Seminar Nasional : Public Speaking and Self Development for Millenial Generation


          Minggu kemarin (26/11) gue baru aja ikutan seminar nasional yang bertajuk *ceila bertajuk*
"Seminar Nasional Public Speaking and Self Development for Millenial Generation". Acara ini diselenggarakan oleh Protokol FISIP Unpad. Keren yak anak-anak Unpad.

          Motivasi gue ikutan seminar ini selain karena alasan paling mendasar, gue gak bisa ikutan organisasi kampus untuk mengasah soft skills gue, gue menggantinya dengan seminar, workshop, being a volunteer, dan sejenisnya. Melihat ada seminar ini dan temanya sangat 'memanggil' gue, tanpa basa basi gue ikutan, walaupun sendirian. Sendirian mah udah biasa sih, :-D

          Balik lagi ke seminarnya. Rencananya, speaker yang bakal ngisi seminar ini adalah orang-orang keren yang pasti berkapabilitas di bidangnya, yakni Pak Menpora Imam Nahrawi, Dj Arie (Broadcaster & Public Speaking Trainer), Amelia Putri (News Anchor TVRI Jabar), Antik Bintari (Moka & Dosen Fisip Unpad), dan Panji Aziz (Founder Isbanban Foundation yang dinobatkan jadi One of 60 Changemaker in the World (WOAAAWW)). Sayangnya, Pak Imam berhalangan hadir karena ada acara lain di Surabaya. Tapi gue tetap sangat excited dengan acara ini dan bertekad akan mengikuti dengan baik dari awal sampai akhir. *CIAAAAAAA

          Speaker pertama itu bu Antik, Dosen Fisip Unpad. Beliau banyak ngebahas tentang generasi millenial. Perbedaan generasi X, generasi Y atau millenial, dan generasi Z. Banyak insight-insight yang gue dapetin dari pembahasannya bu Antik ini, dan gue ingin berterimakasih sekali secara pribadi haha.

          Speaker kedua, Dj Arie. AH! ini nih favorit gue. Gue sejak Januari lalu ingin sekali join Broadcasting School-nya Dj Arie tapi belum jadi jadi aja (tapi bakal kok, pasti). Dan gue memang non pengalaman banget di dunia public speaking dan ingin menjadi expert disini, pastinya gue sangat excited mengikuti pembahasannya Mas Arie.
          Dj Arie ngebahas tentang presentation skills dan dasar-dasar public speaking. Mulai dari knowing your audience, well preparation yang menjadi hal wajib bagi public speaker, dan positive thinking dalam menghadapi respon audience yang mungkin tidak selalu positif.
          Terus lagi, Dj Arie juga ngebahas tentang bagaimana membangun 'Brand of You', memanage eye contact, dan melakukan hand gestures. Ini asli membantu gue sekali yang memang punya masalah dengan body language :').
          Dan, bagaimana pembawaan presentasi yang poin-poinnya dibahas dari mulai vocal, antusiasme (body language dan suara), emosi, pembahasan materi dengan cara tell story, pembawaan diri yang excited, penggunaan nama dalam menyapa audience, dan menceritakan pengalaman pribadi, yang biasanya orang itu lebih suka dengan pelajaran yang diambil dari pengalaman pribadi daripada pelajaran dari materi yang udah ada di masyarakat.
           This was so amazing. Emang Dj Arie T.O.P B.G.T dah!!! Gue gaksabar mau masuk kelas broadcastingnya. Materi dari awal sampe akhir bener bener bikin cenghar, gak ngantuk, dan terserap banget pokonya. Dan pembawaannya Dj Arie ini bikin gue ngakak banget banyak!!!!

          Speaker ketiga, ini gak kalah kerennya. Panji Aziz, alumnus Unpad juga. Beliau ini lulusan Kesejahteraan Sosial yang jadi founder Isbanban Foundation (Social Enterprise) dan dapat penghargaan yang bwanyakkk abiss, mulai dari nasional sampe internasional. Salut abis dah. Beliau ini nyeritain tentang perjalanannya dengan Isbanban Foundation yang banyak banget bikin gue jadi pengen membantu orang juga seperti beliau. Kita juga dikasih insight tentang skills apa yang dibutuhkan di abad ke 21, mengingat kedepannya tenaga-tenaga manusia banyak digantikan dengan teknologi. And these all makes me want to learn about everything. But focus is the key. Dan gue juga menjadi teringatkan kembali untuk selalu peduli dengan lingkungan dan negeri kita. Apapun bidang kita, selalu ingat bahwa menjadi bermanfaat untuk sesama itu adalah kesuksesan yang sesungguhnya. *HUHUUHU gue jadi terharu

           Speaker keempat, nihh yang pengen gue ajak ngobrol empat mata tapi gakbisa nih. Amelia Putri, news anchor dari TVRI Jabar. Berhubung cita-cita gue sangat berkolerasi dengan profesi dan pembahasannya Kak Amel, gue sangat serius mendengarkannya. Kak Amel sharing tentang dunia news anchor, reporter dan pertelevisian. Dan gue jadi tahu istilah untuk cita-cita gue yang sebenarnya itu adalah 'Sportcaster'. Selama ini gue taunya reporter olahraga aja. Gue dapet insight lagi dan bahkan gue terapkan sampai hari ini, yaitu cara bikin suara jadi bulet. Gue praktekin terus dah, asli. Gue gakmau jadi sicempreng lagi. Wkwkwk. Dan berbarengan dengan itu berakhirlah rangkaian acara seminar nasional hari itu.

          Overall gue sangat senang mengikuti seminar ini, sangat membuka wawasan. Thanks to Protokol Fisip Unpad untuk eventnya yang sangat keren. Gue jadi makin pengen nyari-nyari seminar kek gini lagi. Self Improvement, itu tema yang sangat gue cari. So, if there's someone read this, and if u have any info about some good events to attend, please kontak gue yaa, haha. Or if you want to sharing about some events you have followed or you frequently join, kontak gueeehhh!!! caranya? ketik REG spasi CANTIK kirim ke kantor pos. Wkwk. Canda. Receh ya. Iya emang.


P.S so sorry karena gak ada dokumentasi yang memadai, karena gue terlalu fokus sama seminar dan kamera hp kualitasnya malesin, so, yasudahlah :')

#ValenciaGP : The Final Show Down



          Marc Marquez telah dinobatkan menjadi juara dunia MotoGP 2017. Perjuangan panjang udah doi laluin sejak terseok-seok di awal musim hingga akhirnya bisa sampai di puncak juara musim ini. Well, Marc sangat deserve untuk keberhasilannya musim ini, karena seperti yang udah kita liat, performanya, strateginya, itu semuanya sangat penuh perjuangan dan dia lalui dengan tidak mudah. 

          Ohya, bicara soal GP Valencia hari ini, seperti biasa Valencia bukan sirkuit favorit gue, karena gue selalu kecewa sama Valencia dan hasil racenya. Dengan defisit poin 21 antara Marc dan Dovi, gue sudah sangat yakin Marc akan menang, dilihat dari kacamata objektif dan logis. Seperti Valencia 2015 aja, logisnya waktu itu, Jorge Lorenzo udah pasti juara dunia, dan benar terjadi. 

         Jalannya race berlangsung monoton (pendapat saya), yang bikin degdegan cuma Zarco karena seperti biasa dia selalu sangar ngebeat rival-rivalnya, ga kenal ampun, mau senior, mau yang lagi battle buat juara dunia, dia sikat aja. Dan gue sempet berharap Zarco podium 1. Seneng aja liatnya, kalo beneran kejadian. 

          Terus di lap entah keberapa, Jorge Lorenzo lagi lagi dapet Dashboard Message 'Mapping 8'. Tapi kayanya dia gak liat deh, soalnya dari kamera yang nyorot ke dia, dia mukanya fokus banget ke depan, sementara dashboard message adanya di dashboard motornya itu kan, mun ceuk urang mah dina speedometer :-) Dan seperti yang lo tau, itu message dikirim berapa kali ke Jorge, lebih dari 5 kali! si Jorge entah gak nyadar atau pura pura gak nyadar, dia lempeng aja nerusin race. Sampe akhirnya tim Ducati ngasih pesan lewat pitboard yang bentuknya seperti ini, "-1 tanda panah kebawah". Gila ini frontal banget kali. Secara gamblang secara jentre secara clearly Ducati nyuruh Jorge mundur 1 posisi supaya Dovi bisa lewat. Team Order detected.

          Kalau buat kubu Honda, gue gaktau apa dia ngetim order juga apa engga. Tapi dilihat dari performa Dani Pedrosa, tercium bau-bau konspirasi sih dari hidung negatif kayak gue hehehe. Tapi 'mainnya' halus banget. Jadi untuk berapa lap itu posisi 1-5 lama gak berubah. Dan si Dani itu stuck di P3. P1 - P2 itu deketan, P4-P5 juga. Si Dani yang bener-bener sendiri dan stuck. Dia itu seakan emang stuck tapi disisi lain seakan lagi ngejagain supaya rider di P4 dan P5 gak ngelewatin si P2 dan P3. Dan setelah Dovi OUT, si Dani tiba-tiba on fire lalu ngebalap si Zarco hingga akhirnya dia menang. Ajaib juga kan.

          Di pertengahan race, Marc yang lagi ngebalap Zarco tiba-tiba hampir lost control dan sempet 'ngoffroad' ke gravel, tapi as always dia selalu punya save yang baik dan gak jadi crash, lalu nerusin balap dan race di P5, dibelakang Dovi. 

          Lalu setelah berkali kali dimessage 'Mapping 8', Lorenzo kelihatan nggak ngelakuin perubahan apa-apa yang berkaitan dengan Mapping 8 itu, dia crash. Yaampun. Apa Mapping 8 itu artinya crashing yourself ya? Dan surprisingly Dovi juga melakukan kesalahan dan crash, dan otomatis out dari race. Itu balapan belum beres, tapi Marc yang saat itu lagi race sendiri di P3, langsung dinobatkan jadi 2017 MotoGP World Champion. Dan seperti yang gue bilang tadi, si Pedrosa tiba-tiba on fire dan ngebalap si Zarco untuk kemudian jadi juara seri Valencia. 

          Mengenai kebenaran team order, itu semua sebenarnya hak tim sih. Nggak ada rules akan hal itu, jadi meskipun benar adanya, itu semua sah-sah aja. Tapi yang jelas, Marc Marquez adalah juaranya untuk musim ini dan dia sangat deserve for this victory. 

          Walaupun aku gak terlalu senang, aku cuma ikut senang aja karena dia berhasil dan dapet BMW lagi untuk ke sekian kalinya. Aku suka Marc tapi aku gasuka dia juara, karena kalau dia juara, dia pasti ngadain atau dateng ke pesta. u know lah pesta kaya apa. Dekat ke hal hal yang akan membuat hatiku terpotek luluh lantak hancur lebur stress gila parah. Pokonya aku gasuka. Coba kalau dia juara dunia, trus pesta sama timnya aja, trus diem dirumah. Gue gak akan khawatir berlebihan :'D *SKIP INI* *CUMA FANGIRL YANG PAHAM*

          Oya, tadi juga aku nemu twit dari Amy Dargan dan motomatters yang bilang katanya Marc bilang kalau di mid season dia sangat stress dengan poin di musim ini dan itu sampe bikin rambutnya rontok (efek pressure). Gue jadi sadar sekali betapa beratnya pressure para rider di motogp dan yang kita tahu selama ini tuh kayak luarnya aja, mereka menang, mereka jatuh, mereka cidera, mereka kalah, mereka gak podium. Kita gaktau dibalik itu semua tekanan seperti apa yang mereka rasain. Intinya, dibalik setiap keberhasilan dan kekalahan, selalu ada proses dan cerita perjuangan dibaliknya. Jadi jangan sekalipun ngejudge rider sih menurut aku. Udah banyak tekanan fisik dan jiwa, capek, resiko cidera, fisik dan nyawa sangat besar, pokonya mereka kalah atau menang mereka layak untuk direspect. Sebenci-bencinya kita sama seorang rider, kita gak berhak untuk tidak respect terhadap mereka apalagi sampe ngejudge dan ngatain, apalagi kalau kita bukan siapa siapa dan gak punya prestasi apa apa :-D

          Itulah akhir dari MotoGP episode 2017. Gak kerasa, asli. Gue cukup senang karena banyak sekali kejutan di tahun ini, mulai dari Vinales yang digadang-gadang bakal ngehancurin dominasi Marquez, Valentino Rossi yang patah tulang karena latihan enduro, Johann Zarco si rookie super agresif, Jorge Lorenzo yang disebut-sebut jadi tim order, Dovi yang di-underestimate-kan tapi ternyata salah satu title contender terkuat, dan Marquez yang di awal musim performanya aneh tapi akhirnya jurdun lagi, semuanya penuh dengan kejutan. Walaupun gak se-memorable tahun-tahun dulu, tapi cukup memuaskan lah. Dan aku juga seneng banget karena aku punya pencapaian di bidang motogp untuk tahun ini, yaitu ketemu dan megang-megang Marc Marquez secara langsung. Dan tahun depan aku harus punya pencapaian lainnya!

           So... sedih banget rasanya harus nunggu 4-5 bulan lagi. Aku suka kesepian, merasa hampa dan bete tanpa motogp. Qatar 2018 sangat menarik untuk dinanti. Dan gue harap pemenangnya beda-beda lagi. MotoGP 2017, thank you, goodbye. Will miss u a lot.