Jalan-jalan SENDIRIAN dan Ulang Tahun Blog ke-6

          Perjalanan. Iya, setiap tahun adalah perjalanan. Buku episode 2017 punya gue sudah hampir selesai. Apa yang sudah gue lalui 2017 ini? gak muluk-muluk, mayoritas gue gak ingat. Itu artinya, momen-momen memorable di tahun ini untuk gue memang tidak terlalu banyak. Tapi bukan berarti, 2017 ini tidak terjadi apa-apa. Alhamdulillah, banyak pelajaran yang gue dapatkan. Salah satu buktinya, artikel yang gue tulis di blog tahun ini memiliki jumlah terbanyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dan gue bersyukur akan hal itu.

          Cerita penutup 2017, hari ini, gue -akhirnya- memenuhi hasrat dan niat gue untuk jalan-jalan sendiri lagi, ke tempat yang gue gak tahu dan gak hapal, dan mungkin sama sekali belum pernah kaki gue berpijak disana. Ya, Alhamdulillah keberanian gue terkumpul kembali untuk menyelesaikan rencana yang sudah tersusun di dalam otak ini sejak beberapa minggu lalu.

         Bulan ini gue banyak baca tentang pengalaman orang-orang yang bersolo traveling. Gue menjadi sangat tertarik untuk juga melakukan solo traveling lagi, setelah pengalaman pertama gue jalan sendirian ke Jakarta Oktober lalu. Jujur aja gue senang banget jalan-jalan, entah tujuannya jelas atau engga. Dan cerita orang-orang tentang solo traveling ini sangat-sangat memanggil jiwa gue untuk melakukan hal serupa.

         Sebenarnya, sebenar-benar benar benarnya, gue pengen banget solo traveling ke Jogja. Gue emang udah lama pengen ke Jogja, tapi gua gaktau mau cabut sama siapa. Sekarang gue sudah sadar kalo gue nunggu orang bisa nemenin gue, itu gak kan kelar-kelar dan entah kapan terjadinya, jadi gue berpikir Jogja haruslah jadi destinasi utama gue untuk melakukan solo traveling. Sayangnya, dompet gue lagi gak ngebolehin gue buat cabut jauh-jauh. Baiklah, sambil menunggu dompet gue kembali terisi, gue 'pemanasan' dulu aja, bersolo traveling di kota sendiri, hehehe. Aneh? engga kok. Daripada diem dirumah scrolling ig mulu, melakukan hal ini menurut gue lebih menyenangkan.



         Destinasi gue hari ini yaitu Stone Garden di Bandung Barat. Emang bukan tempat yang lagi rame, tapi gue memang belum pernah kesana. Jadi, gue memutuskan untuk pergi kesana hari ini, ditemenin sama Jonghyun Shinee dan Taeyeon SNSD melalui lagu-lagu keren mereka.

          Gue naik kereta dari Stasiun Kiaracondong dan berangkat jam 14.55-an (fix gue kesorean) dan sampai di Stasiun Padalarang jam 15.46. Dari situ gue naik angkot warna kuning jurusan Rajamandala. Dari mana gue tahu? gue sebelumnya sudah bacain blog-blog orang yang pake transportasi umum ke Stone Garden, dan itulah yang menjadi tuntunan gue, selain daripada bertanya langsung ke warga sekitar.

          Sudah request ke emang angkot untuk turun di Stone Garden, si emang sempet nanya,

          "Teteh mau ke Stone Garden? mau ngapain teh, udah malem."si emang nanya sambil senyum.

          "Iya, kesorean mang. Mau lihat-lihat aja." jawaban itu terlontar gitu aja dari mulut gue, dan gue baru sadar jawaban gue geje. Lalu gue diturunkan di depan sebuah jalan yang kelihatan berbatu, di sebelah jalan itu ada pangkalan ojek yang dipenuhi laki-laki yang kelihatannya masih aa aa. Begitu nyebrang ke jalan yang ada plang Stone Garden itu, gue langsung ditawari ojek sama gerombolan cowok itu. Karena berpikir mungkin jalannya bakal agak jauh, dan waktu bener-bener mepet, akhirnya gue mutusin buat memakai salah satu jasa ojek yang dikendarai oleh cowok yang mungkin masih muda dengan warna rambut coklat.

          Dialog yang pertama terjadi tentu saja,

          "Teh kenapa sendirian aja? pacarnya mana?" seperti yang sudah aku duga, bakal ditanyain begini, seakan sendirian itu sesuatu yang sangat aneh dan tidak lumrah.

          "Hehee.. iya nggak apa-apa. Pengin aja a."

          "Emang dari mana gitu teh?"

          "Dari Bandung."

          "Oh dari Bandung. Beranian teh kesini sendirian."

          "Iya udah sering kok a, hehe."

          "Ohh sering kesini?"

          "Bukan, udah sering sendirian."

           Lalu si aa terdiam.

           Sampai di Stone Garden, ternyata ada beberapa anak tangga yang minta dinaiki. Turun dari ojek tadi, gue langsung disambut dua orang emang ojek lainnya yang sedang mangkal dan mereka juga langsung bertanya hal sama.

           "Teteh sendirian aja.."

           "Mang berduaan aja kayak homo." tadinya mau bilang gitu, tapi enggak kok. Gue cuma jawab iya sambil senyum. Berkaitan sama hal ini, sebenarnya gue ingin banget mengubah perspektif orang-orang sini, yang entah kalau di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali, dll juga sama atau enggak, tentang jalan sendirian. Sendiri itu merdeka, bebas, dan kamu jadi pemimpin untuk diri kamu sendiri, melatih kepercayaan diri, melatih mental. Sendiri itu bukan berarti ngenes, gak ada yang mau nemenin, atau gak punya pasangan. Sejauh yang gue alami, kebanyakan perspektif orang sini tuh seperti menganggap orang yang sendirian itu, terutama perempuan, adalah sebuah keanehan, kejanggalan. Kalau gue pribadi sih ngelihat orang jalan sendiri, laki-laki atau perempuan, gue pikir dia adalah orang yang punya prinsip. Hidupnya nggak tergantung orang. Bukannya itu keren?

           Waduh jadi kemana mana, balik lagi ke Stone Garden.

           Gue pun menyusuri tangga itu dan akhirnya ketemu sama kumpulan batu-batu yang keren dan tersebar di berbagai sisi. Tadinya berharap ketemu sunset, tapi belum rejekinya, cuaca hari ini agak mendung jadi sunsetnya nggak kelihatan. Gue sempet berinteraksi dengan seorang ibu-ibu yang bawa dua anaknya. Interaksi ini diawali dengan pertanyaan si Ibu yang juga tentang apa gue bener-bener sendiri. Gue jawab dengan mantap, ya, saya sendiri aja. Ibu ini bawa dua anaknya, perempuan dan laki-laki, yang laki-laki namanya Fahri dan ceria banget, narsis pula. Senang lihatnya. Yang perempuan gue gaktau namanya siapa, karena Ibunya manggil dengan panggilan 'si kakak'. Anaknya yang laki-laki itu terus-terusan nanya sama ibunya, "Stone Gardennya mana?" dan ibunya dengan nada yang lucu ngejawab, "Ini teh Stone Garden, astagfirullah.." Gue gak sanggup nahan ketawa lihat tingkah lucunya Fahri. Si Ibu juga cerita kalau si kakak adalah penyayang kucing, tapi kalau Fahri benci sama kucing. Mereka bertiga tinggal gak jauh dari situ, tapi ini baru kali ketiga mereka main ke Stone Garden.

Itu si ibu yang lagi sibuk motoin Fahri dan si kakak yang lagi rehat diatas







         Abis itu, gue foto-foto sekitar dan setelah kurang lebih setengah jam, gue balik ke bawah karena waktu udah nunjukin jam 5.20, artinya sebentar lagi langit bakal jadi gelap. Gue pun menggunakan jasa ojek emang-emang yang tadi mangkal berdua, dan gue sempet bertanya harus naik angkutan umum yang mana untuk kembali ke Stasiun Padalarang. Si emang dengan ramah menjawab, lalu berlanjut ke obrolan yang sama lagi, tentang kenapa gue sendirian. Baiklah, gue nggak akan pernah bosan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, gue masih memaklumi tentang perspektif orang-orang Indonesia yang mengartikan 'sendiri' sebagai sebuah kejanggalan.

          Naik angkot, lalu sampai di Stasiun, gue beli sedikit cemilan dan sempat dikagetkan karena ada seorang petugas di stasiun yang pingsan. Kemudian menunggu kereta datang sambil kembali minta ditemani Jonghyun dengan 'End of A Day'-nya dan Taeyeon yang nggak bosan nyanyiin 'This Christmas'-nya buat gue. Kereta datang, dan saatnya pulang.

          Karena perjalanan ini begitu singkat, gue rasa gue belum cukup puas dengan perjalanan yang gue juduli dengan 'Solo Traveling Lokal' ini. Gue masih penasaran bagaimana rasanya membaur dengan warga lokal yang berbeda suku. Kalo di Bandung kan kurang lebihnya gue udah tau karakteristik orang Sunda seperti apa, nah gue penasaran bagaimana jika gue berinteraksi dengan orang Jawa, Sumatera, atau mungkin saudara-saudara setanah air di Papua. Pasti seru!

          Tapi overall gue seneng. Anggap aja ini tombak awal untuk perjalanan-perjalanan selanjutnya di 2018. Semoga 2018 bakal jadi lebih seru lagi dan yang penting, lebih banyak ngasih pengalaman dan pelajaran.

          Menutup artikel ini dan episode 2017, I wanna say congratulation to my Blog! Hari ini, 30 Desember 2017, blog gue ini tepat berusia 6 tahun. Yeayyy! berasa anak sendiri gini ya. Thank you for being my platform to share and collect all memories I have. Aku berharap, blog ini bakal sering-sering muncul di Page One Google dan dapetin lebih banyak traffic. Aamiin.

See you next year!!!!

Seminar Nasional : Public Speaking and Self Development for Millenial Generation


          Minggu kemarin (26/11) gue baru aja ikutan seminar nasional yang bertajuk *ceila bertajuk*
"Seminar Nasional Public Speaking and Self Development for Millenial Generation". Acara ini diselenggarakan oleh Protokol FISIP Unpad. Keren yak anak-anak Unpad.

          Motivasi gue ikutan seminar ini selain karena alasan paling mendasar, gue gak bisa ikutan organisasi kampus untuk mengasah soft skills gue, gue menggantinya dengan seminar, workshop, being a volunteer, dan sejenisnya. Melihat ada seminar ini dan temanya sangat 'memanggil' gue, tanpa basa basi gue ikutan, walaupun sendirian. Sendirian mah udah biasa sih, :-D

          Balik lagi ke seminarnya. Rencananya, speaker yang bakal ngisi seminar ini adalah orang-orang keren yang pasti berkapabilitas di bidangnya, yakni Pak Menpora Imam Nahrawi, Dj Arie (Broadcaster & Public Speaking Trainer), Amelia Putri (News Anchor TVRI Jabar), Antik Bintari (Moka & Dosen Fisip Unpad), dan Panji Aziz (Founder Isbanban Foundation yang dinobatkan jadi One of 60 Changemaker in the World (WOAAAWW)). Sayangnya, Pak Imam berhalangan hadir karena ada acara lain di Surabaya. Tapi gue tetap sangat excited dengan acara ini dan bertekad akan mengikuti dengan baik dari awal sampai akhir. *CIAAAAAAA

          Speaker pertama itu bu Antik, Dosen Fisip Unpad. Beliau banyak ngebahas tentang generasi millenial. Perbedaan generasi X, generasi Y atau millenial, dan generasi Z. Banyak insight-insight yang gue dapetin dari pembahasannya bu Antik ini, dan gue ingin berterimakasih sekali secara pribadi haha.

          Speaker kedua, Dj Arie. AH! ini nih favorit gue. Gue sejak Januari lalu ingin sekali join Broadcasting School-nya Dj Arie tapi belum jadi jadi aja (tapi bakal kok, pasti). Dan gue memang non pengalaman banget di dunia public speaking dan ingin menjadi expert disini, pastinya gue sangat excited mengikuti pembahasannya Mas Arie.
          Dj Arie ngebahas tentang presentation skills dan dasar-dasar public speaking. Mulai dari knowing your audience, well preparation yang menjadi hal wajib bagi public speaker, dan positive thinking dalam menghadapi respon audience yang mungkin tidak selalu positif.
          Terus lagi, Dj Arie juga ngebahas tentang bagaimana membangun 'Brand of You', memanage eye contact, dan melakukan hand gestures. Ini asli membantu gue sekali yang memang punya masalah dengan body language :').
          Dan, bagaimana pembawaan presentasi yang poin-poinnya dibahas dari mulai vocal, antusiasme (body language dan suara), emosi, pembahasan materi dengan cara tell story, pembawaan diri yang excited, penggunaan nama dalam menyapa audience, dan menceritakan pengalaman pribadi, yang biasanya orang itu lebih suka dengan pelajaran yang diambil dari pengalaman pribadi daripada pelajaran dari materi yang udah ada di masyarakat.
           This was so amazing. Emang Dj Arie T.O.P B.G.T dah!!! Gue gaksabar mau masuk kelas broadcastingnya. Materi dari awal sampe akhir bener bener bikin cenghar, gak ngantuk, dan terserap banget pokonya. Dan pembawaannya Dj Arie ini bikin gue ngakak banget banyak!!!!

          Speaker ketiga, ini gak kalah kerennya. Panji Aziz, alumnus Unpad juga. Beliau ini lulusan Kesejahteraan Sosial yang jadi founder Isbanban Foundation (Social Enterprise) dan dapat penghargaan yang bwanyakkk abiss, mulai dari nasional sampe internasional. Salut abis dah. Beliau ini nyeritain tentang perjalanannya dengan Isbanban Foundation yang banyak banget bikin gue jadi pengen membantu orang juga seperti beliau. Kita juga dikasih insight tentang skills apa yang dibutuhkan di abad ke 21, mengingat kedepannya tenaga-tenaga manusia banyak digantikan dengan teknologi. And these all makes me want to learn about everything. But focus is the key. Dan gue juga menjadi teringatkan kembali untuk selalu peduli dengan lingkungan dan negeri kita. Apapun bidang kita, selalu ingat bahwa menjadi bermanfaat untuk sesama itu adalah kesuksesan yang sesungguhnya. *HUHUUHU gue jadi terharu

           Speaker keempat, nihh yang pengen gue ajak ngobrol empat mata tapi gakbisa nih. Amelia Putri, news anchor dari TVRI Jabar. Berhubung cita-cita gue sangat berkolerasi dengan profesi dan pembahasannya Kak Amel, gue sangat serius mendengarkannya. Kak Amel sharing tentang dunia news anchor, reporter dan pertelevisian. Dan gue jadi tahu istilah untuk cita-cita gue yang sebenarnya itu adalah 'Sportcaster'. Selama ini gue taunya reporter olahraga aja. Gue dapet insight lagi dan bahkan gue terapkan sampai hari ini, yaitu cara bikin suara jadi bulet. Gue praktekin terus dah, asli. Gue gakmau jadi sicempreng lagi. Wkwkwk. Dan berbarengan dengan itu berakhirlah rangkaian acara seminar nasional hari itu.

          Overall gue sangat senang mengikuti seminar ini, sangat membuka wawasan. Thanks to Protokol Fisip Unpad untuk eventnya yang sangat keren. Gue jadi makin pengen nyari-nyari seminar kek gini lagi. Self Improvement, itu tema yang sangat gue cari. So, if there's someone read this, and if u have any info about some good events to attend, please kontak gue yaa, haha. Or if you want to sharing about some events you have followed or you frequently join, kontak gueeehhh!!! caranya? ketik REG spasi CANTIK kirim ke kantor pos. Wkwk. Canda. Receh ya. Iya emang.


P.S so sorry karena gak ada dokumentasi yang memadai, karena gue terlalu fokus sama seminar dan kamera hp kualitasnya malesin, so, yasudahlah :')

#ValenciaGP : The Final Show Down



          Marc Marquez telah dinobatkan menjadi juara dunia MotoGP 2017. Perjuangan panjang udah doi laluin sejak terseok-seok di awal musim hingga akhirnya bisa sampai di puncak juara musim ini. Well, Marc sangat deserve untuk keberhasilannya musim ini, karena seperti yang udah kita liat, performanya, strateginya, itu semuanya sangat penuh perjuangan dan dia lalui dengan tidak mudah. 

          Ohya, bicara soal GP Valencia hari ini, seperti biasa Valencia bukan sirkuit favorit gue, karena gue selalu kecewa sama Valencia dan hasil racenya. Dengan defisit poin 21 antara Marc dan Dovi, gue sudah sangat yakin Marc akan menang, dilihat dari kacamata objektif dan logis. Seperti Valencia 2015 aja, logisnya waktu itu, Jorge Lorenzo udah pasti juara dunia, dan benar terjadi. 

         Jalannya race berlangsung monoton (pendapat saya), yang bikin degdegan cuma Zarco karena seperti biasa dia selalu sangar ngebeat rival-rivalnya, ga kenal ampun, mau senior, mau yang lagi battle buat juara dunia, dia sikat aja. Dan gue sempet berharap Zarco podium 1. Seneng aja liatnya, kalo beneran kejadian. 

          Terus di lap entah keberapa, Jorge Lorenzo lagi lagi dapet Dashboard Message 'Mapping 8'. Tapi kayanya dia gak liat deh, soalnya dari kamera yang nyorot ke dia, dia mukanya fokus banget ke depan, sementara dashboard message adanya di dashboard motornya itu kan, mun ceuk urang mah dina speedometer :-) Dan seperti yang lo tau, itu message dikirim berapa kali ke Jorge, lebih dari 5 kali! si Jorge entah gak nyadar atau pura pura gak nyadar, dia lempeng aja nerusin race. Sampe akhirnya tim Ducati ngasih pesan lewat pitboard yang bentuknya seperti ini, "-1 tanda panah kebawah". Gila ini frontal banget kali. Secara gamblang secara jentre secara clearly Ducati nyuruh Jorge mundur 1 posisi supaya Dovi bisa lewat. Team Order detected.

          Kalau buat kubu Honda, gue gaktau apa dia ngetim order juga apa engga. Tapi dilihat dari performa Dani Pedrosa, tercium bau-bau konspirasi sih dari hidung negatif kayak gue hehehe. Tapi 'mainnya' halus banget. Jadi untuk berapa lap itu posisi 1-5 lama gak berubah. Dan si Dani itu stuck di P3. P1 - P2 itu deketan, P4-P5 juga. Si Dani yang bener-bener sendiri dan stuck. Dia itu seakan emang stuck tapi disisi lain seakan lagi ngejagain supaya rider di P4 dan P5 gak ngelewatin si P2 dan P3. Dan setelah Dovi OUT, si Dani tiba-tiba on fire lalu ngebalap si Zarco hingga akhirnya dia menang. Ajaib juga kan.

          Di pertengahan race, Marc yang lagi ngebalap Zarco tiba-tiba hampir lost control dan sempet 'ngoffroad' ke gravel, tapi as always dia selalu punya save yang baik dan gak jadi crash, lalu nerusin balap dan race di P5, dibelakang Dovi. 

          Lalu setelah berkali kali dimessage 'Mapping 8', Lorenzo kelihatan nggak ngelakuin perubahan apa-apa yang berkaitan dengan Mapping 8 itu, dia crash. Yaampun. Apa Mapping 8 itu artinya crashing yourself ya? Dan surprisingly Dovi juga melakukan kesalahan dan crash, dan otomatis out dari race. Itu balapan belum beres, tapi Marc yang saat itu lagi race sendiri di P3, langsung dinobatkan jadi 2017 MotoGP World Champion. Dan seperti yang gue bilang tadi, si Pedrosa tiba-tiba on fire dan ngebalap si Zarco untuk kemudian jadi juara seri Valencia. 

          Mengenai kebenaran team order, itu semua sebenarnya hak tim sih. Nggak ada rules akan hal itu, jadi meskipun benar adanya, itu semua sah-sah aja. Tapi yang jelas, Marc Marquez adalah juaranya untuk musim ini dan dia sangat deserve for this victory. 

          Walaupun aku gak terlalu senang, aku cuma ikut senang aja karena dia berhasil dan dapet BMW lagi untuk ke sekian kalinya. Aku suka Marc tapi aku gasuka dia juara, karena kalau dia juara, dia pasti ngadain atau dateng ke pesta. u know lah pesta kaya apa. Dekat ke hal hal yang akan membuat hatiku terpotek luluh lantak hancur lebur stress gila parah. Pokonya aku gasuka. Coba kalau dia juara dunia, trus pesta sama timnya aja, trus diem dirumah. Gue gak akan khawatir berlebihan :'D *SKIP INI* *CUMA FANGIRL YANG PAHAM*

          Oya, tadi juga aku nemu twit dari Amy Dargan dan motomatters yang bilang katanya Marc bilang kalau di mid season dia sangat stress dengan poin di musim ini dan itu sampe bikin rambutnya rontok (efek pressure). Gue jadi sadar sekali betapa beratnya pressure para rider di motogp dan yang kita tahu selama ini tuh kayak luarnya aja, mereka menang, mereka jatuh, mereka cidera, mereka kalah, mereka gak podium. Kita gaktau dibalik itu semua tekanan seperti apa yang mereka rasain. Intinya, dibalik setiap keberhasilan dan kekalahan, selalu ada proses dan cerita perjuangan dibaliknya. Jadi jangan sekalipun ngejudge rider sih menurut aku. Udah banyak tekanan fisik dan jiwa, capek, resiko cidera, fisik dan nyawa sangat besar, pokonya mereka kalah atau menang mereka layak untuk direspect. Sebenci-bencinya kita sama seorang rider, kita gak berhak untuk tidak respect terhadap mereka apalagi sampe ngejudge dan ngatain, apalagi kalau kita bukan siapa siapa dan gak punya prestasi apa apa :-D

          Itulah akhir dari MotoGP episode 2017. Gak kerasa, asli. Gue cukup senang karena banyak sekali kejutan di tahun ini, mulai dari Vinales yang digadang-gadang bakal ngehancurin dominasi Marquez, Valentino Rossi yang patah tulang karena latihan enduro, Johann Zarco si rookie super agresif, Jorge Lorenzo yang disebut-sebut jadi tim order, Dovi yang di-underestimate-kan tapi ternyata salah satu title contender terkuat, dan Marquez yang di awal musim performanya aneh tapi akhirnya jurdun lagi, semuanya penuh dengan kejutan. Walaupun gak se-memorable tahun-tahun dulu, tapi cukup memuaskan lah. Dan aku juga seneng banget karena aku punya pencapaian di bidang motogp untuk tahun ini, yaitu ketemu dan megang-megang Marc Marquez secara langsung. Dan tahun depan aku harus punya pencapaian lainnya!

           So... sedih banget rasanya harus nunggu 4-5 bulan lagi. Aku suka kesepian, merasa hampa dan bete tanpa motogp. Qatar 2018 sangat menarik untuk dinanti. Dan gue harap pemenangnya beda-beda lagi. MotoGP 2017, thank you, goodbye. Will miss u a lot.

Australian GP 2017 : Battle of The Island

          #AustralianGP nggak pernah bosen kasih kita semua tontonan seru. One of the best race every season salah satunya selalu di PI. Gimana enggak, dari lap awal sampe akhir semua rider saling salip menyalip. INI yang dibutuhin sama semua GP Mania, terlepas dari siapa yang menang dan siapa yang podium.

          Marc Marquez yang melesat dari pole position melakukan start yang bagus dan langsung mimpin balapan. Beberapa corners kemudian tiba-tiba Jack Miller leading! Setelah itu yang leading siapa? Valentino Rossi! lalu Maverick Vinales, Johann Zarco, Marc Marquez, mereka salip-salipan bergantian entah berapa kali dan itu amat sangat menegangkan banget sekali. Gak cuma salip-salipan, terjadi banyak kontak hari ini. Zarco kontak sama Marc, bagian belakang motor Marc ada retakan, dan di leathers Marc ada bekas-bekas 'sentuhan'. Trus Vale sama Marc, di bagian pundak kiri Vale ada bekas ban depan Marc.

          Yang jelas tadi cara balapnya Zarco aku kaget banget dia bener-bener nekat! Zarco ini kontak sama banyak rider dan dia cara balapnya edan men. Aku kehibur sih, walaupun waswas juga sama aksinya dia. Dia kontak sama Marc, Zarconya melebar. Kontak sama Vale, trus kontak sama Vinales sampe si Vinales tercecer ke belakang. Wow juga ini juara Moto2 2016. Rookie of The Year tidak diragukan lagi lah.

          Detail racenya aku gak hapal untuk sekarang, nanti aku nonton lagi dulu deh. Soalnya kalo nonton race itu apalagi tadi, bener-bener fokus dan tegang.

          Pokoknya yang aku sesali lagi dan lagi, adalah adanya oknum fans yang ngeboo rider di sirkuit sana. Please, men. They risk their life for this sport, for this show. Mereka pantes dihargai, respect them. Ada beberapa orang yang marah atas senggolan Marc ke Vale, padahal Vale sendiri sangat senang dengan battlenya, dan Vale bilang, ""This is the game if you want to play, it's like this - if not you have to stay at home"


          Guys please
       

         

Ketemu MARC MARQUEZ dan DANI PEDROSA

           Sama sekali gak kepikiran di otak aku bakal ketemu dua rider kelas dunia kayak mereka. Gak ke sirkuit, tapi bisa face to face begitu dekat tanpa jarak! bayangin aja rasanya gimana, deg2an gak karuan meeenn!!

           Awal ceritanya, gue adalah seorang kuis dan lomba hunter. Segala kuis dan lomba yang hadiahnya ada sangkut paut ama MotoGP gue pasti ikut. Dan ketemulah gue dengan kontes kasih dukungan terbaik buat duo Honda yang berhadiah bisa foto eksklusif sama mereka di Meet & Greetnya tanggal 17 Oktober. Guepun ikutan tanpa basa-basi.



          Gue gak sempet mikirin konsepnya, tau tau udah 11 Oktober alias hari terakhir! Dengan keadaan otak mumet dan aral baru pulang kerja gue bikin konsep jam 10 malem (2 jam sebelum penutupan) dan kepikiranlah sama Roser Alenta (Ibunya Marc). Gue search lah foto Marc sama ibunya, lalu gue bikin jadi artwork apalah yang  mungkin kelihatan bagus. Terus gue bikin caption yang menyentuh hahaha (ini gue jagonya nih soal melow2an). Gue pikir, mikat cowok itu ampuh kalau lewat ibunya kan? siapa tahu doski jatuh hati gitu wkwkw (Padahal yg baca ini juga bukan si Marcnya langsung :').

           Artwork yang udah jadi. Dan caption yang gue masukin.




          Dan abis itu gue tenang. Menang atau nggak gue ga peduli yang penting gue ikutan. Daripada dinyatain kalah, gue lebih nyesek kalo gue ga ikutan sama sekali. Kan chance nya masih ada gitu selagi ikutan, walaupun kalah, seenggaknya nyoba. Gitu aja prinsip kampret gue haha. Lalu beberapa hari kemudian, pas gue lagi ngampus, gue dapet sms konfirmasi yang nanyain gue bisa dateng apa engga.



          Sontak gue jawab bisa lah!!!! (Tapi bales smsnya ga emosional pake tanda seru gitu sih wkwk). Trus gue ditelepon kalau gue adalah salah satu pemenang yang bisa dateng di Meet and Greetnya Marquez dan Pedrosa. Gile gue nahan tereak banget pas ditelpon abis itu gue izin kelas sebentar dan jingkrak jingkrak di kamar mandi. GILA MEEENNN! seorang gue, yang -siapa sih urang- ini, bisa ketemu, face to face sama Marc idola gue, yang kalo gue bayangin di sirkuit tuh susahnya kebangetan, harus bener-bener on time, paheula-heula, dan sebagainya, ah susah lah. Tapi ini, gue diundang gitu. Coy, gue. IYAAA GUEEE AAARRRGGGHHHH!!!



          Gue heboh lah hari itu karena musti nyiapin segala hal untuk ke Jakarta. Gue bener-bener yang namanya gaktau, gak pernah keluar kota seorang diri, gak pernah yang namanya nyiapin trip sendiri, sekarang harus ngurusin semuanya, sendiri! Gue sering ke Jakarta tapi yang gue tuh tinggal berangkat aja, gak perlu mikirin transportasinya disana, nginep dimana. Baru kali ini gue harus bener-bener prepare semuanya by myself.

harapan gue sebelum berangkat

          Sehabis ditelepon itu gue balik ngampus jam 9an malem, lalu gue langsung cari tahu naik apa ke Jakarta. Gue yang gak berpengalaman ini nanya sana sini sampe gila kayak orang katrok, trus yang search sana sini dan nemuin opsi naik travel. Tapi travel mahal brohh, buat kantong gue, itu mahal. Gue pengen yang lebih ekonomis dan jam sampainya pasti. KERETA!

          Karena gue harus sampe di Plaza 5 Pondok Indah jam 6.30, gue harus pastiin kalo gue bisa sampe di Jakarta maksimal jam 5 subuh. Dan gue nyari travel itu, yang ada gue berangkat jam 9 malem dan nyampe JKT jam 2 subuh. Terus gue jam 2 subuh ampe jam 5 mau ngapain? luntang-lantung? Tapi Alhamdulillah gue dikasih rekomendasi sama temen gue buat nyari tiket di Traveloka. Iya ya gue bego banget sampe ga inget Traveloka. Gue search lah disana, dapet kereta jam 00.30 pagi. 00.30 coy, disaat gue biasanya lagi mimpi. Tapi gue bersyukur banget sih dapet kereta yang nyampe JKT jam 4 pagi. Lumayan kan gue ada istirahat bentaran 1 jam sebelum caw ke pondok indah.



          Akhirnya sampailah saat berangkat. Gue pake gocar dari rumah jam 23.40 dan itu gue harus dianter dulu ke depan komplek pake motor sama kakak2 gue karena ga ada mobil yang bisa masuk akibat jalan ke komplek gue diportal. Dan pas itu hujan besar banget. OMG, berkah yang berasa cobaan.

*btw gue merasa bersyukur banget punya keluarga yg selalu dukung gue dan bener-bener ngebebasin gue untuk explore apapun. Even keluarga gue cewe semua, mereka ga mempermasalahkan gue mangkat dini hari begitu demi mengejar impian gue #cie. Alhamdulillah! Tapi meskipun dilarang kayaknya gue bakal kabur si, untungnya ga perlu ada drama runaway gituan dulu hahahah

          Next, gue naiklah gocar ampe stasiun, dan gue yang gatau sama sekali prosedur setelah beli tiket online itu apa, celingak celinguk nanya ke petugas disitu tapi bingung nanya apa. Waktu itu gue langsung ke loket petugas, trus mau nanya, tapi gue yang terdiam dulu beberapa saat sampe si bapak petugas kayak aneh gitu liat gue. Yaampun maapin saya ya pak hahaha. Ternyata prosedurnya cetak karcis dulu, trus periksa karcis dan kartu identitas, baru nunggu kereta datang.



          Oke, gue pun nunggu sampe kereta gue datang, setelah masuk dan dapet tempat duduk, OMG ternyata kereta yang gue pilih ini memang kelas superrr ekonomi. Dan memang sikon di dalamnya rada kampret. Tempat duduknya ga ada pembatasnya dan keras, trus bau-bau manusia gitu. Hadow jam setengah 1 pagi gue harus ngadepin bau kek gini. Shit happen banget tapi ini pengalaman yang menyenangkan :') Seenggaknya gue jadi tahu kan. Dan akhirnya yang gue lakuin itu ngecharge hape, ketiduran, sambil nutup hidung pake kerudung. Sumpah ya kalo ga kuat tuh nih bau bisa bikin pala pusing. Bagian dari perjuangan lah lumayan, biar ada bahan cerita untuk dongeng malam anak-anakku nanti, ceila. Ngga deng, sebagai pembelajaran buat diri gue sendiri, yang namanya perjuangan mah ada enaknya banyak nggak enaknya. Jadi gue menyadari kata pepatah 'No pain no gain' itu memang benar. Hehehee


lagu yg gua stel di kereta dari Dua Lipa - Thinking 'Bout You, dan akhirnya gue gabisa move on dari ini lagu


          Gue sambil mikir ngeliat keluar jendela kereta, si Marc lagi ngapain ya sekarang? Saat gue lagi bersusah susah kek gini, lagi nahan bau kek gini si Marc lagi tidur nyenyak kali ya di hotel mewah. Tapi gapapa, gue seneng memperjuangkan ini. Semoga perjuangan ini gak sia sia ya Ya Allah.

          Gue akhirnya sampe di stasiun Senen. Sepanjang jalan tadi gue juga mikirin mau ngapain setelah sampai di stasiun. Setelah sampe, yang pertama gue cari adalah masjid atau mushala. Gue meyakini itu satu2nya tempat aman buat gue diem beberapa waktu, sekalian shalat subuh supaya semuanya lancar hari ini. Gue diemlah disana, dan yaampun yang namanya nyamuk luar biasa. Saking banyaknya kayaknya bisa gue ternak nih nyamuk. Ya gue tutup-tutupin aja badan gue pake jaket dan yang gue sangat lindungi dari gigitan nyamuk adalah muka gue. Gila mau ketemu Marc kalo ada bentol di muka kan gak lucu. Trus gue sembari ganti baju ke kostum Marquez (sengaja gue ga pake dari rumah biar gak bau) dan dandan dikit biar ga terlalu kucel di toilet mushala itu (secara gue abis bergembel ria). Lalu gue beli roti super murah buat sarapan dan order gojek.


          Salah satu part favorit gue di trip ini adalah pas gue nggojek dari stasiun Senen ke Plaza 5. JALAN JALAN SENDIRI KAYA GINI SUMPAH ASIK BANGET. Gue bisa menikmati melihat gedung-gedung Jakarta tanpa panas dan macet (karena masih pagi) dan si bapak gojek cerita2 gitu ke gue. Trus gue juga tanya2 tentang Jakarta ke abang gojek. Tentang gubernur baru, spot spot macet Jakarta, gojek dan transportasi online di Jakarta yang super banyak, sampe ke daerah asal si abang dan berapa lama bang gojek ngerantau ke ibukota. Pokonya gue kayak lagi jalan2 sendiri dengan tour guide sendiri, private gitcuu.

          Selain kayak lagi private tour ala ala kampret, pembelajaran lainnya saat itu gue juga jadi orang yang bener-bener pasang mata (bener-bener waspada dan peka) karena gue bener-bener ngurusin semuanya sendiri. Gue gak bisa ngandelin siapapun karena gue yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi sama diri gue sendiri. But I'm happy with myself. Seru pokonya, next gue harus coba lagi!

          Lalu gue sampai di Plaza 5 dan bertemu teman pemenang yang lain. Kita kumpul dan otw ke BSD City jam setengah 7. Sampe disana, kita dibriefing dan dikasih tahu kalo kita cuma bisa foto grup, gabisa berdua berdua (AAARGGHH). Gue udah yang putus asa gitu. Kalo foto grup bisa gue edit aja pake PS dirumah gausah ketemu langsung, gampang. Foto berdua ngeditnya susaaaahhh :((((


          Lalu gue nunggu-nunggu banget kapan Marc dan Dani dateng. Katanya jam 9, udah jam 9 tetep ga ada. Gue yang deg2an gajelas tiba-tiba disuruh makan dulu. Yaampun ini sama kayak pas gue ke Sepang udah deg2an hebat malah disuruh makan, mana nafsuuu hahaha :-D



          Pas gue makan tiba2 Marc sama Dani udah di sebrang gedung tempat gue makan dan mereka lagi ngampanyein "Cari Aman"-nya Honda. Itu kayak anjuran dari Honda untuk selalu bersafety riding khususnya bagi para pemotor. Dan gue salfok sama mereka yang walaupun dilihat dari jauh jelas kalo kulit mereka PUTIH BANGET dan ngomongnya khas sama seperti di tipi haha :) Gue udah deg2an gila dan kita tuh gak boleh nyamperin kesana. Penjagaannya ketaaaattt abiiisss. Syukurnya, salah satu orang ngajak kita nyamperin kesana asal jangan ribut. Yesss!!!



           Gue lihat kira-kira dari jarak 5 meter gileee coyyy degdegan gilaaa. Gue terhenyak bisa melihat orang yang sangat ingin gue lihat didunia nyata sedekat ini (akhirnya). Ketemu orang dengan jarak 5 Meter itu jauh tapi buat ketemu dengan mereka itu dekat, coy. Sesulit itu. Terus mereka lewat depan gue sodara sodaraah! gue sambil rekam rekam merhatiin Marc yang jalan dan gue tersilau-silau dengan kulit putihnya. Gue deg-degan gak jelassssss sumpaahhhh.


           Abis itu kita disuruh nunggu dan nunggu sampe giliran kita foto. Sebelum itu kita disuruh ngasih hadiah yang kita bawa dan jelasin konsepnya ke host yang entar bakal si host jelasin ke orangnya langsung! Gue jelasin konsep gue yang gue bikin dengan sangat tulus ini ahhahaha.

*btw si hostnya itu namanya Edishon Wardana, gue baru tau. Dia ini yang kemarin sempet banyak diberitain karena sebuah insiden


          Tibalah saatnya foto bareng bench para fans dengan duo Honda. Gue yang udah lihat Sete Gibernau disitu, Jose Martinez, sama orang-orang yang gue sering lihat di tv itu gue udah ga karu-karuan. Gue cuma fokus sama Marc, Marc dan Marc. Pas dipanggil, "and... with your lovely fans." Mereka berdua, Dani sama Marc, senyum gitu gue udah yang NJSAFNJIOBFIOBJABSJKNKF AJFNAIOJNFJI !!!!!!!!!!!!!

          Kita satu-satu maju kedepan. Gue orang kedua yang maju dan udah ngerasa sial karena gabisa mepet mepet karena jadi orang yang kedua. Hal yang gue lakuin :

1. Salaman sama Marc, bilang "Halo" dan me na tap ma ta nya. - tolong oksigen tolong -
2. Salaman sama Dani, dia lihat ke gue juga, dan ga senyum lebar, biasa aja dia. Tapi gue seneng bisa megang tangannya juga OMG
3. Gue udah siapin hape ditangan buat selfie tapi ketauan bodyguard dan langsung disuruh dimasukin saat itu juga :'(
4. Pemenang yang satu lagi udah ngeburu tempat di sebelah Marc dan gue ngelakuin modus yang sebisa gue aja. Tangan si Marc kan ngerangkul pemenang yang disebelah gue, gue modus aja ngerangkul juga biar bisa megang tangannya Marc. Taunya dari sisi kanan gue nyuruh-nyuruh geser sampe gue posisinya disebelah Marc banget! Nah udah dapet waktunya, MODUS MAKSIMAL. Gila, men. Ini diluar ekspektasi gue banget. Gue dapet lebih dari apa yang gue harepin. Berhubung gue udah disebelah dia banget, dia kan ngerangkul gue gitu, gue ngelingkerin tangan gue aja ke belakangnya dia sekenceng kencengnya dan gue sangat bahagia banget sekali pisan disitu tuh udah kayak menang lotre 1 triliun kali. Gue senderin aja pala gue ke dadanya dia kan. Itu modus TERMAKSIMAL yang pernah gue lakuin. Gue have no idea mau ngelakuin apa lagi, karena gue udah cukup speechless dengan apa yang sudah gue alami. Abis foto kek gitu gue salamin dia lagi dan rada berat melepaskan tangannya yah :'( Dramanya waktu itu gue soksokan ngelepasinnya pelan-pelan dari mulai dari salaman erat sampai tangan gue tinggal di ujung jarinya. Kebayang nggak? OMG hahaha gue ngebayangin ada backsound lagu melow saat itu.
5. Marc dan Dani diajak buat lihat hadiah-hadiah yang dikasih fansnya dan punya gue (makasih buat si host yang udah mengingat konsep gue) dijelasin sama hostnya ke Marc yaampun gue speechless sampe lupa nyiapin kamera gue kepengen mewek gais. Trus gue merhatiin dia bilang, "Thank you thank you so much." trus dia foto sama karya gue OMG karya gue yang hasil print di Isillo itu gais karya gueeeee AABFJAKBFLAKJNJFLAKFNAKLF


lu bisa liat senempel apa gue hahaha :DDD


itu dari gueeee yang gue bikin susah payah Maaarrccc makasih udah lo pegaangg <3


tangan ini sudah menyentuh Marc Marquez AAAAKKKK!!!


          Pemenang yang lain pada minta tanda tangan dan gue ga nyiapin apapun untuk ditandatangani karena gua ganiat minta tandatangan karena gue pikir ttd itu gampang tinggal nyomot dari internet. Tujuan utama gue ingin foto, titik. Dan udah kesampean, gue yang kayak seneng banget dan udah lega. Dan disaat perasaan gue lagi campur aduk kek gitu kita disuruh makan lagi (OMG). Seneng sih makan, ga modal lagi. Hahaa. Tapi saatnya kurang tepat aja gitu coy gue lagi deg2an disuruh makan hahaha. Ujung-ujungnya gue makan juga sih ngambil banyak, berasa kondangan sih ini, banyak makanan beginih :)


           Abis makan kita dibagi T-Shirt bertanda tangan asli dan foto bareng.



          Kitapun pulang ke tujuan masing-masing.

bye BSD!


          Gue? gue ngikut sampe Plaza 5 lagi dan berencana balik ke Stasiun Gambir. Dan tau apa? Marc Marquez ngepost foto yang ada guenya. AAAAAAAAANNNNNNJJJJJEEEERRRRR ini mimpi macam apaaaaa. Makasih Ya Allah karena udah bikin semua yang terjadi cuma di mimpi aku jadi kenyataan!



          Gue gaktau dan gak berpikir sama sekali seorang Marc Marquez bakal ngepost foto yang didalemnya ada muka gue. Please ya Marc berhenti bikin saya asma! saya gak bawa inhaler loh!

           Gue pun dengan perasaan yang gabisa dijelaskan dengan kata kata lagi akhirnya ke stasiun Gambir, shalat, mampir di KFC dan nunggu kereta. Btw stasiun Gambir jauh lebih bagus dari Senen. Padahal Senen juga udah bagus banget. Banyak makanan di Gambir dan gue tetep milih KFC karena murah meriah.





foto ini gue ambil pas lagi nggojek Pondok Indah menuju Gambir. Yeaaa. 
Btw driver pas yang ini tuh cewek perkasa. Gue nggak ngobrol sama sang driver karena gue lagi gila sendiri mastiin foto Marc yang ada guenya itu cuma imajinasi gue apa bukan wkwkwk

          Sampe jam 6 sore, kereta dateng dan gue superrrrr seneng karena kereta Ekonomi Premium yang gue pilih sangat nyaman! Lampunya bagus, kursinya enak, berAC pokonya asik lah gak kaya yang pertama. Yaeyalah orang kereta premium!



          Gue sepanjang perjalanan mikirin kenapa gue bisa meluk Marc seberani itu ya? Rasanya terharu banget bisa sedeket itu sama orang yang selama ini cuma bisa gue kagumi dan sukai lewat layar televisi. Bahkan dia bisa denger suara gue, liat gue di hadapannya, yang artinya dia tahu kalau gue, Sarah Nkh ini, pernah hidup di dunia!!! Fufufufufu guee ingin nangisss saking senengnyaa :"""))))

          Sambil ditemani suara ngorok seorang bapak-bapak yang kayaknya kecapekan banget di kursi belakang gue, gue mereview apa yang sudah gue lalui hari ini. Satu kata, gila! sampe gue gak bisa ngomong apa-apa hari itu dan gue lebih banyak bengong saking psikis gue ter-WOW,AH,OU,ARGH banget sama semua kejadian hari itu. Lalu tiba2 gue menerima sejumlah ucapan selamat dari temen-temen gue. 

Ini diantaranya wkwk dasar <3





           Dan ga serta merta manisnya doang, ada asin dan asamnya juga. Oh begini ya asam garam dunia *seketika ngeplay lagu Rhoma Irama. Gue dibully, for the first time ever, gua baru ngerasain yang namanya hate speech. Ya namanya juga dibully, gue dinilai secara sepihak gitu. Tapi bukan sama pihak yang memiliki kewenangan, eh naon sih. Pokonyaaaa... mereka gatau aja perjuangan gue, sampe berdarah-darah kek gini #mulaimelow. Mereka gatau gue udah sefrustasi apa mikirin Marquez sejak kapan tau. Mereka sang pembully itu gaktau gue, gak kenal gue. Tapi gue pikir untuk apa juga gue peduli dan menjelaskan semuanya, teringat akan nasihat Ali bin Abi Thalib.


          Nggak hanya strangers yang ngebully gue tapi juga temen-temen fumi gue. Mereka mungkin kaget kali ya gue ternyata suka juga sama 93. Pakek ngata2in lagi haha :-D. Dulu gue berjuang jungkir balik+salto+kayang zumba segala macem lah ampe gila demi menangin hadiah ke Sepang supaya ketemu Rossi. Kalo dipikir-pikir emang bisa ya gue gitu aja ninggalin Rossi yang gue suka sejak gue kelas 3 SD? Mereka tau gimana sedihnya gue kemarin pas Rossi patah tulang? Rossi patah tulang gue patah hati sih #melow emang kalian bisa ninggalin orang yg kalian sayang lagi ada di masa-masa yang gak menguntungkan? lah terus ngapa gua terharu biru bisa lihat Rossi cuma dari jarak 12 meter kayak yang gue ceritain disini yak http://serbasarah.blogspot.co.id/2016/11/story-of-journey-malaysian-motorcycle_5.html 

           Trus apa iya gue suka 93 itu karna dia lagi mimpin klasemen sekarang? mungkin omongan gue ini percuma ya, tapi gue pernah bikin artwork WPAP Marc tahun 2015 dan itu gue bikin semaleman ampe gak tidur dengan harapan bakal dinotice (yang taunya dilike aja kagak). Ini lebay sih sumpah gue juga nyadar, tapi kenyataannya emang begini ya gimana dong :'D gue juga pernah nulis tentang Marquez di blog ini sekitar tahun 2013, itu pertama kalinya gue memproklamirkan kejombloan gue, eh bukan deng. Pertama kalinya gue bilang kalau gue ngefans sama Marc Marquez. Sebelum dia jurdun yang pertama, gue udah suka dia. Gue pure suka mereka berdua. Gue berusaha banget buat cuma bisa ketemu dengan mereka. Rejekinya sekarang face to face sama Marc dulu, ya reaksi naturalnya emang begini, gue girang ampe bangga-banggain foto yang gue akhirnya dapet sama dia. Tapi sebagian orang ngejudge gue seakan gue dapetin M&G ini dengan gampangnya. Gue emang gabisa bilang ini susah atau gampang, karena campur-campur. Tapi semuanya gue lalui dengan effort. Trus mereka juga ngejudge gue udah ninggalin Rossi karena sekarang Rossi bukan title contender lagi, seakan perjuangan gila-gilaan gue waktu itu cuma buat ketemu Rossi ga ada artinya. Kalo gue ga ngefans, ngapain gue ber-effort sampe segininya? kalau gue karbitan, ngapain gue naik kereta jam 1 malem sendirian dengan segala resikonya demi ketemu Marc, ngapain gue ribet-ribet mikirin konsep foto yang oke supaya menang lomba demi ketemu Rossi? buat apa ya? buat kesenangan batin gue. Batin gue haus akan itu semua karena gue adalah seorang fans.

           Tapi harusnya gue gak lebay gini sih. Kesannya gue kayak orang yang paling berusaha sedunia padahal masih cetek banget effort yang gue keluarin, hehehe. Yang jelas gue seneng pake banget sih, udah rasain lihat Vale dan Marc di dunia nyata, bukan dunia maya lagi apalagi dunia ghaib wkwkw. Semua itu harusnya udah cukup bikin gue banyak bersyukur dibandingin berlebay-lebayan. Gue juga musti bersyukur karena gue punya misua misua yang ganteng PUOL dan putihnya lebih putih dari kue salju, HAHAHA :D. Love my boys <3

Btw gue jadi inget lagu TULUS - Lagu untuk Matahari. Dengereeenn itu kereeenn!!

          Sekali lagi Thank You @welovehonda_id untuk kesempatan langka dan berkesan ini. Hope this is not the last :-)

Ngefans ke Dua Orang yang adalah Rival Berat



          Menulis ini dengan embel-embel fans The Doctor yang sangat melekat di gue sepertinya adalah sebuah dosa besar. Gimana enggak? hampir semua orang udah tau gue fansnya Valentino, bahkan gue tergabung di komunitas fans Valentino Rossi di kota gue. Gue udah share berbagai hal tentang Vale yang gue sayang di semua platform medsos gue. Tapi ternyata, gue seperti pengkhianat secara langsung dengan mengakui kalau gue juga suka Marc Marquez.

          Jadi fansnya Vale dan Marc sebelum Sepang Clash itu udah jadi kewajaran. Marc anaknya baik, agresif, selalu senyum, dan yang paling santer disebut penerusnya Rossi. Tapi setelah Sepang Clash? gue sendiripun sempat marah besar sama Marc, walau dalam lubuk hati gue mengakui kebusukan Marc yang dituduhkan Rossi itu gak ada bukti jelasnya, gue tetap marah sama dia, karena gue lebih menantikan kemenangan Rossi daripada Marc setiap tahunnya. Dan sekalinya mau jurdun lagi, ada kejadian aneh kaya gitu. Sakit hati gue waktu itu tidak terobati.

           Sempet sampe unfollow medsos Marc, gua gabisa bohong, kalau gua adalah fans dia juga sejak 2012-2013. Anda anda semua bisa cek di blog gue ini kalau gue dahulu kala pernah nulis kalau gue ngefans berat juga sama Marc Marquez, setelah Valentino Rossi. Setelah gue marah-marah gila sama Marc, tetep aja gue follow dia lagi dan gakbisa berhenti jadi fansnya.

          Jadi, di race dan motogp, gue selalu pengen lihat Rossi. Tapi diluar itu, gue selalu lebih mengepoi Marc ini dibandingkan Rossi sendiri. Gue jadi merasa salah waktu gue ke Malaysia waktu itu, gue gak ambil kesempatan yang ada untuk memperhatikan Marc juga. Gue terlalu fokus lihat Vale yang ternyata makhluk beneran, bukan khayalan gue, *saking amaze nya*

          Mungkin kalau dilihat dari sisi kefanatikan, gue tuh kayak karbitan ya. Gak konsisten sama satu rider. Tapi, gue emang suka mereka dari dulu, dari sebelum Sepang Clash. Emang gue lebih suka Rossi duluan, dari kelas 3 SD. Pas Marc mencuri perhatian gue di 2012, gue ga serta merta meninggalkan Rossi. Sekali lagi, gue suka dua-duanya. Bukan gue suka mereka karena mereka lagi diatas atau lagi dibawah. Walaupun sekarang Rossi lagi dibawah, gue gak pernah berpaling untuk mendukung dia.

          Tapi dilihat dari sisi yang objektif, itu sepengetahuan gue gak ada salahnya. Asalkan pas lagi ngumpul sama fans Rossi, gue ga ngejelekin Marquez, dan pas lagi ngumpul sama fans Marc jangan ngejelekin Rossi. Itu baru munafik, muka dua, karbitan. Gue juga selalu berusaha menilai Rossi dan Marc dengan sisi objektif. Kalau Rossi salah, ya salah. Marc salah, yaudah salah. Ga perlu dibenarkan sampe gue ngeluarin statement pembenaran, yang gak logis. Gue mengidolakan, bukan menuhankan.

          Kalo urusan dedikasi mah ke Rossi ada saatnya, ke Marquez ada saatnya. Gimana gue nge turn on notif ig Marc dan Vale. Gimana gue belajar bahasa Spanyol secara otodidak karena gue sangat ingin bisa bahasa negaranya Marc. Gimana gue nyampah pertanyaan pas Vale dan Marc ikut presscon hari Kamis di #MotogpFanQ di akunnya @motogp. Lo bisa lihat segimana jungkir baliknya gue dapetin kuis Yamaha yang berhadiah ke Sepang demi bisa face to face sama Vale yang ternyata ga kesampean (cuma lihat dari jauh) tapi senengnya tetep luar biasa. Lo bisa lihat postingan gue tentang Marc di ig gue (yang gue bikin sebelum Sepang Clash), gimana gue rela ga tidur semaleman bikin artwork mukanya dia. Gimana gue galau dan badmood berhari hari pas lihat Marc foto sama cewek lain di sosmed. Gimana gue panas dinginnya ngebayangin suatu hari Marc punya pacar lalu go public dengan cewenya. Gimana gue pusing pusingnya kurang tidur demi ikut kontes buat M&G duo honda dan kemarin pas gue dinyatain menang kontes buat dapet akses ke Meet and Greet Marquez gue tetep harus ngadepin beberapa kendala. Itu semua gue lakuin dengan sungguh-sungguh, pake hati. Gak ada yang main main kalo urusan MotoGP, Rossi, dan Marquez. Gak ada.

         Gue dipertanyakan sama orang-orang tentang foto bareng gue sama Marc. "Katanya lu fans Rossi." Yes, gue fans Rossi, tapi gue ga sempet bilang aja ke orang-orang kalau gue adalah fans mereka berdua.  Eh terus, emang gak boleh ya fans ke Rossi dan Marquez? Kalo ngefans ke Rossi dan Dovizioso boleh? ke Rossi dan Stoner gimana? boleh ga? ada dosanya ya ngefans ke dua orang yang rival berat? Terus kalau suka ke Rossi gaboleh gitu gua kagum ke rider lain? mereka semua kan hebat!

          Intinya, gue suka mereka berdua. Gue dukung mereka selalu, gimanapun kehidupan mereka. Harapan gue sih salah satunya jadi suami gue betulan, hehehee. Kalau gue masih dinilai karbitan, ya gapapa. Mungkin definisi karbitan mengidolakan dua orang yang adalah rival berat secara bersamaan. Btw, kalau gue ngaku gue suka Messi dan Ronaldo bersamaan gimana ya? atau kalo gue ngaku gue suka Barca dan Madrid sekaligus? hahaha. Hati gue gabisa bohong kalo gue suka 93 dan 46 bersamaan, walaupun gw kebanyakan diem ga ngakuin itu semua karena gue gakmau bentrok nantinya. Eh taunya sekarang jadi beneran hehe.

btw full name ig gue yang XLVI + XCIII itu angka romawi dari 46 + 93 loh.

         Mngkin bakal ada aja fans Rossi atau fans Marc yang ngeblame gue. Ya gapapa, itu resiko. Hati gue sih ngeribetin, pake suka dua orang segala lagi. Harusnya gue suka Rossi sama Karel Abraham. pasti adem ayem aja tuh urusan. HAHAHA

My Poker Face

          Tahu tentang ekspresi datarnya artis Kristen Stewart? Dia yang di situasi apapun ekspresinya selalu sama. Menurut lo, dia stress, depresi, banyak pikiran, belum makan, atau apa?

           Hahahaha. Untungnya saja dia cantik ya, mau mukanya kek begitu juga orang-orang tetep mau deket-deket dia.

           Poker face. Gila ya, gatau kenapa gue harus punya jenis wajah ini. Yaampun bikin repot aja hahahaha. Gue memang dari dulu punya ekspresi wajah datar, lempeng, ga berekspresi, yang sering disalahartiin sama orang. Duh gue baru sadar, biang dari semua kesalahpahaman orang selama ini tuh di ekspresi muka gue. Hahagaha.

            Tapi entah kenapa ingin ketawa loh, soalnya gue bener-bener gak tahu kalau ternyata pertanyaan-pertanyaan gue selama ini tuh jawabannya simply karna ekspresi sahaja. Kayak, kenapa cowok-cowok kalau ngelihat gue kayak segan banget, malah gue nangkepnya mereka tuh lebih ke takut ngelihat gue. Men, gue emang pembunuh? Hahahaanjiiirrr. Malah dulu dulu tuh gue nanya ke temen deket gue,"emang muka gue judes ya?" "Emang tatapan gue mengintimidasi ya?" "Emang muka gue ga bersahabat ya?"

             Dan mereka tuh jawabnya yang kayak, "enga biasa aja." "B aja, mungkin karna urg udh sering ketemu maneh sih." Heeuuu jadi bingung kan urang :-D

             Terus orang-orang hampir beranggapan sama dimana ngelihat tatapan gue tuh katanya gak punya semangat hidup. Gue lemas lemas tak berdaya, cara bicara gue lambat. Nah ini sih, yg pingin gue ubah banget. Gila cuy gue gimana mau jadi istrinya Rossi kalau pandangan terhadap gue ternyata kayak gini, Rossi orangnya murah senyum, energik, fun. Masa gue kayak gini.

            Padahal, to be honest, gue sama sekali gak bermaksud memiliki ekspresi seperti yg dinilai orang-orang diatas. Tatapan gue gak punya semangat hidup? Omg, padahal ini tuh gue lagi berekspresi datar kayak kalian biasanya lagi dengerin orang ngomong. Gue lagi biasa aja, tapi ternyata persepsi orang muka gue kayak lagi nyimpan banyak masalah dan pikiran dan sedang stress. Omg, gue sama sekali sedang tidak memikirkan apa apa padahal, hahahaha.

            Terus terang apa yang ingin gue ekspresikan dengan apa yang terekspresikan melalui body language gue itu selalu bertolak belakang. Gue yang sebenernya kalau ngadepin masalah atau ngadepin orang komplen dan marah, gue itu selalu sangat santai, biasa aja, kepala dingin, tenang, sambil berpikir buat nyusun kata-kata supaya masalahnya terselesaikan tanpa ada pihak yang tersakiti (ini tipe introvert banget). Tapi orang nangkepnya gue tuh tersinggung, suka ngambil hati, mikirin itu semua. Ngapain tersinggung sama orang ga kenal? Gue mah sakit hatinya kalau orang yang kenal lama atau deket ama gue, tapi malah salah ngartiin gue. Baru gue suka bete.

             Makanya gue selalu bertanya-tanya, emang muka gue kek pesakit hati ya, emang muka gue pesedih ya? Emang muka gue kalo berekspresi kaya apa si? Barulah gue tahu pas gue dikasih tugas ngevlog dan gue lihat muka gue di kamera. Gue kayak zombie hahahaha. Terus gue jadi tahu lagi pas bu dosen gue langsung nyeplos ke gue, "kamu kenapa sih kalau natap tuh kaya ga punya semangat hidup?". Hahahaha, astagfirullah gue kayak ketawa gitu, parah banget berarti ya ekspresi gue sampe dikira org patah arang xD

             Sejujurnya ya, gue seneng kalau ada orang yang memperlakukan gue kaya gitu. Kayak bu dosen gue, nyeplos aja pendapatnya tentang muka gue. Atau orang yang tetap memperlakukan gue seperti biasa, ngaheureuyan, tanpa melihat ekspresi muka gue yang ternyata judes ini. Jadi gue tuh paham, apa yang mereka pikirin tentang gue, dan gue tahu gue salah ekspresi, dan tahu apa yang harus gue perbaiki. Gue gabakal sakit hati atau marah diceplos kayak gitu, malah gue seneng dan merasa 'dianggap' dengan dinilai seperti itu, dan gue juga mengerti akan pendapat orang yg diutarakan langsung kaya gitu karna dasarnya mereka belum kenal gue dan belum tahu kalau gue juga gaktau kenapa muka gue bisa sebertolak belakang ini sama ekspresi hati gue saat itu.

            Gue tahu somehow ini ga penting, tp kalau ternyata ini mengganggu masalah interaksi gue dalam bergaul dan berteman, kayaknya gue harus mulai perhatiin. Gila men, gimana rasanya ketika orang ngelihat elo dengan segan (bahkan kelewat segan), ngelihat elo sebagai seorang yang serius (disaat elo adalah orang ter-receh yg suka ngetawain hal-hal kecil), ngelihat elo seperti ketakutan bahkan yg ngomong tuh sambil ga natap elo, kaya lu natap mereka tuh dengan sangat mengintimidasi sampe mereka kayak gitu, saat mereka ngelihat elo ga bersahabat. Wah, kurang enak aja sih. Tapi, gimana cara gue ngubahnya ya?

           Dis fuckin poker face ini aku dapat dari lahir, dan aku gatau gimana cara berekspresi yg baik dan benar. Disaat ekspektasi gue, melalui ekspresi gue gue bisa ngejelasin kalau gue selalu senang kok dengan apa yg gue jalani, dan gue punya semangat hidup, itu kenapa gue berusaha melalui bekerja dan berkuliah, demi menjalankan hidup gue ke arag yg better. Cuman kalau gue udah diem banget itu berarti energi gue udah sangat habis karena over lincah dan ributnya orang-orang ekstrovert di sekitar gue. Gue orangnya sangat tenang, apalagi dalam ngadepin masalah. Gue panik kalau deadline aja. Gue sama sekali ga pernah tersinggung dengan kata-kata kasar orang yang gak gue kenal, karena gue tahu mereka gak kenal gue hingga bisa berani berkata yang tidak pantas terhadap gue. Gue ingin dibecandain juga, diheureuyan, diledekin yg becanda, layaknya manusia biasa. Bukan diperlakukan kayak manusia serius yang gak kenal kata ketawa. Emang gue zombie?

              Eh gue gak pernah nyalahin orang-orang yang salah ngartiin gue atau orang yang salah arti terhadap gue sih terutama karna this poker expression. Gue amat memahami karna mereka begitu karna ada dasar penyebabnya, yaitu gue sendiri, yg terlalu kaku dan gak membuka ruang buat mereka mengenal gue yang sesungguhnya. Yang hanya let them know me with my poker face. Salah banget gue hahahagahahah.

              Rencana gue untuk fixing this first is, gue harus sering rekam muka gue depan kamera. Dari situ gue bisa belajar berekspresi. Yang kedua, gue harus membiasakan diri untuk terus tersenyum dibandingkan bertahan dengan poker face gue. Terutama ke atasan gue kayanya ya. Gue udah salah banget sama dia. Dan cowok-cewek sekitar gue. Yes, itu dulu yg bisa gue lakukan.

            Kalau muka gue belum berubah jg, the only thing i can do, is just explain and explain, wkwkwk. Ekspresi ga berbicara, kepaksa mulut yang harus jelasin ekspresi. Double deh. Kalo bisa berekspresi yang bener sih, nih mulut ga usah nyerocos lagi. Haduh, Sarah.. sarah... ada ada aja ya hidup lu, hahahahah.


*jika Anda tahu terapi berekspresi untuk sigue yang poker face, dingin dan introvert ini, feel free to contact ya, wkwkwk

Baca Buku : Rentang Kisah by kak Gita Savitri Devi


          Btw gue udah kepingin banget beli buku ini sejak pertama beredar di gramed-gramed seluruh Indo. Tapi berhubung keadaan dompet yang gak memadai beberapa hari lalu gue baru bisa membelinya hari ini, tapi tetep seneng yeay!

          Gue udah sangat excited untuk baca bukunya kak Gita, karena sebelumnya juga gue udah doyan banget ama tulisan-tulisannya di blog. For the first time ever, gue seperti menemukan seseorang yang menyadarkan diri gue tentang banyak hal, mulai dari kepribadian, sikap, dan sb. Dan melalui buku ini, gue seperti diingatkan lagi dan disadarkan lagi. Omg.

          Mulai dari bab "Why Can't I Just Get What I Want?". Gue tuh begitu juga, kak Git (gue tahu kak Gita gak baca, gue cuma ngomong sendiri). Gue selalu merencanakan masa depan gue, bahkan sejak gue SD. Di masa SD gue merencanakan di usia SMA gue jadi artis. Di masa SMA gue nargetin masuk kuliah negeri, dapet beasiswa keluar negeri, dapetin kerjaan yang gue mau, kawin sama idola gue, dan sejahteralah gue. Tapi semuanya berubah sejak lulus SMA. Totally changed. Seperti kata-katanya kak Gita di bab itu, "Timeline hidup yang sudah kubuat harus kurombak total." Beda kasus, tapi kurang lebih sama, gue juga pernah punya timeline lengkap yang gue buat untuk hidup gue, udah kayak rundown acara. Bener banget yang kak Git bilang, ikhlas itu kunci. Ketika gue ikhlas di suatu kasus, Allah ngasih hal lain yang ngga sesuai sama rundown yg gue buat tapi gue menyadari betul apa manfaat dibalik ini semua. Kadang gue ga bisa berkata kata even dalam pikiran gue yang biasanya selalu merangkai kata, buat ngedescribe betapa wow nya gue sama apa yang Allah kasih yang diluar expect gue.

            Btw gue masih sering sih, yang namanya mempertanyakan keadaan, mempertanyakan apa rencana Allah buat hidup gue, berhubung hidup gue masih berlanjut dan gue belum belajar hidup sebanyak kak Gita. Tapi malem ini, melalui membaca buku ini Alhamdulillah gue merasa teringatkan kembali untuk ikhlas dan senantiasa berbuat segalanya sebaik mungkin serta not expect too much.

            Dan tentang agama Islam, aku kesadar kalau aku kurang melibatkan Islam di aspek-aspek kehidupan aku. Aku harap aku bisa mengubah itu dan menerapkan Islam di setiap apa yang aku jalani, karena aku tahu, dengan begitu semuanya nggak akan pernah salah.

            Anyway, sedikit yang aku simpulin kalau kita bisa berubah dengan keluar dari zona nyaman kita. Kayak kak Gita yang milih untuk ke Jerman dibanding stay di Indonesia. Tapi menurutku keluar dari zona nyaman ini bukan pure dengan pindah negara kayak kak Gita, tapi dengan berani keluar dari sesuatu yang membuat kita terlalu nyaman tapi gak membawa perubahan yang baik sama sekali.

           Ohya, terakhir, aku semakin ingin keluar negeri, pindah lingkungan, terutama merantau! dan ketemu orang banyak, tua muda, dari berbagai suku dan budaya yang beda. It will open my mind and give me a lot of lessons. Huaaa

           Makasih karena udah nulis buku ya kak Gita, kalau mau nulis lagi buku kedua, kabarin. Pasti gue beli!

Btw, gue spoiler ga si?
tolong ingatkan bila iya.
Danke <3


Tentang Hobby Menulis dan Ide Baru

           HEYYYY!!!!! Gue, Sarah Nurkhaliza, istri sah Valentino Rossi dan istri siri Marc Marquez sangat bahagia karena baru saja mendapat ide untuk lanjut membuat cerita pendek seperti jaman SD dulu. Tapi beda umur beda jaman, beda juga tema ceritanya dong. Sebagai seorang yang masih remaja labil gw masih tertarik ama dunia romance, walaupun gue gak suka sama novel romance yang selalu gue judge alay dan gak berfaedah, tema cerita yang bakal gue angkat adalah malah tentang cinta-cintaan haha. Gapapa ya? ini mah beda kok cinta-cintaannya (gue ngomong sendiri karena tau ga ada yang baca juga haha). Sudahlah.

           Btw, gue nulis cerpen sejak gue kelas 1 SD dan gue nulis banyak cerita di buku tulis, ditulis pake tangan. Buku tulisnya disampulin kertas kado, supaya bagus. Temen-temen SD gue udah pada hapal dan kalo sekarang ngobrol suka nanyain, "Sarah masih suka nulis cerpen di buku ngga?". Hahaha.

           Koleksi cerpen buatan gue sudah mencapai beberapa buku, dan gue soksokan nempelin label 'edisi 1' 'edisi 2' berasa udah diterbitin beneran. Walaupun ceritanya rada gaje mungkin ya, tp gue bangga sedikit, masa kecil saya produktif juga rupanya :') Ohya, selain cerpen gue nulis semacam cerita 1 buku, novel 58 halaman, genre horror judulnya "Red Pipe" atau artinya selang merah. Dasar anak anak ya imajinasinya ada aja, dari selang bisa jadi setan. ( Btw itu gue pake bahasa inggris -Red Pipe- sampe nanya dulu ke mama gue yg jauh disana bahasa inggrisnya selang apa. Akhirnya dikasih tau dan jadilah judulnya 'Red Pipe'.)

           Dari jaman nulis pake tangan di buku, gue mulai beralih ke blog inih. Sekarang gue kembali intensif menulis walau bukan cerpen lagi kaya dulu, lebih ke opini-opini gue terhadap dunia yang baru gue ketahui sekarang, tentang tanggapan gue terhadap apapun, tentang new experience, dan malah sekarang nulis copywriting iklan dan berita juga (noim. Bener-bener nyenengin. Sebenernya gue mood-moodan aja sih soal nulis. Malah beberapa tahun vakum nulis, dan gak nulis apapun sama sekali selain pelajaran sekolah. Malah gue berpikir, "gue gak akan mau jadi penulis kok. Mau jadi pembalap." Sekarangpun gak ada niatan jadi penulis sih, nulis itu kayak hobby yang gue seneng lakuin aja. Gue pengennya jadi jurnalis sport atau pengusaha apparel olahraga. Pokonya gue ingin berkarir nyemplung ke MotoGP (karena gue sudah terobsesi dengan ajang balap motor ini). Tapi aku pikir, menulis itu tetep 'gue banget' lah dari gue mini sampe sekarang. Walau sempat terlupakan tapi gabisa dibohongi kalau gue itu selalu suka menulis.

            Btw, kenapa jadi ngalor ngidul ye. JADI, ide yang gue dapatkan adalah... tema jatuh cinta yang bakalan aneh aneh. Bukan percintaan anak SMA yg ketubruk di koridor buku jatuh lalu tatap tatapan dan ujug ujug pacaran. Pokonya cerita cinta yang absurd, weird, psychopat, gila, not logic. Pasti gak ngerti ya, aneh-aneh apa yang gue maksud. Contohnya... ini contoh doang ya. Jatuh cinta sama orang yang udah meninggal. Wkwkwk. Gak aneh ya? Yaudalah terserah gue HAHAHAH.

            Pokonya, apa ya, gue pengen bikin genre romance gak cuma melulu tentang jomblo, cinta segitiga, diselingkuhin, galau galauan, gitu doang. Gak sekedar teenlit ABG lah. Gue mau bikin romance yang bikin mikir, gak cuma 'bawa perasaan' tapi juga 'bawa pikiran'. Kali aja mencerdaskan, hahaha. Duh banyak omong bat yak gue. Ceritanya aja belom ada.

            Gue bakal bikin ceritanya dalam sudut pandang orang pertama. Jadi kaya isi pikiran si pelaku gitu lah. Gak bakalan panjang, bisa jadi cuma berbentuk curhatan, dan mungkin gak akan ada penyelesaian masalah. Konfliknya cuma dari sendiri, atau dari sekitar, lihat aja nanti deh, takut jadinya beda.

           Dibuatnya satu cerita satu episode. Tiap episode beda cerita.  Gak yakin bakal banyak dapat ide sih dan gatau bakal tahan ampe berapa episode, tapi gue ttp pengen bikin. Yang jelas gue dah dapet 3 ide cerita yg aneh-aneh (yg mungkin ada dari pengalaman gw hehehehehehe).

           Okay dahhh tunggu episode pertama kelar dibuat, if there is someone who read this, doain saya biar konsisten yaa. Aamiin Ya Allah.