How Adult Life Feels Like

Oke oke, harusnya postingan ini jadi postingan tentang jalan-jalanku ke Korea kemarin. Tapi moodku belum nyampe lagi untuk nulis tiap detik yang kulaluin disana, yang pengen aku capture jadi tulisan blog. Gak gampang untuk langsung nulisin apa yang kita mau, apalagi aku tipe yang storytelling runut, kayaknya kalo nyeritain suatu cerita, buat aku tuh bener-bener sedetail mungkin dari A-Z, which is not simple if it applied to writings.

Ngomongin soal judul postingan ini, kayaknya terlalu general kalo aku jadiin judul di atas ngewakilin apa yang bakal aku tulis disini. Cuma yaa, kurang lebih isi tulisannya tentang judul di atas. So, lagi ngomongin apa sih aku ini? yaudahlah gitu pokoknya.

Dewasa ini, di usia yang bener-bener dewasa ini, banyak banget hal yang harus kita deal with, when we dont want to. Bahkan kemampuan untuk fast heal tuh mungkin jadi salah satu requirements untuk jadi orang dewasa kali ya. Bayangin aja, hari ini lo sakit, besok lu harus udah keliatan baik-baik aja. Hari ini lu disakitin orang, besoknya lu harus udah nampak 'everything's fine' di depan dia.

Selain itu juga muncul banyak kebingungan-kebingungan yang gak ada yang bisa jawab. Maksud aku, ya dari sesama manusia. Momen dimana mungkin lu berada di ujung akhir dari kebingungan lu, dan di saat itu lu tau kalo semua urusan ini cuma bisa diserahin sama Tuhan. Tapi mungkin karena aku belum seberiman itu, aku masih bertanya-tanya sendiri juga kapan kebingungan itu bakal nemuin jawabannya.

Yahh at the end aku bingung mau mengungkapkan apa lagi. Sangat singkat dan sangat gak jelas bukan hubungan antara judul postingan ini dengan isi tulisannya. Tapi mungkin tulisan pendek dan kebingungan mau ngomong apa lagi ini yang cukup menggambarkan kehidupan orang dewasa. Pusing bossss 

Trip to Korea 2024 : Part 3

Habis gelap terbitlah terang memang benar adanya. Tetapi setelah terang, nggak mungkin terang selamanya. Sama seperti matahari yang jadi terang dan gelap setiap hari, yang kalau kita telaah lagi, setiap gelap dan terang punya sisi keindahannya masing-masing.


Bandung, 5 Januari 2024

Aku dan Aliza masih santai menunggu pemberitahuan berikutnya dari TCL soal trip ke Korea. Aku pikir, trip ini bakal berlangsung mungkin setelah hari raya lebaran, karena kalau rentang waktu Januari-Februari-Maret, di negara Korea masih musim dingin dan mungkin nggak bersahabat untuk trip.

Ternyata, hari itu dari tim agensi travel yang disewa TCL mengumumkan kalau tripnya bakal berlangsung 19 Februari nanti. Kurang lebih satu bulan lagi! Kami dibuat ketar-ketir karena harus mengirim copy paspor paling lambat 17 Januari nanti. Sementara sekarang ini, paspornya aja kami belum punya!

Kami pun langsung mencari tahu pembuatan paspor. Ada yang regular, ada yang express. Kalau kamu baca ceritaku juga saat aku bikin paspor 2016 lalu, paspor itu nggak aku perpanjang dan sudah expired di 2021. Sekarang, aku juga harus perpanjang dengan proses yang sama seperti 8 tahun lalu itu.

Bedanya, sekarang ini kuota pembuatan paspor sering banget penuh. Apalagi di Kantor Imigrasi Bandung, tempat aku dadakan bikin paspor 8 tahun lalu. Dulu aku bikin serba dadakan dan alhamdulillah bisa cepat selesai sesuai target, cuma tiga hari. Untuk booking slot pembuatannya saat itu, aku langsung datang ke Kantor Imigrasi dan langsung diterima. Kalau sekarang, kami harus booking slot dulu karena setiap harinya penuh. Bahkan di Bandung, kuotanya sudah habis selama sebulan ke depan!

Aliza mendapat slot untuk pembuatan paspor kami di kota Bekasi. Kami merencakanan pembuatan paspor tanggal 9, untuk estimasi selesai di tanggal 12 Januari. 


Bekasi, 9 & 15 Januari 2024

Tiba hari di mana kami berangkat ke Bekasi untuk bikin paspor. Kalau dulu aku datang jam 6 pagi untuk bikin paspor di Bandung, kali ini aku berangkat dari Bandung ke Bekasi jam 4 pagi. Jam 7 kami sudah sampai di sebuah mal yang aku lupa namanya, kemudian menunggu 1 jam kami langsung dipanggil untuk pembuatan paspor.

Prosesnya cepat, karena kami dapat urutan nomor 1 dan 2 (keuntungan datang nyubuh :D). Jam 9 pagi malah sudah beres lagi. Siang harinya, kami pulang ke Bandung dan menunggu paspor selesai yang diestimasikan tanggal 12 Januari nanti.

Jujur pada awalnya, saking paniknya kalau nggak akan kebagian slot pembuatan paspor, kami berpikir mau pakai jalur express yang disediakan resmi, tapi biayanya nambah 1juta rupiah. Besar banget, apalagi buat aku yang saat itu lagi nggak punya uang. Ingat kan, uang yang aku minta ke atasan kemarin habis untuk beli TV. Sekarang ya aku gak punya uang lagi :'D

Tetapi alhamdulillah karena Aliza yang aktif cari informasi dan sangat membantu untuk urusan ini bisa dapat slot di Bekasi. Aku nggak lagi selowong 2016 dulu, yang semuanya aku kerjakan sendiri. Untuk trip ke Korea ini, keberadaan Aliza sangat membantu dan melengkapi untuk urusan dokumen dan lain sebagainya. 

Di tanggal 15 Januari pun, Aliza yang mewakili untuk pergi lagi ke Bekasi mengambil paspor yang sudah selesai. Di hari yang sama, di saat aku berhalangan karena urusan kantor, Aliza berangkat ke Jakarta untuk mengantar dokumen syarat pembuatan visa ke kantor travel agensi untuk menghindari telat pengiriman yang dijadwalkan paling lambat 17 Januari.

Paspor selesai, dokumen persyaratan visa selesai. Alhamdulillah!


Bandung, 15 Februari 2024

Setelah pengumpulan paspor dan persyaratan visa, nggak banyak info yang diberikan lagi travel agensi. Kami menunggu saja sampai akhirnya masuk ke h-2 minggu trip Korea. Visa sudah diterima, alhamdulillah. Saatnya memikirkan bekal kesana.

Untuk trip Korea ini, sebagai pemenang kami hanya perlu mengeluarkan biaya untuk paspor, biaya PP kota asal - Jakarta, dan bekal pribadi. Kembali lagi ke masalah awalku, kalau aku gak punya uang :D

Bekal ke negara orang tentu aja gak bisa kecil, apalagi mata uangnya lebih mahal. Belum lagi, trip ini berlangsung di musim dingin, yang mana kami harus siapkan perlengkapan dan baju-baju yang sesuai dengan winter. Mungkin kamu juga tau kalau perlengkapan winter itu nggak sedikit dan nggak murah. Perlengkapan wajib kayak long john, jaket winter, kupluk, sarung tangan termal, kaos kaki termal, coat, dan lain sebagainya yang bukan kebutuhan utama di Indonesia dijual dengan harga yang lumayan. Kalau dijumlahkan, beli perlengkapan saja sudah berjuta-juta. Dijumlahkan lagi dengan bekal uang, semakin banyak lagi :D

Aku dihadapkan dengan kondisi yang mirip saat mau membeli TV dua bulan lalu. Keuangan perusahaanku baru aja mau membaik, sedang diusahakan menuju stabil sampai akhirnya Insya Allah bisa kembali berlebih. Kalau aku ambil uang yang jumlahnya besar lagi, mungkin saja proses menuju kestabilan ini bisa terganggu. Belum lagi tanggal-tanggal ini mendekati akhir bulan, dimana cash besar harus disiapkan untuk membayar tagihan dan gaji anak-anak.

Aku belum membeli perlengkapan apa pun. Aku galau [lagi]. Masa anak-anak gak gajian gara-gara aku mau keluar negeri? masa aku senang-senang dan orang lain kesusahan? duh, aku dilema lagi. Bedanya dengan saat mau beli TV, kali ini aku bisa lebih mengontrol berapa banyak yang aku butuhkan. Ya paling aku minim jajan, yang penting badan gak kedinginan aja disana, wkwkw.

Terpikir lagi untuk meminjam kartu kredit kakakku. Lagi-lagi aku buntu dan dihadapkan dengan pilihan yang tidak benar, godaan syaitan yang membutakan. Aku konsultasi dengan atasanku tentang keuangan perusahaan dan juga kebutuhanku. Aku bilang kalau aku mau jual tabletku aja untuk bekal, atau paling mentok pinjam kartu kredit kakakku. Aku paling berat dengan membayangkan semua uang kantor ditransfer ke aku dan anak-anak gak bisa gajian. Hatiku gak enak banget untuk pakai uangnya.

Atasanku bilang jangan sampai pakai kartu kredit, alasannya sama. Itu riba. Aku berpikir untuk berpasrah lagi bahwa Allah akan bukakan jalan, walau aku bingung dan cukup deg-degan karena akan lebih membingungkan lagi cari uang di h-1 kalau dibandingkan dicari dari sekarang.

Singkatnya, atasanku mentransfer sedikit demi sedikit uang untuk aku mencicil beli keperluan perlengkapan winter. Mungkin kamu gak akan percaya, atau cerita ini seperti karangan saja, kalau aku bilang di h-5, saat aku dan atasanku sudah rapat berdua kalau uang yang ada sekarang gak akan cukup untuk bekalku dan opsinya mungkin aku akan ditransfer saat aku sudah di Korea, sore harinya tiba-tiba banyak pembelian salah satu produk kami yang masuk dengan nilai penjualan yang cukup besar, cukup untuk bekalku :')))))

Keajaiban ini seperti terjadi berulang-ulang bagiku. Formulanya hanya berpasrah kepada Allah, mengusahakan sebisa mungkin, dan pertolongan dari arah yang tidak disangka tersebut datang begitu saja saat hati kita sudah pasrah seolah gak ada lagi jalan yang kita punya. Seajaib dan seindah itu memohon pertolongan sama Allah. Padahal aku sudah punya niat jelek dengan menyiapkan opsi menggunakan kartu kredit, padahal Allah sudah kasih aku pelajaran bahwa menghindari larangan-Nya waktu mau beli TV dua bulan lalu menghasilkan pertolongan-Nya, tapi aku masih aja kembali dengan opsi haram walaupun alhamdulillah itu semua terhindarkan. Masya Allah, lagi lagi Allah bantu.

Sampai tiba saatnya hari keberangkatan kami!


Lanjut yuk ke part 4

Trip to Korea 2024 : Part 2

TV TCL sudah sampai di rumah. Saatnya berstrategi untuk memenangkan hadiah :)

Waktu tersisa satu minggu dan aku menjadwalkan pembuatan konten di tanggal 24 dan 25 Desember, pada dua hari terakhir. Kebetulan 24 dan 25 juga hari libur nasional, jadi aku bisa fokus mengerjakan konten karena libur kerja.

Aku menyiapkan tiga konsep video untuk dishoot. Kebetulan, hadiah dari lomba ini memenangkan trip gratis ke Korea Selatan dan pemenang bisa mengajak 1 orang untuk berangkat. Tentu aja dalam pembuatan konten aku butuh bantuan, so aku ngajak sepupuku Aliza untuk bantu aku shoot video, dan ketika nanti misalnya rejeki untuk menang, aku akan mengajaknya.

Setelah aku baca lagi syarat dan ketentuan menang lomba, disitu tercantum bahwa pemenang diundi. Hah? kok jadi diundi? kalau diundi, sebagus apapun konten yang aku buat kemungkinannya tetap nggak jelas, karena sifatnya gambling. Sambil mikir keras aku akhirnya mutusin kalau pembuatan konten ini harus displit. Aku minta Aliza buat ngonten juga, jadi kalau diundi, kemungkinan menang kita lebih besar karena kita taro dua pion disitu. Selain daripada taro dua kaki, yang pasti kita bikin konten yang kualitasnya oke untuk memaksimalkan potensi ini.


Bandung, 24-25 Desember 2023

Di tanggal 24 Desember, kita full shooting dari siang sampe malem banget. Capek bangettt, karena aku bikin 2 video dan Aliza 1 video. Semua ditake di hari yang sama. Besok harinya tanggal 25 Desember, kita full edit. Sempat ada drama hasil editanku hilang setelah aku buat videonya setengah jalan. Huftt, udah bete berat karena aku ngeditnya niat banget dan malah hilang, tapi akhirnya aku buat lagi aja dari awal dan baru beres upload jam 11 malem :)

Alhamdulillah, usaha terbaik udah dilakukan. Video aku dan Aliza udah terupload. Bismillah, hasilnya aku serahkan ke Allah jika memang rejeki atau bukan, aku mohon selalu diingatkan untuk bersyukur.


Garut, 31 Desember 2023

Hari itu kami sekeluarga sedang liburan bareng akhir tahun ke pantai Garut. Aku dan Aliza, serta sepupu kami lainnya berangkat dan menginap di Garut malam pergantian tahun itu. Kebetulan tanggal pengumuman lombanya juga akan dibagikan di 31 Desember. Aku cuma berpasrah sambil berdoa, menikmati kegiatan hari itu sambil sesekali cek Instagram TCL Indonesia. 

Tepat jam 2 siang saat aku dan semuanya siap-siap pindah pantai, aku mengecek Instagram sekali lagi dan melihat akun @tclindonesia ada di urutan pertama Instastory. Hah! rasa degdeganku bercampur sambil berucap bismillah mengeklik instastory TCL Indonesia. Dan.....

[image]

Waaaaaaa! Alhamdulillah kita menangggg!!

Di pengumuman itu tercantum nama Aliza yang menjadi salah satu pemenang trip ke Korea dari TCL. Masih ingat kan, bahwa pemenang bisa mengajak 1 orang untuk ikut berangkat. Disini strategi yang kurencanakan seperti berhasil, karena ternyata aku sendiri pun nggak menang, tapi dimenangkan lewat Aliza. Ternyata, pemenangnya dipilih berdasarkan views reels terbanyak. Pada akhirnya, kita tetap sama-sama menang!

Masya Allah aku rasanya ingin menulis surat panjang lebar sama Allah akan cerita ini bahwa terimakasih Ya Allah begitu baiknya Engkau sama aku, tahun lalu aku dikasih nonton Blackpink sampek 2 hari, tahun sekarang aku dikasih ke negaranya mereka.

Rasa syukur juga aku rasain ketika sebenernya akhir tahun 2023 ini aku berencana mau solo travel ke Singapore, tapi aku urung karena aku memilih untuk renovasi ruang tamu rumahku supaya lebih nyaman dan bikin 'image' rumahku yang sebenarnya adalah rumah peninggalan ibuku itu lebih cantik ketika ada tamu yang datang. Pun beli TV niat awalnya memang hanya karena ingin punya TV yang bikin suasana kumpul keluarga lebih kerasa sekaligus hiburan kaka sepupuku yang tinggal sendiri disana. Adanya lomba itu benar-benar sebuah kebetulan baik yang datang di saat bersamaan aku memang mau beli TV. 

Hikmah lainnya lagi, mungkin kalau aku jadi beli TV di awal November, aku nggak bakal bisa ikutan lomba ini. Kalau aku ngikutin rasa gak sabaranku untuk pake Paylater, kredit, atau semacamnya untuk beli TV di bulan November, aku nggak akan tahu adanya lomba bikin konten ini. Semua sudah direncanakan Allah lewat jalan terbaik. Jujur kalau dipikirkan lagi, kita tinggal ngikutin skenario-Nya, berusaha sebaik mungkin, dan ikutin perintah dan larangan Allah gimanapun kondisinya. Semuanya berakhir indah, Masya Allah, Alhamdulillah.


Lanjut ke Part 3 yuk!

Trip to Korea 2024 : Part 1

Setelah 8 tahun yang lalu ke Malaysia gratis berkat menangin lomba foto, siapa sangka tahun ini aku bisa ke luar negeri lagi secara GRATIS [LAGI] karena sebuah lomba ngonten. Tapi lagi-lagi, dibalik kata 'gratis' itu, selalu ada cerita panjang perjuangan dan lika liku yang bisa dibilang cukup dramatis, hehehe.

Aku ingin menuliskan semuanya disini untuk bisa mengenang setiap perjalanan memorable yang aku lalui dalam trip pertamaku ke Korea ini. Alasannya simple aja, sama kayak trip aku ke Malaysia 8 tahun lalu, aku bisa ingat setiap memori kecilnya karena aku sudah tuliskan semua di blog ini juga.

Yuk kita mulai :)


Bandung, antara 4 atau 5 Desember 2023

Pagi itu, aku lagi cek cek keranjang Shopee dan bolak-balik buka review produk TV. Kebetulan, setelah memutuskan renov ruang tamu rumahku di Ujungberung, aku berpikir buat nambahin TV untuk nambah rasa betah tinggal di rumah.

Sebetulnya, aku udah ada rencana beli TV dari awal November. Tapi karena saat itu keuanganku lagi di masa yang down dan belum up lagi, aku nggak langsung beli karena yaa duitnya gak ada, hehehe.Walaupun keinginan beli TV udah gede banget ditambah rasa gak sabar untuk bisa nonton segala macem di TV yang punya fitur smart zaman sekarang, aku mencoba sabar sampai keuangan perusahaanku membaik untuk bisa beli kebutuhan tersier macam TV ini.

Satu bulan lamanya sejak November awal itu, aku bolak-balik liat produk TV yang aku mau, Google TV dari TCL yang ukurannya 40 inch. Sambil nunggu punya duit, aku mengobati rasa excitedku yang belum terpenuhi dengan ngeliat produknya aja dulu di Shopee. Gak tau kenapa, itu sedikit menghibur di kala aku gak sabar banget pengen cepetan beli.

Kembali ke tanggal antara 4 atau 5 Desember, sebulan sejak keinginanku tertunda, aku masih juga cek cek produk TV yang udah nangkring di keranjang Shopee-ku sebulan lamanya itu. Beberapa kali aku 'ngeuh' kalo brand TCL ini lagi bikin aktivasi marketing dengan hadiah trip ke Korea. Tapi karena aku udah skeptis duluan kalo pemenangnya dipilih secara acak melalui undian, aku udah males di awal dan nggak berniat cari tahu lebih lanjut soal apa ketentuan lomba itu. Pikirku, kalau undian ya adu nasib, aku nggak mau ikutan adu nasib yang sifatnya gambling atau dalam Islam mungkin entah halal atau nggak ya. Aku cuma niat mau beli TV buat hiburan keluarga di rumah.

Sampai akhirnya, di pagi itu aku entah gimana jadi tertarik buat baca ketentuan lomba tersebut dan aku baca kalau ternyata itu adalah lomba ngonten, yang pemenangnya dipilih dari konten terbaiknya. Syaratnya, pembelian TV harus melalui official store di rentang waktu periode tertentu.

Dari situ aku langsung ngeuh, wah, ini lomba ngonten. Kalau lomba seperti ini, bisa diusahakan, bukan sekedar adu nasib lewat giveaway acak undian. Aku tertarik banget! Sedikit seperti dejavu bahwa lomba yang aku ikutin 8 tahun lalu dan berhasil aku menangin itu adalah tipe lomba yang, jujur, orang mungkin bakal jarang tahu dan gak tertarik buat ikutin. Saat itu, yang namanya konten gak sefamiliar zaman sekarang. Apalagi yang ngadain Yamaha, brand motor, yang audiesnya kebanyakan bapak-bapak yang jelas males ikut lomba konten-kontenan.

Sekarang, brandnya TCL, brand TV. Jujur aja deh, emang zaman sekarang anak muda yang pada jago ngonten tuh pada tertarik gak sih beli TV, walaupun itu TV smart atau android yang kaya fitur? mungkin anak muda yang ngontennya pada level dewa itu lebih tertarik sama lomba-lomba atau giveaway-giveaway yang hadiahnya iPhone. Jelas sesuai kebutuhan mereka di zaman 'konten' ini. Tapi kalau TV? se-smart apa pun, mungkin mereka yang udah aware kalo TV dengan fitur smart, android, atau pun Google TV itu banyak banget manfaatnya, masih belum sebanyak itu. Pun kalo ada yang tertarik beli, mungkin mereka yang udah punya rumah, atau pasangan muda, atau sekedar membelikan untuk orang tuanya. Untuk diri sendiri, mungkin masih terbilang jarang. Jadi akses untuk tau ke lomba ini, ya mungkin kecil juga.

Dari situlah aku ngeliat potensinya. Apalagi setelah aku cek hashtag yang dipake buat lomba itu, belum banyak yang ikutan. Ada yang ikutan pun, maaf kalau boleh sedikit percaya diri, aku merasa bisa bikin konten yang kualitasnya di atas yang lain. So, aku melihat potensi yang besar di lomba ini, apalagi hadiahnya trip, sebuah experience yang gak akan terlupakan. Aku ngerasa harus banget untuk ikutan!


Bandung, 10 Desember 2023

Aku masih dilanda kegalauan karena aku, dengan tekad keras, mencoba mencari cara untuk bisa ikutan lomba ini. Seperti yang kamu tau, salah satu syarat lombanya aku harus membeli TV TCL di periode waktu tertentu. Sementara saat itu aku nggak punya uang! jangankan buat beli TV yang sifatnya tersier, untuk makan aja aku ngirit-ngirit. Maklum, aku kerja di dunia bisnis, yang aku sendiri turun untuk ikut bertanggung jawab memikirkan potensi profit perusahaan, dimana saat perusahaan banyak uang, aku juga banyak uang, tapi di saat keuangan perusahaan lagi down, aku juga down, dan harus juga memikirkan keamanan keuangan perusahaan beserta gaji pegawai yang aku sebut dengan anak-anak. Jadi saat itu, aku emang lagi seret-seretnya.

Sempat terpikirkan saat itu untuk menggunakan kartu kredit milik kakakku atau fitur Paylater yang ada di Shopee. Mungkin bulan depan juga aku udah bisa bayar lagi kan, dan jujur perbedaan harga menggunakan Paylater dan cash cuma 25ribu rupiah. Bayangin, cuma 25ribu rupiah! Aku merasa buntu dan berpikir mungkin itu jalan terakhir yang perlu aku ambil supaya bisa ikutan lombanya. Dalam hati aku menolak keras opsi tersebut karena larangan dalam agama Islam tentang riba yang merupakan dosa besar. Dosa yang amat besar. Aku takut, sangat takut, tetapi aku juga buntu dan aku nggak mau menyerah begitu saja bahwa aku harus melewatkan lomba ini. Nggak! gimanapun caranya aku harus ikutan. Lebih baik gagal setelah aku mencoba sekeras mungkin, daripada aku menyerah dan menyaksikan orang lain menang yang dimana dalam potensi percobaannya aja aku nggak terjun.

Akhirnya aku dengan berat hati memberanikan diri bilang ke atasanku yang juga partner kerja utamaku, bahwa aku sedang butuh uang. Nggak sedikit, karena harga TV 40 inch ya sekitar 3juta kurang. Kenapa harus beli yang 40 inch? karena keluargaku ingin TV yang ukurannya sekalian besar, dan aku mengiyakan. Yang biasa orang Sunda bilang, 'sekalian aja' karena harganya juga nggak beda jauh, tapi aku juga gabisa bilang kalau aku gak punya uang untuk beli yang ukuran besar.

Belum lagi dilema saat aku minta uang ke atasanku. Bayangin aja, kantorku punya TV untuk kebutuhan bersama yang sering aku pake juga. Karena keuangan yang sedang down tersebut, TV itu sampai digadai untuk memenuhi kebutuhan kantor dan gaji anak-anak. Terus aku harus bilang kalau aku butuh uang untuk beli TV! Gimana perasaan kamu buat bilang kayak gitu sementara orang lain sedang kesulitan dan kamu malah belanja barang tersier! Berkecamuk perasaanku.

Di satu sisi aku melihat keadaan genting tersebut, tapi aku juga bersedih hati dan mungkin menyesal berkepanjangan kalau nggak bisa ikut lomba itu. Pada akhirnya, aku tetap bilang pada atasanku bahwa aku butuh uang, tetapi jika memang uang tersebut tidak bisa ada, aku juga nggak apa apa. Aku berpikir mau jual asset yang aku punya saja, karena jujur berat banget rasanya kalau harus pake Paylater/kredit. Apalagi TVnya kan memang mau dipakai untuk keluarga, masa aku bawa barang gak berkah hasil kredit ke rumah keluarga untuk dipakai oleh keluarga. Berat rasanya.

Alhamdulillah setelah aku sampaikan, atasanku mengerti, dan beliau malah bilang nggak usah mikir nggak enak, karena pada dasarnya uang itu juga adalah hakku. Walaupun uangnya belum ada, tapi kita usahakan bersama agar sebelum tanggal yang aku minta, uang itu sudah siap.


Bandung, 14 Desember 2023

Singkat cerita, waktu berlalu 2 minggu. Periode waktu pembelian TV yang ditentukan untuk bisa mengikuti lomba tersebut adalah 1-15 Desember 2023. Hari itu sudah tanggal 14, dan aku belum juga membeli TVnya, karena uangnya masih belum ada. Aku sudah cukup panik sekaligus pasrah, meminta petunjuk pada Allah apa sebaiknya aku menyerah saja dan pasrah saja bahwa mungkin ikut lomba ini belum rejekiku, atau aku harus memaksakan diri melanggar perintah-Mu dengan menggunakan kredit. Hari itu aku sulit tersenyum.

Aku pun bilang pada atasanku bahwa aku mau izin pulang siang hari dari kantor untuk mencoba menjual barang, jika memang uangnya belum bisa ada. Atasanku memintaku sabar sejenak walaupun aku juga tau kalau dirinya bingung harus dapat dari mana uang yang aku minta tersebut. Aku galau dan nggak mood. Tetapi entah bagaimana, siang itu tiba-tiba ada customer yang mau melakukan pembelian senilai hampir 20juta rupiah. Sangat tiba-tiba di siang bolong itu. Beberapa menit kemudian, customer tersebut langsung transfer. 20 juta rupiah masuk ke kas kantor. Kecil untuk ukuran perusahaan, tetapi sangat membantu kebutuhan kami saat itu. Atasanku langsung mengirimkan sejumlah uang yang aku minta.

Aku bersyukur sekaligus terheran karena bagaimana mungkin jalan itu tiba-tiba ada dan dibukakan-Nya. Niat baik menghindari riba berakhir baik, Allah bukakan jalan rejeki lain yang tidak pernah disangka. Aku diselamatkan dari riba, dan aku bisa ikut lomba itu, perusahaan dan anak-anak juga lumayan terbantu karena jumlah uang yang masuk lebih besar daripada uang yang aku minta, jadi nggak semua uangnya langsung habis untuk aku saja. 

Hari itu aku langsung checkout TV yang sudah sebulan lebih nongkrong di keranjangku. Karena udah sebulan lebih nongkrong bareng, harusnya kita udah akrab, hahaha. Alhamdulillah, memilih jalan Allah emang gak pernah salah.

TCL Google TV 40 inch yang aku tunggu pun akhirnya sampai di rumahku dengan selamat tanggal 19 Desember. Jangka waktu terakhir pembuatan konten maksimal di tanggal 25 Desember, dan setelah TV sampai, kemudian aku mulai memikirkan strategi memenangkan lomba itu.


Lanjut cerita di part 2 yuk!

Keistimewaan Penting dari Memiliki Akal dan Pikiran

Dulu, saya sering takut bahwa saya akan kehilangan ambisi. Tidak terbayang bagi saya bagaimana seseorang dapat hidup dan memperbaiki hidupnya tanpa memiliki ambisi. Saya tidak mau menjadi orang yang nyaman dengan hal yang biasa biasa saja. Tapi sekarang, saya menyadari satu hal penting yang lebih krusial daripada ambisi yang saya sebutkan sebelumnya. Kemampuan untuk bermuhasabah diri.

Bagi saya, dianugerahi akal dan pikiran adalah hal luar biasa yang Allah berikan kepada kita sebagai manusia. Salah satunya, akal dan pikiran itu lah yang membuat kita mampu untuk bermuhasabah diri. Berintrospeksi diri, mengevaluasi diri. Saya takut sekali, lebih takut lagi daripada tidak memiliki ambisi, jika saya tidak mampu atau melupakan muhasabah diri. Tidak tahu bahwa saya salah saja saya takut, apalagi merasa bahwa saya sudah tahu, karena hal itu hanya akan menipu dan menghancurkan diri saya. Tidak hanya soal apa yang saya ketahui dan tidak ketahui, tetapi juga tentang sikap dan sifat lain.

Kembali berbicara soal ambisi, berambisi dengan artian tidak hanya berdiam diri ketika memiliki hidup yang biasa biasa saja, tentu, itu adalah keharusan. Tapi satu hal yang saya lupakan adalah, bagaimana untuk bisa menyadari untuk tidak hidup biasa-biasa saja, senantiasa memperbaiki dengan diiringi rasa syukur yang bijaksana.

Dewasa ini, di usia saya yang sekarang, mencapai keikhlasan adalah sebuah perjalanan yang panjang dan berat. Amat berat. Ketenangan hati, keikhlasan hati, bagi saya adalah sesuatu hal yang amat mahal harganya. Titik di mana saya mampu untuk ikhlas, dan mensyukuri setiap yang saya miliki, adalah sebuah perjalanan yang menurut saya akan dilalui oleh setiap manusia di dunia, dengan hasil akhir menjadi manusia yang berpasrah diri dan bersyukur. Dari kedua hasil akhir tersebut, tujuan akhir yang juga diperoleh adalah ketenangan hati. Maka ketika sudah sampai di tahap ketenangan hati tersebut, saya kira adalah juga hal yang patut disyukuri mengingat prosesnya yang begitu luar biasa.

Kemudian dalam hal bermuhasabah diri, selain dari banyak menyelamatkan diri kita dari urusan keduniawian, menurut saya penting sekali untuk bekal kita menjadi hamba yang dicintai Allah.

Bayangkan output yang kita dapatkan dari kita bermuhasabah diri. Di dunia, kita Insya Allah dapat menghindari sifat-sifat yang dibenci Allah, terutama sifat sombong, karena kita Insya Allah selalu mengingat bahwa kita pasti memiliki salah dan kekurangan yang harus terus diperbaiki, tidak terlena dengan bagaimana pun kedudukan kita, yang sebenarnya juga adalah milik Allah yang dititipkan kepada kita. Pun juga kita senantiasa bertaubat dan memohon petunjuk untuk Allah berikan evaluasi kita dalam setiap kekhilafan, kekurangan, kejahatan, atau keburukan yang kita lakukan, sengaja atau pun tidak.

Belum lagi urusan keduniawian. Kembali lagi ke hal pertama yang saya bahas di awal. Jika kita menjadi manusia yang mampu bermuhasabah diri, tentu kita tidak akan diam saja ketika hidup kita biasa-biasa saja dan tentu mencari jalan improvisasi terbaik yang dapat kita lakukan. Juga hubungan kita terhadap sesama manusia. Kita tidak akan berpuas diri terbatas pada apa yang kita miliki sekarang saja, tetapi juga bagaimana untuk menjadi hamba, umat, saudara terbaik dalam beragama dan berhubungan dengan manusia.

Insya Allah semoga Allah berikan kita semua kerendahan hati untuk senantiasa bermuhasabah diri dan berlapang hati terhadap segala ketentuan-Nya. Aamiin.