaya orang gak memandang rendah diri kamu?
Ya dengan kamu menghargai diri kamu sendiri.

Oke, ini terlalu muter-muter. Gue bicara yg sederhana aja dah.

Setiap orang pasti punya nilai atas dirinya sendiri. Mungkin orang lebih mengenal harga diri deh. Cuma menurut gue, kata 'harga diri' itu lebih ke pride dan gengsi. Beda sama nilai diri, itu kayak prinsip hidup yg lo pegang dan jalani, yg berpengaruh kepada cara lo bersikap sama diri lo sendiri dan orang lain, cara lo berpikir, dan cara lo memandang segala hal. Yang nantinya, dari bagaimana 'cara lo hidup' sesuai nilai yg lo pegang ini, akan berpengaruh pada cara orang lain memperlakukan lo secara pikiran dan perbuatan.

Contoh nilai yang gue pegang, adalah

1. How I treated myself

Bagi gue, cara paling tepat untuk menyayangi diri sendiri adalah dengan terus memperbaiki diri terutama dari segi pengetahuan. Intinya adalah, kalo lo sayang sama diri lo sendiri, lo pasti akan selalu haus untuk belajar dan penuh dengan rasa ingin tahu.

Love myself = Never stop learning

Guys, lu sekolah, lu belajar, lu les, itu lu lagi ngapain sih?
Investasi waktu lu dengan menukarnya dengan ilmu.
Seberapa penting ilmu?
Terlepas dari ilmu bidang apa, lo tau lah seberapa dahsyatnya orang yang berilmu dan terus belajar.
Lo juga tau segimana dihargai dan dicari orang yg punya suatu keahlian/ilmu di bidang tertentu.
Orang yang selalu belajar itu sangat memungkinkan dia buat berinovasi dan jadi kreatif.


2. How you react to something

Menurut gue, cara gue menghadapi sesuatu itu mencerminkan siapa gue sebenarnya.
Bagaimana gue menyikapi serangan eksternal? (Ngadepin orang julid, ngadepin omelan orang)
Bagaimana gue menyikapi serangan internal? (Ngadepin emosi sendiri)
Bagaimana gue memandang apa yang terjadi di dunia? (Nyikapin seseorang yg melakukan sesuatu, negatif atau positif)
Bagaimana sudut pandang gue dalam menilai orang lain? (Cara gue berpikir tentang orang lain)
Bagaimana gue mengontrol pikiran gue sendiri (cara gue ngendaliin pikiran gue sendiri dalam berbagai aspek)

3. How u treat people
Kindness = coolness

What u do showed the value of urself.

Gue baca sebuah buku, yg isinya 30 Teladan Nabi Saw dalam pergaulan

Dan isinya bagaimana cara Nabi bersikap dan berperilaku terhadap orang lain, yang menjadi tolak ukur orang lain dalam menilai Nabi as a person.

Gimana cara lo memperlakukan orang lain, pasti akan menjadi tolak ukur orang lain dalam memperlakukan elu.

* * *

Oke, tulisan ini gue buat hampir setahun yang lalu, saat gue lagi semangat-semangatnya mempelajari suatu hal baru yang gue yakin akan bermanfaat ke seeeegaalaaa aspek hidup gue ke depannya.

Belakangan ini gue bahkan lupa sama apa yang gue tulis sendiri dan dan ketika scrolling notes di hp gue, gue menemukan tulisan ini. Cukup bagus dan reminding sekali, so gue memutuskan untuk mempost tulisan ini sekarang!

(I didnt write the conclusion, only the points but I just want to post it without thinking about how good or proper this article is)


Objektifikasi Perempuan

          Udah lama gak nulis blog. Blog memang tempat yang pas ketika gue mau numpahin 'pikiran-pikiran berat' yang ada di otak gue. Kenangan, pertanyaan, pikiran, orang, pengalaman, semuanya gue taro sini. Kangen juga, kayak ada sesuatu yang terlupakan ketika lama gue meninggalkan blog gue ini.

          Ohya, kali ini apa?

         Gue pengen bicara tentang satu hal sehabis nonton videonya kak Gita. Kak Gitasav ini emang selalu bisa mancing gue untuk ingin bicara karena topiknya, the way she talk, selalu related dengan gue. Videonya judulnya, "Senyum dong, Neng!" (sila search di yutup).

         Isi dari video tersebut, tentang objektifikasi terhadap wanita, tentang kepatriarkian dan seksisnya sebagian (mungkin bisa dibilang besar) dari masyarakat kita, masyarakat Indonesia.

          Pasti lu sebagai cewek pernah deh disiulin atau dicatcallingin di jalan sama entah siapa. Abang-abang, mas-mas, sampe anak-anak bocah seragaman sma yang beraninya keroyokan. Kalo lo cemberut atau gak nyaut pasti bilang,

"Jangan judes gitu neng,"
"Senyum dong neng."
"Assalamualaikum neng cantik."
"Judes nih.."

          Mana ada mas-mas lewat trus dicengcengin, "hey mas, senyum dong! jelek kali cemberut gituu." (kecuali ama mbak-mbak tanda kutip)

          Seakan-akan lo sebagai cewek harus selalu tersenyum, harus nampak ramah, harus manja-manjaan, bisa digodain gitu aja. Sebagian orang mungkin mikir, "ah namanya juga cowok, emang suka begitu." atau bahkan lo sendiri mungkin berpikir manusia berjenis kelamin pria wajar melakukan hal seperti itu.

          Gak cuma secara verbal. Pernah gak, lo deket-deketan sama temen cowok, atau cowok yang baru kenal, trus mereka kayak pengen deket-deket, pengen modus-modus secara fisik. Trus lo berpikir hal tersebut hal wajar karena mereka adalah cowok. Gue, gue adalah salah satunya. Dulu gue mewajarkan hal ini, cowok yang suka modus ngerangkul, pengen salaman, pengen deketan. Gue pikir hal tersebut wajar karena mereka cowok.

         Tapi sekarang, gue sadar dan gue menyesal membiarkan cowok jadi mewajarkan perilaku salah mereka sendiri akibat pemakluman dari gue yang salah besar. Cowok, dan cewek, sama-sama manusia yang punya nafsu dan suka pengen modus. Seneng liat lawan jenis yang sesuai kriteria dari segi apapun. Tapi manusia dikasih akal untuk mengontrolnya. Jadi ketika seseorang yang sama-sama diberi akal tapi gabisa mengontrol dirinya sendiri dengan akalnya, gakbisa dimaklumi gitu aja. Harus diingatkan, harus dikasih tahu. Jangan sampe ada cowok yang mau-mau aja disamain sama binatang yang boleh nyalurin nafsunya ke mana aja dan ke siapa aja.

          Trus ada hal lain yang gue pikirin dan baru gue sadarin. Kebetulan muka gue bisa dibilang gak ada ekspresinya, wajah datar, atau mungkin buat orang yang tau, muka gue bisa dibilang resting bitch face. Gara-gara video kak Gita, gue baru nyadar, iya ya. Resting bitch face cuma berlaku buat cewek. Dalam kalimatnya juga ada kata 'bitch'. Cowok mana ada disebut RBF. Yang ada disebut cool, macho, keren, kalo muka-mukanya jarang berekspresi atau nunjukin ekspresi datar jarang senyum. Gue jadi bertanya-tanya, kok bisa ya?

          Apa bener cewek itu selalu diidentikkan dengan keramahan, kelemahlembutan, senyuman? makanya kenapa bisa ada istilah 'Resting Bitch Face' buat orang-orang 'berbeda' yang punya muka jutek karena dianggap sesuatu yang 'lain'?

          Pikiran gue merembet kemana-mana, berhubungan dengan cewe yang diidentikan dengan 'penghibur' ini. Pernah ga sih lo merhatiin cewek-cewek yang 'lugu', 'agak bodoh', 'telat mikir', tapi bikin ngakak (tidak dalam konteks bullying), lebih disukai, mudah didekati, asik digodain atau dibecandain, atau jadi spotlight? buat gue pribadi, gue sering lihat yang kayak begini. Sering, banget. Gue sendiri pernah jadi jenis cewek macam itu, bahkan sekarang pun mungkin masih di beberapa lingkaran tertentu. Semacam jadi 'bahan hiburan'.

          Ohya, kenapa gue kasih tanda kutip di masing-masing kata diatas? karena, bisa jadi karakter atau tingkah laku mereka itu cuma pura-pura. Mungkin aja cewek-cewek tersebut sebenernya gak begitu, mereka cuma bertingkah seperti itu karena dengan hal itu orang-orang membuat dia jadi spotlight, jadi tokoh, untuk sering dibecandain, disebut terus namanya, dianggap ada, merasa ada di sebuah lingkaran. Kenapa gue ngomong begini? karena gue, bener-bener pernah kayak gitu. Gue pada aslinya emang proses mikirnya cenderung deep dan lama. Dan ketelmian gue itu jadi hal yang lucu dan gue jadi sering digodain dalam tanda kutip dibecandain sebagai temen. Bully bully bercanda gitu istilahnya, dan itu somehow nyenengin. Siapa sih yang ga seneng diperhatiin, jadi spotlight? hellowww.

          Tapi gue berpikir juga, kenapa sih gue kayak gitu? gue emang telmi but that's not the whole me. Kenapa gue senang dan berusaha terlihat dengan sisi 'bodoh' gue untuk jadi perhatian orang?



          Maybe it's just me but I just want to say this. Gue kadang berpikir karna gue ga ramah, ga suka banyak senyum, settingan default muka gue judes dan lemes, dan gue gak terlalu suka basa-basi, bikin gue jadi jenis orang yang tidak lovable. Padahal apa sih standarisasi dari orang yang 'lovable'?Gue mikir, kenapa gue gak fokus ke sisi lain dan membiarkan orang menyukai gue just the way I am? Ngapain berusaha diakui dengan cara berpura-pura goofy? sok manja? sok jomblo? sok-sok sobat misqueen? dipikir-pikir shitty banget. Di hari tua, apa yang gue ingin orang ingat tentang gue? kebodohan gue? ketelmian gue?

          Gue pernah baca sebuah tweet. Yang terjadi di lingkungan ini,

"Cowok akan merasa percaya diri jika isi dompetnya bagus, cewek akan merasa percaya diri jika penampilannya bagus." 

            Dipikir-pikir, bener juga, tapi.. kenapa? apa cewek merasa lebih diakui jika 'tampilannya' bagus? Gue malah suka minder sama cewek-cewek cantik instagrammable berkulit putih mulus yang kayaknya bisa narik perhatian cowok by how they look, kenapa? kenapa gue gak fokus sama 'isi' (termasuk dompet) untuk jadi merasa percaya diri? kenapa harus, cowok berduit banyak bisa narik perhatian cewek, cantik ataupun biasa aja, dan itu keliatan sebagai sesuatu yang wajar. Kenapa cewek yang berduit banyak dan berpendidikan tinggi malah keliatan menakutkan dan bikin cowok jadi ciut?

           Gue ternyata lupa, dan gue merasa teringatkan lagi berkat videonya kak Gita. Statement terakhir tadi, berlaku buat cowok yang kayak gimana dulu? cowok yang insecure sama dirinya sendiri dan ngarep punya cewek cantik untuk membuat dia terlihat 'wah' karena mampu ngegaet cewek cantik? ngapain minder gara-gara cowok kayak gitu? padahal bisa aja salah satu alesan cowok dapetin cewek cantik (bagi sebagian mereka) adalah untuk meningkatkan pride mereka, doang. Don't change just because of them. They don't worth you.

           Cowok -sebagian besar- mungkin akan selalu suka cewek cantik, ramah, yang lembut, yang mengayomi, yang dibawah pimpinannya. Tapi jangan jadikan keinginan mereka sebagai patokan untuk bagaimana kita harus bertingkah laku. Do what you want to do, be your truly self. Gue juga, gak akan berusaha untuk jadi orang lain untuk membuat orang suka sama gue. Gak semua cewek sama, cantik, lembut, ngeksis. Tapi semua cewek itu berkarakter, just like men. Jangan lagi takut memperlihatkan karakter kita hanya karena takut tidak sesuai dengan standarisasi-standarisasi dari cowok atau dari masyarakat yang gak berdasar.

          We are human. We have characters. We will love each other, karena karakter kita, bukan karena bagaimana kita terlihat atau bagaimana kita bisa memenuhi standar-standar sosial yang sebenernya cuma full of shit doang. :)


So that's my opinion, xoxo.

Facing Truths

          Im stressed but this is better than few months ago. For the first time after a long long long time ago, I have a problem again with feelings, feelings for a man. You kno, I always focusing myself to Marc Marquez because Im kind of lazy to involve in a story with boys like what I did last time was in high school. I just dont want to, I wanna focus in chasing my dreams.

          But guess what? it happened again. Things I avoid, came to me. While trying to upgrade myself in knowledge and skill, accidentally, I got involved in a weird relationship with a man. I've never imagine, even a bit, before, that I would have this kind of story with this man. I was really protecting myself with my thoughts about him, because, I just respect him.

          He tried to get close to me. Like what I said, I respect him a lot, and to be honest, it's ok for me he wants to be closer with me. At that time, I had no feelings for him but only respect, that's all. I try to respect him also as a human, human who must have feelings. A man, who could have an interest to a woman.

          Honestly, the way he tried to get close to me, was a bit scary. At first, instead of feeling happy because someone I respect wanted to know me more, I was scared because he felts so different and did something I've never expect he could do that. I tried to tell him, I wasn't comfortable with what he has done, and asked him to don't do that again. I deserve for respects.

          After that, he changed. He took back my respect, and I started to feel comfortable to do many things with him. Things I feel I dont want to do that at first, I finally did. The problem is, I already told him, I didn't have any feelings for him, and he agreed me, we don't have any 'official' relationship. When we want to be together, we will. At first, he tried to make time with me almost every day, and I was ok with that, I think if I feel happy and this not causing problems, so what?

          After 1 or 2 months, we didn't have time as much as the beginning. We just spent time together once a week, once two weeks, until once a month. Now? it's not a routine anymore. And guess what? it becomes problem for me, I think my feelings has changed. I got attached to him, I want to be with him, not only for fun, but as a friend, a partner. A friend who can share many things to each other, talking about many ideas, talking about our experiences, about life, deep talk. I love deep conversation, and I feel comfortable to do that with him.

          I told him I might be like him now, but I can feel he doesnt have any other plan for this story with me. Is it totally my fault? I don't know. But one thing I know, you can't control anybody's feelings. That fact makes me sad. After I know about other bitter truth, he might still thinking about another girl. That was hit me so much, I felt sooooo down, it's like the worst moment ever in my 20years life. From my point of view, from my ego, I am the woman who stay beside him these days, trying to do my best for me and him, stay beside him while he wants fun, but what? he thinking of another girl. This might be not right, but the fact shows that this is almost definitely true. I just can't face this truth. I can't.

          I can't count how much time I spent thinking of him and crying the truth. I dont want this, but it's in my head. The moments, the memories, the conversations, totally in my head, I can't help myself with this.  I've been doing things I shouldn't do, I got sensitive emotionally, feels like I dont know myself anymore. Huge effects, right?

          I know he dont to the same thing. He dont even know what my goals, what I want in this life, what I feel right now. He dont know and maybe dont wanna know, oh ok, he dont fuckin' care. I know he might be just thinking of his goals, his business, a girl he wants to spend time with for life, his parents, his life. I know. There might be no space for me even a little.  Finally, now I realized, this is something I couldn't expect more.

          I try to avoid any truth that will hit me again. Im tired, Im done. I know he can get over this easily, not like me. I know he just wants fun, I know how he look at me, I know he dont have any feelings for me, I know how I look when I try to ask him his time. I definitely know. Im just tired, tired facing bitter truths. I just follow my heart. I still want to spend time with him, but not for changing his feelings, not for asking anything. I just try to make myself happy, even I know it couldn't be like this for a long time. I dont know what to do. I just want to focus on myself, my happiness, my goals, my future. If he does not belong to me even after everything happened between us, what can I do?

          The most important thing now, I have to focus again to my goals, make steps to chase it again like the first, so maybe I can forget this as soon as possible. Maybe not try to forgetting, but try to give a fuck with this man and get back my self love. That's all I wanna say, I think.

          Did you ever listen to Niki Zefanya's song titled 'I Like U'? That song is so me.

          I bolded what I feel the most. Fuck everything. Goddamn.

I guess this is a bitter end I didn't see coming
And I'm havin' a little bit of trouble accepting, too
I don't know what to say to you
There's nothing I can do to reset your point of view
We both said this was just physical
But one of us lied, catching feelings aside, truth be told, yeah
You asked to see me once again at half past ten
I got nervous, so I got faded, made things complicated
I'm sorry for those stupid shit I said
You ordered fun I served you threads
It's probably good you left 'cause I finally admit
I like you I like you I like you
Sorry, I never meant to
But who're we kidding, it wasn't like I had a say
When look at you I wouldn't have it any other way
I want you I want you I want you
I want you to want me, too
I know that I signed up for this casually
But I fell for your tricks, I'm the casualty
Can we just reset, restart and replay
Take me back to when all
You wanted was to love on me everyday, yeah
I like you I like you I like you 
Words I won't ever hear from you
Wishing I could turn back the hands of time
To when I feel your hands on me
And your lips on mine
I know that that was too much the last time you saw me
And I don't blame you for getting over everything so easy
But I just can't seem to figure you out
You goddamn mystery
Good god how you kiss me
Didn't think it'd be distressed, galored
Thought I just wanted you there
With your hands in my hair
But I craved more
And you just wanted rock 'n roll, no heart and soul
And I knew that from the beginning
So why don't I feel like I'm winning?
Ladies and gentlemen, I'm the joke
The punchline that got too old
It's killing me to see you gone 'cause I never told you
I like you I like you I like you
Sorry, I never meant to
But who're we kidding, it wasn't like I had a say
When I look at you I wouldn't have it any other way
I want you 
I want you I want you
I want you to want me, too
I know that I signed up for this casually
But I fell for your tricks, I'm the casualty
Can we just reset, restart and replay
Take me back to when all
You wanted was to love on me everyday, yeah
I like you I like you I like you
Words I won't ever hear from you
Wishin' I could turn back the hands of time
To when I feel your hands on me
And your lips on mine
Something 'bout you makes me difficult
But that makes us even 'cause you're top of the charts
Egotistical, it's so typical
For me to fall for your kind
But oh God I wish you were mine
I like you I like you I like you
Sorry, I never meant to
But who're we kidding, it wasn't like I had a say
When look at you I wouldn't have it any other way
I want you 
I want you I want you
I want you to want me, too
Would it be a stress if I asked you to try again?
I'll be patient, I swear I'll even count to ten
One, two, three, four, five
Fuck it
Can we just reset, restart and replay
Take me back to when all
You wanted was to love on me everyday, yeah
I like you 
I like you I like you
Words I won't ever hear from you
Wishin' I could turn back the hands of time
To when I like you was only just a secret
Crime
Yeah, uh

Kebodohan Doang. Gak usah dibaca

          Hidup gue semakin carut marut saja. Setidaknya gue semakin kuat (insya Allah). I found out that someone in fact only take advantage of my kindness, they don't care about myself as a person. Fuck.

          Mau bilang lagi tahap recovery? terlalu bullshit. Kuliah gue aja kacau, absen gue kacau. Keuangan gue gak terlalu kacau tapi bukan berarti gak kacau. Inti dari hidup gue saat ini adalah kekacauan.

          Quarter life crisis? gak juga. Mungkin ini cobaan aja. Mana ada dimanfaatin orang dibilang bagian dari quarter life crisis. Nonsense. Gue QLC udah dari pertengahan 2017, sampe 2018. Dan di 2018 akhir dan awal 2019 ini, gue dikasih cobaan. Iya, Im fine outside.

          Satu yang gue tahu. Ekspektasi itu membunuh. Terlalu baik sama orang karena merasa dia juga menganggap kita, cuma jadi boomerang. Faktanya, semua orang cuma peduli sama dirinya sendiri. Gak percaya? liat aja entar hari kiamat, emang masih ada yang mikirin dimana cowo gue, dimana cewe gue, dimana keluarga gue? Jangankan kiamat qubra, kiamat sugra pun seperti kematian, emang ada yang mau nemenin lo di kubur lo? semua orang emang pada hakikatnya makhluk egois.

          Yah seenggaknya kebodohan gue untuk terlalu baik sama orang sekarang udah lenyap. Padahal pas gue SMA dulu gue punya prinsip, jangan percaya siapapun, even though it's yourself. Lo aja kadang bisa menipu diri lo sendiri kan, apalagi orang lain? sekarang gue malah fool myself dengan berekspektasi sama orang yang nganggep gue orang aja mungkin kagak.

          Gue cuma berdoa semoga orang yang suka manfaatin orang itu bisa dikasih pintu hidayah, yah. Asli deh, dimanfaatin tuh gak cuma soal kebaikan lo doang yang diambil orang yang gak layak, tapi lo seperti dibuat membodohi diri lo sama ekspektasi lo sendiri terhadap tu orang. Brengsek.

Tentang Masa Lalu Pasangan Kamu, Mau Nerima?

Wanita suci dan tidak suci.
Laki-laki perjaka atau tidak perjaka.

Dulu mengkotak-kotakkan orang kerasa gampang banget dilakukan. Bahkan mencap diri sendiri bagai orang suci yang cuma mau berpasangan sama orang suci.

Hahaha, Sarah lagi ngomong apa sih?

Pernah gak sih berpikir, gimana kalo suatu saat pasangan kamu bilang sama kamu kalau dia udah pernah 'berhubungan' sama pasangan sebelumnya walaupun status dia bukan janda ataupun duda?
Atau gimana kalo teman kamu ternyata adalah seorang yang suka minum-minum atau suka tidur dengan pacarnya?
And you are an ordinary people who live with 100% good manner and strong religion?

Adakah muncul rasa illfeel di hati kamu terhadap orang2 tsb?
Adakah rasa ingin menjauh karena takut terbawa oleh orang2 tsb?

====================

Gue ngefans berat sama Marc Marquez dan berharap berjodoh dengannya (gak usah ketawa, gue juga mikirin ini sambil ketawa kok). Dulu gue mikir, apa dia pernah ngapa2in ya sama perempuan? Duh.. aku kok gak rela. Gue aja belom pernah ngapa2in sama siapa2, masa ntar gue dapet dia udah 'pernah' sama orang.

Lalu kemudian satu hari gue dapat sebuah pembelajaran, hingga bikin gue berpikir.

Emang kalo dia udah pernah ngapa2in sama orang  di masa lalunya, dia jadi bukan diri dia? Dia jadi bukan orang yang gue kenal dan gue sayang? Dia jadi orang lain? Kan enggak. Dia tetep aja dia.

Nggak ada kata 'bekas' atau 'baru'. Karena kalo gue cinta sama dia, gue pasti cinta pada jiwanya, pada manusianya, pada pemikirannya. Gak ada kata 'bekas' untuk sebuah jiwa. Lain halnya jika masa lalunya masih dia simpan di jiwanya sebagai bagian penting dan masih dia telusuri, tidak dia tinggalkan, gue barubaru  meragukan, atau ambil keputusan. Karena cinta itu soal jiwa. Kalau jiwanya masih terkait dengan jiwa orang lain, berarti dia bukan 100% milik kita di masa kini. Dia masih milik masa lalunya.

Kalau gue ragu, kecewa, illfeel, sama seseorang yg berarti buat gue ketika mereka bilang bahwa mereka punya masa lalu yg 'ekstrem', I dont love him.
Gue mungkin cinta pada ekspektasi sendiri terhadap dia. Gue cinta dengan keinginan gue yang gue harap bisa dipenuhi oleh dia. Gue jatuh cinta pada egoisme pribadi yang menginginkan dia sesuai dengan pemikiran gue.

Gue pikir, gue bisa nerima pasangan gue ketika dia bilang dia pernah berbuat hal ekstrem dengan masa lalunya. Gue juga lebih memilih kalo pasangan gue bilang dari awal, tidak sebelum hubungan jauh, apalagi H-1 pernikahan. Gue akan nerima gimanapun dia, asal keterbukaan dan kepercayaan juga dia pegang sebagai prinsip. Yang gue gak bisa terima cuma, kalau masa lalunya itu masih tertanam sampai saat dia berhubungan dengan gue di masa sekarang.

Gak semua orang akan atau harus mengambil tindakan yang sama. Semuanya, balik lagi sama prinsip masing-masing. Dan prinsip, harus dihargai.

March 12th 2019, 10.57 PM

          Gak usah banyak basa-basi. Di atas kasur, masih pake baju kerja dan makeup lengkap dan rambut yang masih bagus karna belom ilang efek catoknya, gue ngelamun dan merana merasa kehilangan diri sendiri.

          Gimana enggak, belakangan ini gue stress berat dan semuanya gue tanggung sendiri bebannya di kepala gue yang kecil ini. Entah gue yang terlalu merasa udah habis-habisan atau gue yang baru tahu kehidupan, tapi setelah banyak harapan gue pupuk dan ternyata gak jadi nyata, gue seperti ditinggalkan oleh semua, oleh apapun yang ada di hidup gue, di satu titik ini, titik di mana gue bener-bener gak punya apa-apa dan siapa-siapa.

          Uang gak punya, gue gak tahu hidup gue mau apa, gue gak tahu gue punya siapa. Sebelumnya hidup gue udah cukup parah dengan mengalami gejala stress berat yang hampir ke depresi, mengalami kegagalan di segala usaha yang gue lakukan, dan semuanya selalu berusaha untuk gue perbaiki. Sekarang, bukannya makin baik, gue malah ditambah ujiannya dengan mengharapkan kasih sayang dari orang yang bahkan gak peduli hidup gue mau kayak apa. Plus, rencana-rencana yang sudah gue susun sedemikian rupa untuk masa depan gue hancur berantakan dan sekarang gue bingung mau dibawa kemana hidup gue yg sekarang kacau secara psikis ini.

          Mencoba mencari hal yang gue sukai, tapi nampaknya malah memperburuk diri gue sendiri karena gue jadi bingung apa yang gue sukai dan akan bermanfaat untuk kehidupan gue ke depan. Gue gak bisa hanya melakukan apa yang gue mau tanpa berpikir apa faedahnya buat hidup jangka panjang gue. Berpikir dan mencari tahu tentang itu, leads me deeper to stress, because right now I don't know exactly what I want. Orang yang gak tahu sama apa yang dia mau dan gak tahu apa tujuannya itu orang yang menurut gue parah dan bahaya banget hidupnya, lah dia aja gak tahu hidupnya buat apa. Sepanjang gue hidup gue selalu punya tujuan, tapi sekarang, semua tujuan gue seperti berlari jauh dari gue dan pandangan gue jadi kabur gak bisa melihat apa-apa dengan jelas.

          Gue disini merasa seperti orang bodoh berharap ada dorongan yang bisa membuat gue seenggaknya menjalani hari dengan enteng, sayangnya dorongan yang gue harapkan juga salah satu hal yang membuat gue hancur. Kebingungan nyari obat buat ngatasinnya, gue lebih banyak melakukan hal tidak produktif dan itu semakin bikin gue hancur. Hancur - berusaha bangkit - dihancurkan - semakin hancur - memperhancur diri sendiri. Pola hidup gue belakangan ini.

          Merasa semakin tidak berguna karena melakukan hal tidak bermanfaat. Mencari hiburan dengan menonton hal yang energik tapi nggak memberikan dampak baik, hanya hiburan sesaat. Tidak ingin terpengaruh dengan sosial media namun nyatanya iri dengan mereka-mereka yang dapat kasih sayang begitu banyak dari sekitarnya, dari pacarnya, dari keluarganya, dari orang-orang terdekatnya. Sementara gue disini nangis sendirian tanpa ada satupun yang tahu. Ketika gue cuma mengharapkan kasih sayang, ketika gue sering memikirkan kepentingan orang lain, itu pun gak pernah ada artinya buat mereka. Pada akhir hari gue selalu sendiri. Memikirkan hidup sendiri. Gak ada yang bisa disalahin, karena hidup sendiri itu tanggung jawab sendiri. Lagi-lagi menyalahkan diri sendiri, kenapa lo membiarkan semua ini terjadi sama hidup lo?

          Mulai gak tahan dengan perasaan dan pikiran yang makin berat, mulai mencari hal-hal yang sekiranya meringankan. Dengan tidur lebih lama, misalkan. Sengaja minum obat tidur supaya bisa tidur lebih lama dari biasanya, supaya nggak terpikir hal-hal yang bikin sedih. Kenyataannya, harus selalu ada waktu untuk terjaga. Harusnya dimanfaatkan tapi malah terasa jadi menakutkan. Mencari lagi jalan pintas, selanjutnya mungkin mencari efek tenang dari obat yang akan diberikan psikiater, terserah. Yang penting perasaan ini bisa bebas, pikiran ini bisa kembali sehat, begitu juga dengan badan.

Inikah yang Namanya Dewasa?

          Berbulan-bulan gue galau berat. Entah apa yang gue galaukan. Bukan, bukannya gue galau gak jelas, hanya, saking banyaknya, gue juga bingung ngejabarinnya.

          Gue itu orangnya sangat future-oriented dan selalu ngeplan. Gue tahu apa yang gue inginkan di masa depan, dan gue sudah ngeplan sejak jauh-jauh hari tentang apa saja yang mesti gue lakukan supaya tujuan gue tercapai. Hidup tanpa rencana selalu membuat gue merasa bersalah. Gue orang yang suka mereview apa aja yang udah gue lakukan, dan ketika gue gak tahu gue udah ngapain aja, gue ngerasa bersalah sama diri gue sendiri dan it leads me to overthink.

          Akhir-akhir ini gue sudah mem-plan sesuatu, lalu mulai menjalankan apa yang gue rencanakan. Tiba-tiba rencana gue hancur berantakan. Gak cuma rencana aja yang hancur berantakan, tapi guenya juga ikutan hancur. Gue merenung. Kok gue gak bisa ngontrol hidup gue sampai-sampai hal ini bisa terjadi? apa yang salah dari gue? apa yang salah dari sikap yang gue ambil? gue merenung, berpikir keras, dan akhirnya otak gue terbebani.

          Gue seperti ada di babak baru dalam hidup dimana, gini loh sar, hidup yang sebenernya tuh. Gini loh sar, manusia tuh. Ketika lo gak bisa ngontrol diri lo dari ekspektasi, lo sendiri yang akan kena. Ketika lo dipaksa ngelepasin apa yang lo inginkan, dunia gak akan mau tahu, gimana caranya, lo harus ikhlas. Gue baru tahu kalau yang namanya pasrah dan ikhlas itu beraaaatttnyaaa minta ampun.

          Ketika rencana gue, sekaligus guenya, hancur berantakan, gue kembali bertanya-tanya. Apa yang gue kejar? apa yang gue mau? apa yang gue butuhkan? apa tujuan gue selama ini tuh bener-bener apa yang gue inginkan? apa yang gue lakukan sekarang itu udah bener? trus apa artinya semua yang gue alami sekarang ini? kenapa hal ini bisa terjadi sama hidup gue? kenapa hidup gue bisa kayak drama begini? pertanyaan-pertanyaan berputar dalam otak gue.

           Rencana gue kali ini hancur, lagi, setelah 2018 kemarin juga hancur. Gue bingung mesti gimana lagi, gue hanya mau menata diri gue dulu, karena kegagalan kali ini bukan cuma soal planning yang kacau, tapi juga ngaruh ke psikologis gue. Ambisi, motivasi dan semangat gue mengenai masa depan terasa jadi abu-abu. Gue bahkan gak tahu sekarang gue lagi apa. Kata-kata motivasi dan foto orang yang gue suka gak begitu ngaruh lagi. Anehnya, cuma nontonin Blackpink yang bikin gue agak seneng sekarang, yang sebenernya kagak ada ngaruhnya sama hidup gue.

-End.

Main ke Net TV



          Tanggal 19 Desember 2018 kemarin, gue berkesempatan untuk mengunjungi kantor The East Net TV sekaligus nonton langsung Ini Talkshow di studionya. Hayooo mantap gakkk tuhh hahaha :) Kesempatan ini tidak lain tidak bukan berkat DJ Arie School yang ngadain study tour ke Net TV! Terimakasih DJ Arie School!!

          Hari itu di pagi yang cerah #cie, kita dari DJ Arie School Bandung menggunakan bus menuju Jakarta dan sampai di tujuan pertama kita yaitu studio Mitra sekitar jam 12 siang. Studio Mitra itu gue kurang ngerti tempat untuk bagian apa, tapi yang jelas disana ada banyak properti Net TV yang gue liat. Disana kita ISOMA, dan abis makan siang di bus, kita langsung capcus ke Kantor The East yang letaknya beberapa meter dari Studio Mitra. Dari Mitra kita semua jalan kaki lumayan jauh dan saat itu panas luar biasa (namanya juga Jakarta) tapi tak kurasa lelah haha. Kitapun sampai di Kantor The East dan masuk ke kantornya Net yang ada di lantai 27 - 40 (kalau gak salah).

          Gue kira The East itu semuanya bener-bener punya Net doang, tapi ternyata tidak. Ketika kita sampai disana, yang pertama kita datengin itu adalah bagian gardennya, tempat semacam rooftop untuk ngadem, ngudud, cari angin, ngobrol-ngobrol, merenung, atau mungkin nongkrong cantik buat karyawannya Net.



         Abis ngadem sebentar disini dan liat pemandangan kota Jakarta yang penuh gedung dari garden ini, kita diajak buat ke sebuah ruangan oleh koordinator dari Net TVnya yaitu mbak Danissa. Akhirnya kita kembali memasuki ruangan AC dan disambut oleh sebuah LCD TV yang menampilkan ini

agak ngeblur yee abisnya futu hasil zoom


gue juga lihat ini di ruangan itu, yang entah artinya apa

          Disini ada mbak Danissa, mas Erry, mas Furqon, mbak Ferdiza dari Public Relation-nya Net dan juga mbak Paloma dan mas Adnan yang lagi magang di divisi PR Net. Kita dikasih liat video dan presentasi mengenai company profile-nya Net. Trus mbak Danissa ngasih beberapa penjelasan tentang pekerjaan-pekerjaan di Net TV, dan yang paling gue inget adalah tentang jurnalistiknya. Katanya mbak Danissa, news anchor itu biasanya adalah mereka yang sudah melewati tahap menjadi reporter (waaauuwww), beda lagi dengan presenter yang biasanya diambil lewat casting untuk mereka yang memang basicnya adalah presenter.

          Mbak Danissa juga ngejelasin, di sebuah perusahaan televisi udah pasti banyak banget bagian-bagian yang megang peran penting, ada divisi on air dan off air. Di Net TV sendiri ada bagian yang beda dan mungkin gak ada di perusahaan sejenis, yaitu divisi inovasi. Divisi ini yang bertugas menghasilkan inovasi-inovasi untuk Net dan mengerjakan 360 campaign. 360 campaign itu pekerjaan yang mencari client yang mau melakukan promosi di Net, gak cuma promosi melalui siaran tv, tapi juga di sosial media dan digital assetnya Net dengan strateginya sendiri. Itu juga alasan kenapa Net mungkin iklannya terbilang gak banyak, karena iklannya gak cuma ngandelin dari iklan yang mau ditayangkan di tv, tapi lewat media-media yang lain (WOOOWWWW).

          Masuk ke sesi pertanyaan, banyaknya ngebahas soal cara bekerja di Net TV. Disini kita dikasih tau kalo di Net suka ada Media Development Program atau open recruitment besar-besaran dan mereka yang diterima harus melalui pendidikan militer -layaknya secapa (bagi Anda yang tahu)-. Ada juga yang nanya soal cara magang di Net, dan itu bisa diakses di website Net di laman career. Ada juga yang pembahasan soal bagaimana sebuah program dibuat atau diganti (jam tayang/dihilangkan). 

          Trus di sesi ini Mas Erry sempet ngejelasin juga tentang Net yang targetnya anak-anak muda. Kenapa? orang di usia 30-40 mungkin sudah memiliki tayangan TV atau TV favoritnya sendiri, dan akan sulit mengubah kebiasaan tersebut, terlepas dari apapun programnya. Ayah yang biasanya nonton berita di M**troTV, ibu yang biasanya nonton dangdut di In**siar, mungkin program-programnya sudah tertanam kuat pada orang di usia tersebut. Apa yang mereka tonton juga mungkin ditularkan dan dibiasakan kepada anaknya. Beda dengan anak muda sekarang yang lebih kritis mencari tontonan, mencari apa yang kreatif, yang baru. Net menyajikan itu semua, dan tanpa sadar tertanam menjadi program favorit anak muda, yang kemudian anak muda ini akan menjadi orang tua di masa depan dan menularkan kebiasaan mereka pada anak/keluarganya kelak (WOOOOWWW).

          Trus juga, mas Erry ngejelasin hal yang bagi gue sangat menarik. Di sebuah remote TV, nomor-nomornya udah pasti melekat di penonton, channel nomor 11 apa, nomor 14 apa, nomor 20 apa. Dan ketika masuk satu channel baru, channel-channel lainnya akan berubah, kan. Orang akan malas mencari Net ada di nomor berapa. Menyiasati ini, Net membuat channelnya menjadi channel yang dicari. Bagaimana caranya supaya orang mau mencari Net? dengan cara menayangkan program yang membuat orang rela mencari, tanpa peduli ada di nomor berapa dan apa nama TVnya. Yaitu menayangkan BOLA. Ketika itu Net menayangkan Piala Bhayangkara dan Piala Jenderal Sudirman.

           WOW! iya juga ya. Gue berpikir, mau ada di channel apapun, yang namanya bola itu pasti dicari. Orang rela muter-muter remote dan kalaupun lagi muter-muter batrenya habis, pasti itu remote dibanting kalo sampe gak nemu batre baru, apalagi yang mainnya Persib :'D. Iya iya. Bener banget. MENJADI APA YANG ORANG CARI. Bener-bener nampol di otak gue. Menurut gue ini bisa banget diterapin di segala karir, pekerjaan, dan bisnis. Sederhana tapi mantap dah!

          (Apa yang dibahas saat sesi pertanyaan banyak dijawab oleh Mas Erry dan kebanyakan tentang cara bekerja di Net. Gue gak begitu inget detailnya tapi sudaahh gue rekam semua yang diomongin disana pakek HP gue. Nanti gue share deh rekamannya yaaa)

          Abis itu kita diajak untuk berkeliling melihat-lihat kantor Net ini. Yang pertama ketemu adalah... JENG JENGGG

syuting program "The East"

          Kita berkeliling sambil dijelasin sama mas Erry setiap sudut dan celah kantor Net ini :D
Berikut beberapa foto sudut "The East" yang gue potret.



Editing Room yang nampak sangat private dan anti gangguan

gue lupa ini ruang apa, kalau gak salah ruang kontrol.
Disini ada mesin/tools yang harus dalam tempat bersuhu dingin (kalo gak salah gue pernah nemu yang kayak gini juga di Jonas Photo), makanya ruangan itu ACnya dingin banget dan setiap yang masuk ruangan itu harus pake jaket. 

mas Erry nunjukkin layar yang nampilin rating tv lokal. Top 5 selalu diisi oleh si R, S, An, I, dan duo T :D




ini adalah ruangan yang ngelola asset digital media Net juga nunjukkin trend dan behaviour di internet saat ini. Ada layar yang nunjukkin statistik pengikut dan traffic ke sosmed Net, ada layar yang nunjukkin apa yang paling dicari di internet saat ini.
Pokoknya ruangan ini yang paling bikin gue tertarik karena berhubungan dengan pekerjaan gue sekarang hehehe.



dan ini yang terakhir yeayyy kita ke studio programnya Good Afternoon dan disana gue liat Nadia Soekarno yang cantik syekalihh
*Btw betapa senangnya gue ada di tempat ini, ini tempat dimana gue selalu ingin bekerja (di lapangannya deng)

          Kerasa bentar banget keliling-keliling disana, tapi kita harus balik ke studio Mitra untuk makan sore dan siap-siap nonton Ini Talkshow. Akhirnya jelang maghrib kita ke bus untuk makan dan ganti baju, lalu setengah 7 langsung jalan ke studio Ini Talkshow.

          Memasuki studio Ini Talkshow, ternyata gak cuma kita doang yang berkunjung kesana, tapi ada juga dari Universitas dari kota lain. Sebelum acara mulai, kita diarahin tentang bagaimana prosedurnya selama acara dan selama break (iklan). Ohh jadi gini toh situasi jelang on air sebuah acara. Gue pun langsung teringat ketika Marc Marquez pacar gue diundang ke acara Ini Talkshow, gue berandai-andai jika saja gue nonton langsung gini ketika bintang tamunya pacar guee :""""

          Malam itu bintang tamu yang hadir ada Vena Melinda, Aisyah Aqilah, dan Puteri Indonesia Pariwisata Wilda Situngkir. Penampilan Sule, Andre, Nunung, Mang Saswi, Pak RT Bolot, Dede, Arafah, semuanya gak pernah gagal bikin ketawa ngakak sepanjang acara. Pokoknya gue senenggg banget walaupun terus-terusan berandai tiba-tiba Marquez muncul dari balik jendela wkwk (ngayal banget).




          Setelah segmen ke 5 alias segmen terakhir selesai, akhirnya kita pulang dan mengakhiri study tour Net TV ini.

bye studio!

           Kita semua balik ke Bandung mulai jam 21.30 dan nyampe DJ Arie School sekitar jam 2 pagi. Akhirnya perjalanan pun berakhir dan kita semua pulang ke rumah masing-masing. I was soooo haaawpppyyyy!!!!

            Jadi pengen... punya perusahaan kayak Net... heheheee