Ulang Tahun Blog ke-7 dan Kaleidoskop 2018

           Gak nyangka rasanya blog ini bisa terus aktif sampai menginjak usianya yang ke 7. Gila gak sihhh anak gue umurnya udah 7 tahun aja!! gue masih inget banget ketika gue bikin blog ini di sebuah warnet dekat rumah di zaman SMP dulu. Mikirin nama url-nya masya Allah... lamaaaa benerrr ampe lagi sholat pun gue kepikiran, "nama blog aku bagusnya apa yaaa???"

          Blog ini tuh asalnya mau dinamain karyasarah.com, trus diubah jadi beritasarah.com (beritasarah tuh singkatan berbagi cerita bersama sarah hahaha) dan nama ini sempat bertahan beberapa tahun sampe temen-temen gue hapal. Kemudian gue ganti lagi jadi serbasarah sampe sekarang karena gue suka aja sama nama itu. Blog ini juga isinya gak segmented sih jadi kata 'serba' menurut gue lumayan mewakili berbagai genre postingan yang ada dalam blog random ini. Ke depannya mending segmented gak yah? kayaknya sih bakal tetap serba serbi tapi ada satu tema yang paling menonjol. Mungkin lo sudah tahu apa tema yang akan gue tonjolkan tersebut, hehehee

          Walau udah 7 tahun, rasanya gue masih sangat belum memaksimalkan blog ini dan gue merasa bersalah akan hal itu. Makanya, sebagai hadiah ulang tahun ke 7 ini, ketika gue udah dapet duit (sekarang lagi seret), gue janji minimal bakal beli domain dulu dehh sebelum nyampe hosting atau untuk kemudian mempromosikan besar-besaran blog ini. Gue juga ingin banget bisa kenal ama komunitas blogger supaya knowledge gue tentang dunia perkontenan ini semakin bertambah. Padahal pas awal-awal dulu, gue ampe belajar otodidak html dan meta tag gitu loh demi blog ini. Pokoknya road to 8 kita harus berjayaaaa dan kamu akan kuperjuangkan sayanggg!!!

          Ohiya, kebetulan ulang tahun blog gue deketan ama tahun baru. Btw kalian tahun baruan kemana? kalo gue, kayaknya di rumah aja. Liburan ini kayaknya gue mau di rumah aja. Selain karena cucian numpuk, tapi gue juga lebih nyaman untuk menghabiskan pergantian tahun ini dengan berkontemplasi. Cuy, 365 hari ini lu udah ngapain aja? perkembangan apa yang udah lo buat dalam diri lu?

          Kilas balik, tahun 2018 bagi gue adalah tahun yang dahsyat. Gue gak bisa bilang terdahsyat karena mungkin kedepannya ada kedahsyatan-kedahsyatan lainnya, tapi 2018 ini cukup dahsyat bagi kehidupan gue. Kenapa? karena tahun ini mungkin adalah tahun pendewasaan bagi gue. Banyak banget kejadian yang bikin gue mikir keras tentang apa sebenarnya alasan Tuhan menciptakan gue hidup di dunia ini.

          Ketika lo amat-sangat menginginkan sesuatu sampai lo berkorban habis-habisan tapi ternyata hal yang lo inginkan dijauhkan dari lo. Dan ketika lo amat menghindari sesuatu sampai lo membohongi diri lo sendiri seakan lu gak membutuhkan hal tersebut, tapi nyatanya hal tersebut malah bener-bener menimpa lu. Kemudian lu mencoba membuka diri lu dan menerima hal tersebut sampai lo sudah benar-benar menerimanya, hal itu dicabut lagi dari lo, pergi dari lo, hilang dari lo. Semua itu gak henti-hentinya bikin otak gue dipenuhi dengan ribuan 'kenapa', disertai dengan hujan yang gak abis-abisnya turun dari lingkaran hitam putih. Kalo gue boleh ngeluh sekali aja, gue cuma ingin bilang kalau ini semua 'berat'. Tapi kalo gue bisa gambarin kejadian-kejadian ini dan apa yang bisa gue ambil, gue akan sebut kata 'ikhlas'.

          Gue belajar. Gue sadar kalau tahap seperti ini akan selalu pasti ada. Gue juga yakin setiap hal yang tidak menyenangkan akan berlalu, dan gue tahu pasti gue bisa melalui itu semua. Setiap kejadian yang terjadi pada seseorang pasti ada sebab akibatnya. Pada akhirnya, gue bersyukur karena dari kejadian-kejadian ini gue belajar. Gue bisa mendapat 'sesuatu' darinya. Melihat ke depan, ngadepin tahun baru, gue cuma ingin lebih sayang sama diri gue sendiri. Gue sadar, efek mencintai diri sendiri itu dahsyat banget. Gue bahkan belajar soal ini salah satunya dari hal sederhana, yaitu lagu.

          "Cukupkanlah... ikatanmu..
            Relakanlah yang tak seharusnya untukmu..
            
            Sebelum kau menjaga, merawat, melindungi, segala yang berarti
           Yang sebaiknya kau jaga..
            Adalah, dirimu sendiri..."

           "Bungsu"
           - Kunto Aji

          Eh iya, sekarang udah jam 10.30 malem aja. Sambil dengerin Playlist Album 'Mantra-mantra'-nya Kunto Aji yang masih muter dari handphone gue, kayaknya gue udahin dulu aja postingan ini.

          Buat penutup, ada satu quotes keren yang gue baca dari postingan yang muncul di feeds ig gue, punyanya akun @abdulmz_. Lagi-lagi jadi satu pembelajaran di 2018 ini, lumayan juga lah buat closing postingan ini ya,hehe. Menurut gue, kalimat ini definisi sesungguhnya dari 'sayang sama orang'.

         "Aku tahu bahwa setiap pilihanmu adalah jalan yang tak mudah. Jalan yang tidak bisa lagi kupaksakan untuk menahanmu sebentar karena aku terlalu rindu untuk bertemu. Maka teruslah berjalan, tak perlu khawatirkanku yang kau tinggalkan jauh dibelakang. Karena dibelakang sini, aku akan selalu mendoakanmu."

          Such a beautiful way to show your pure love for someone, right?

                                                                             * * *

The More Informed You Are, the Less Arrogant and Aggressive You Are

22 Desember 2018
10.23 PM

Pikiran ini kembali menjalar kemana-mana. Uang dan si fulan ramai menjejali otak gue. Alhamdulillah gue gak lagi emosi seperti seminggu kemarin. Gue bisa berpikir dengan lebih tenang dan terbuka.

Uang. Jujur saja gue paling gak suka dan gak menikmati ketika melakukan/mengerjakan sesuatu dengan tujuan uang. Gak pernah bertahan lama, gak pernah pakai hati. Gue bukan tipe yang bisa bekerja dengan optimal jika tujuan utamanya hanyalah uang. Sialnya, uang itu kebutuhan. Sialnya, gue butuh uang dan uang menjadi sumbangsih dalam kalutnya pikiran gue. Gue gak mau marah-marah dan mengeluh. Gue hanya berpikir, gimana caranya, di saat gue butuh uang sekarang ini, gue bisa enjoy mencari uang tanpa benar-benar sadar kalo gue tuh lagi nyasar uang. Maksud gue, gue tuh gak bisa yang kayak sengaja nyari projekan demi mendapat uang. Gue lebih suka mengerjakan sesuatu yang gue suka, dan uang adalah bonusnya. Tapi hidup gak seidealis itu. Gue hanya harus bisa menerima bahwa hidup tidak bisa selalu idealis lalu kemudian benar-benar menggerakkan diri gue untuk mencari bongkahan uang tersebut. Sebenarnya, kalau baca-baca akun instagram jouska, dapat uang 10juta itu terasa kecil. Gue hanya harus mengembangkan pikiran dan jalur gue agar omongan gue tadi itu terasa benar adanya. Gue percaya kok akan hal itu.

Kedua. Si fulan. Sebenarnya gue gak suka ngomongin orang di blog pake nama samaran kayak gini. Tapi gue bener-bener lagi berpikir keras tentang orang ini, apa sih yang dia pikirkan dan bagaimana dia memandang gue sampai-sampai keadaan gue sama dia bisa seperti sekarang ini? Gue ingin melihat dari sudut pandang dia, supaya gue mengerti. Jujur aja, saat ini gue mungkin belum 100% mengerti, dan ketidakmengertian juga ketidaktahuan bisa menggiring kepada perasangka, buruk atau baik. Yang gak enak, adalah perasangka buruk. Gue menyadari hal itu. Perasangka buruk parahnya lagi bisa menggiring pada emosi yang menimbulkan sikap yang tidak seperlunya ada. Dan itu semua menjadi hal yang merugikan secara fisik dan mental. Gue ingin sekali menghindari ini.

"The more informed you are, the less arrogant and aggressive you are." -Nelson Mandela


Gue percaya sekali akan hal ini. Setiap gue emosi, gue mengasumsikan kalau gue hanya tidak begitu paham posisi yang sebenarnya, atau ada informasi yang gue belum tahu. Atas dasar ketidaktahuan itu, gue mungkin hanya sedang menyimpulkan hal yang sebenernya aja gue gak tahu, dan itu menggiring gue ke emosi. Harapannya, gue bisa meredam emosi gue itu. Tapi praktiknya gak semudah itu, sodara. Mengendalikan emosi, bagi saya ini, bukan perkara gampang, saya masih perlu banyak belajar. Walau petuah Nelson Mandela tadi cukup membantu ketika saya emosi, membuat saya selalu mulai membahas permasalahan dengan pertanyaan, bukan dengan pernyataan tuduhan yang menyudutkan. Kadang masih kelepasan, saya masih perlu waktu untuk belajar.

Masalahnya untuk si fulan ini, beliau nampak menghindar. Saya pun tidak tahu kenapa. Sebenarnya itu hanya 'sepertinya'. Belum tentu dia menghindar, mungkin dia ada urusan yang gue gak paham, sehingga tidak sempat membalas whatsapp gue selama 12 jam. Yah, apa salahnya mikir positif..

Mungkin gue juga yyang terlalu terkesan 'ngegas' ketika bicara sama dia, makanya menimbulkan perasaan yang gak menyenangkan ke dia.

Inti dari maksud gue sebenarnya cuma, gue cuma ingin bicara, gue ingin mengerti sudut pandangnya, supaya prasangka gue gak menjadi-jadi dan gue bisa beraktivitas sehari-hari tanpa beban emosi yang bikin kinerja hancur. Gue lebih nyaman dengan bicara secara personal, pendekatan individual. Bisa dibilang, gue mengejar informasi dari fulan supaya gue ngerti dan ggue gak emosi lagi, so I can get back my inner peace again. That's it.

Tapi emang ya, ada aja kejadian di kehidupan yang bikin lo belajar biar tambah dewasa. Entah itu lewat orang, lewat finansial lo, lewat keluarga, atau apapun. Yah.. mikir positif aja. Siapa tahu besok-besok lo jadi Jack Ma dan kesulitan lo hari ini jadi bahan cerita lucu nan memorable yang bisa lo bicarain ketika lo diundang jadi narasumber di talkshow-talkshow suatu hari nanti, hahaha. Aamiin.