Ohya, bicara soal GP Valencia hari ini, seperti biasa Valencia bukan sirkuit favorit gue, karena gue selalu kecewa sama Valencia dan hasil racenya. Dengan defisit poin 21 antara Marc dan Dovi, gue sudah sangat yakin Marc akan menang, dilihat dari kacamata objektif dan logis. Seperti Valencia 2015 aja, logisnya waktu itu, Jorge Lorenzo udah pasti juara dunia, dan benar terjadi.
Jalannya race berlangsung monoton (pendapat saya), yang bikin degdegan cuma Zarco karena seperti biasa dia selalu sangar ngebeat rival-rivalnya, ga kenal ampun, mau senior, mau yang lagi battle buat juara dunia, dia sikat aja. Dan gue sempet berharap Zarco podium 1. Seneng aja liatnya, kalo beneran kejadian.
Terus di lap entah keberapa, Jorge Lorenzo lagi lagi dapet Dashboard Message 'Mapping 8'. Tapi kayanya dia gak liat deh, soalnya dari kamera yang nyorot ke dia, dia mukanya fokus banget ke depan, sementara dashboard message adanya di dashboard motornya itu kan, mun ceuk urang mah dina speedometer :-) Dan seperti yang lo tau, itu message dikirim berapa kali ke Jorge, lebih dari 5 kali! si Jorge entah gak nyadar atau pura pura gak nyadar, dia lempeng aja nerusin race. Sampe akhirnya tim Ducati ngasih pesan lewat pitboard yang bentuknya seperti ini, "-1 tanda panah kebawah". Gila ini frontal banget kali. Secara gamblang secara jentre secara clearly Ducati nyuruh Jorge mundur 1 posisi supaya Dovi bisa lewat. Team Order detected.
Kalau buat kubu Honda, gue gaktau apa dia ngetim order juga apa engga. Tapi dilihat dari performa Dani Pedrosa, tercium bau-bau konspirasi sih dari hidung negatif kayak gue hehehe. Tapi 'mainnya' halus banget. Jadi untuk berapa lap itu posisi 1-5 lama gak berubah. Dan si Dani itu stuck di P3. P1 - P2 itu deketan, P4-P5 juga. Si Dani yang bener-bener sendiri dan stuck. Dia itu seakan emang stuck tapi disisi lain seakan lagi ngejagain supaya rider di P4 dan P5 gak ngelewatin si P2 dan P3. Dan setelah Dovi OUT, si Dani tiba-tiba on fire lalu ngebalap si Zarco hingga akhirnya dia menang. Ajaib juga kan.
Di pertengahan race, Marc yang lagi ngebalap Zarco tiba-tiba hampir lost control dan sempet 'ngoffroad' ke gravel, tapi as always dia selalu punya save yang baik dan gak jadi crash, lalu nerusin balap dan race di P5, dibelakang Dovi.
Lalu setelah berkali kali dimessage 'Mapping 8', Lorenzo kelihatan nggak ngelakuin perubahan apa-apa yang berkaitan dengan Mapping 8 itu, dia crash. Yaampun. Apa Mapping 8 itu artinya crashing yourself ya? Dan surprisingly Dovi juga melakukan kesalahan dan crash, dan otomatis out dari race. Itu balapan belum beres, tapi Marc yang saat itu lagi race sendiri di P3, langsung dinobatkan jadi 2017 MotoGP World Champion. Dan seperti yang gue bilang tadi, si Pedrosa tiba-tiba on fire dan ngebalap si Zarco untuk kemudian jadi juara seri Valencia.
Mengenai kebenaran team order, itu semua sebenarnya hak tim sih. Nggak ada rules akan hal itu, jadi meskipun benar adanya, itu semua sah-sah aja. Tapi yang jelas, Marc Marquez adalah juaranya untuk musim ini dan dia sangat deserve for this victory.
Walaupun aku gak terlalu senang, aku cuma ikut senang aja karena dia berhasil dan dapet BMW lagi untuk ke sekian kalinya. Aku suka Marc tapi aku gasuka dia juara, karena kalau dia juara, dia pasti ngadain atau dateng ke pesta. u know lah pesta kaya apa. Dekat ke hal hal yang akan membuat hatiku terpotek luluh lantak hancur lebur stress gila parah. Pokonya aku gasuka. Coba kalau dia juara dunia, trus pesta sama timnya aja, trus diem dirumah. Gue gak akan khawatir berlebihan :'D *SKIP INI* *CUMA FANGIRL YANG PAHAM*
Oya, tadi juga aku nemu twit dari Amy Dargan dan motomatters yang bilang katanya Marc bilang kalau di mid season dia sangat stress dengan poin di musim ini dan itu sampe bikin rambutnya rontok (efek pressure). Gue jadi sadar sekali betapa beratnya pressure para rider di motogp dan yang kita tahu selama ini tuh kayak luarnya aja, mereka menang, mereka jatuh, mereka cidera, mereka kalah, mereka gak podium. Kita gaktau dibalik itu semua tekanan seperti apa yang mereka rasain. Intinya, dibalik setiap keberhasilan dan kekalahan, selalu ada proses dan cerita perjuangan dibaliknya. Jadi jangan sekalipun ngejudge rider sih menurut aku. Udah banyak tekanan fisik dan jiwa, capek, resiko cidera, fisik dan nyawa sangat besar, pokonya mereka kalah atau menang mereka layak untuk direspect. Sebenci-bencinya kita sama seorang rider, kita gak berhak untuk tidak respect terhadap mereka apalagi sampe ngejudge dan ngatain, apalagi kalau kita bukan siapa siapa dan gak punya prestasi apa apa :-D
Itulah akhir dari MotoGP episode 2017. Gak kerasa, asli. Gue cukup senang karena banyak sekali kejutan di tahun ini, mulai dari Vinales yang digadang-gadang bakal ngehancurin dominasi Marquez, Valentino Rossi yang patah tulang karena latihan enduro, Johann Zarco si rookie super agresif, Jorge Lorenzo yang disebut-sebut jadi tim order, Dovi yang di-underestimate-kan tapi ternyata salah satu title contender terkuat, dan Marquez yang di awal musim performanya aneh tapi akhirnya jurdun lagi, semuanya penuh dengan kejutan. Walaupun gak se-memorable tahun-tahun dulu, tapi cukup memuaskan lah. Dan aku juga seneng banget karena aku punya pencapaian di bidang motogp untuk tahun ini, yaitu ketemu dan megang-megang Marc Marquez secara langsung. Dan tahun depan aku harus punya pencapaian lainnya!
So... sedih banget rasanya harus nunggu 4-5 bulan lagi. Aku suka kesepian, merasa hampa dan bete tanpa motogp. Qatar 2018 sangat menarik untuk dinanti. Dan gue harap pemenangnya beda-beda lagi. MotoGP 2017, thank you, goodbye. Will miss u a lot.
0 komentar:
Posting Komentar