Pernah ngga sih, ngerasa ingin menjadi seperti orang lain. Menjadi seperti si A, si B, si C, yang menurut kita orang-orang tersebut lebih baik dari kita.
Pernah ngga sih, orang-orang menilai kamu adalah seorang yang A, dan kamu ngerasa ga suka dengan penilaian orang lain itu, padahal that is the reality.
Apa kamu seorang ekstrovert? Atau introvert? Pernah ngga dari lubuk hati kamu kamu gasuka menjadi pemilik salah satu kepribadian diatas dan menolak mengakui bahwa kamu adalah orang dengan kepribadian tersebut.
I think, pasti pernah. Dan itu 90% dirasain sama orang yang punya kepribadian introvert. Ya kan? Hahaa. Karena aku kira kayaknya orang ekstrovert tidak akan memikirkan hal-hal seperti itu. Dan akulah salah satu orangnya.
Jujur aja ya, kalo aku disuruh ngedescribe diri aku sendiri, dengan jujur, mungkin inilah poin-poin yang bakal aku tulis. Udah aku tulis deng, sekarang.
- pemikir (kadang overthinking)
- irit bicara
- agak susah basa-basi apalagi sampe ngalor ngidul kesana kemari
- ngga begitu peduli dengan orang lain selama ga ngaruh ke kehidupan gue
- kalo udah suka/sayang, pasti long last
- suka mengeluarkan isi pikiran lewat tulisan (like i do now)
- mikir keknya ampe 1000x untuk menanggapi sesuatu. Berusaha mikir dari berbagai sudut pandang, agar tanggapan aku ngga jadi sesuatu yang asal jeplak. Intinya kek masak ayam ampe ke daging dalem2nya, mateng total dah. Perfect.
- ngga takut dengan kesendirian (ex: ke bioskop sendiri, ke mall sendiri, jalan sendiri) walaupun lebih seneng juga kalo ada yang nemenin sih, tp orang yang deket sama aku, kalo ga deket, mendingan sendiri
- suka mengamati dan menganalisis lingkungan/orang sekitar, lalu mengambil pelajaran daripadanya (kalau ada pelajaran yang bisa diambil).
Hasil pengamatan dan penganalisisan aku ini juga suka aku jadiin acuan bagaimana bersikap terhadap orang atau terhadap lingkungan tersebut. Makanya kadang aku ngerasa aku beda-beda kalo bersikap sama orang/lingkungan. Aku bingung, akunya yang ga jadi diri sendiri, atau inilah cara aku bersikap.
- ngga gampang kepengaruh. Kepengaruh mungkin ya, tapi sebentar. Ngga akan lama. Butuh waktu lama dan pembiasaan yang ngga sebentar buat mempengaruhi karakter aku
- peduli ama perasaan dan pemikiran orang (yg ga kenal dan belum lama kenal) dan suka ngorbanin diri yg penting orang nyaman.
- kalo udah nyaman baru bisa riweuh, kalo ga deket jangan harap gue bisa bersikap terbuka. Dan hanya bisa bener2 deket sama orang2 tertentu aja
- suka ketemu orang-orang baru, ingin kenal banyak orang (tapi bukan buat ngobrol, karena gue ga jago ngobrol. buat mengenal mereka dan menganalisis mereka dan mengambil something dari mereka)
- nggabisa gampang membuka diri
- suka mendam perasaan, kemudian melupakannya
- amat sangat menghindari pertengkaran/perselisihan/cekcok. Aku bakal lebih milih ngalah. Bukan sok ngalah sok baik, tapi sumpah, gue gasuka banget sama clash
- suka melupakan hal-hal ga penting, tapi juga suka inget sama hal-hal gapenting dan ngelupain hal penting
- benci banget dengan kata kasihan. Jangan pernah bilang kasihan sama gua. Kalo lo pernah bilang begitu, lo harus tau kalo gua sekarang lagi menyimpan dendam sama lo.
And etcetera. Sebenernya there's so so much things i wanna write, tapi yaa gue tulis yang gue inget aja karena lagi males mikir hehe.
Dari analisis pribadi gua terhadap diri gua sendiri diatas, gue yakin gue adalah seorang introvert. Teman-teman gua juga pasti tahu dan mengamini kalo gue ga banyak ngomong orangnya.
Sebenernya gua suka menolak dan tidak ingin mengakui bahwa gua adalah seorang yang berkepribadian seperti ini. Tapi jika gua jujur pada diri sendiri, this is me. Dan gue berusaha untuk menerima diri gue apa adanya.
Selama ini yang gue salah dalam menyikapi kepribadian gue ini adalah, gue hanya mengambil sisi negatifnya saja. Mungkin karena gue ga menerima diri sendiri, jadinya yang gue pikirkan hanya kenegatifan dalam diri gue.
Contohnya dalam hal cuap cuap. Dalam hal cuap cuap, gue lebih suka ngomongin hal yang berat. Nggak berat juga sih, hal hal ringan, tapi gua ingin mencari makna dan 'isi' dari obrolan gua sama orang. Gue merasa bukanlah sesuatu yang penting dan bermanfaat membahas hal-hal yang ga perlu. Apalagi bahas gosip dan kehidupan orang lain. Kecuali orang lainnya kita suka (misal:gebetan,idola), yang dengan membahasnya bisa menambah semangat dan bikin kita bahagia. Selebihnya, bahas artis, update kehidupan seleb, bahas kehidupan kaka kelas cantik yang followernya bejibun, menurut gua not necessary banget lah. Karena ngga ngaruh juga ke hidup gue dan ga bikin gue jadi kaya. Hahaa, terdengar kasar? Tapi, itulah yang aku pikirin. Dan aku lagi nyoba ngedescribe diri aku sejujur-jujurnya disini. Makanya kalo temen temen gua lagi ngomongin hal yg gua bilang not necesarry diatas, gua lebih banyak diam. Dan jadinya gua dicap pendiam. Padahal gua gakmau dan gakbisa ngomongin yg begituan, jadi gua memilih diam.
Itulah pemikiran-pemikiran gue yang kadang gue merasa kalau gue aneh. Karena mostly orang2 disekitar gue berbeda dari gue. Dan salahnya, gue menanggapinya dengan, "gue harus sama seperti orang lain agar gue juga diterima seperti mereka." Maksud gue bukannya gue ga diterima di masyarakat karena sikap gue yang begini, tapi orang-orang yang kepribadiannya, let's say, ekstrovert, gue lihat lebih banyak yang menerima dengan hangat kehadiran orang-orang seperti itu. Dan itu bikin aku suka ingin berubah 360derajat menjadi seperti mereka.
Gua mengubah diri gue, pura pura suka ngomongin gebetan, gosip terbaru artis holywood, pura pura mikirin penampilan gue yang gendutan (padahal gua aslinya kagak peduli), pura pura bete ga keluar di malam minggu. Ini ga pantas ditiru sih, gua jadi hidup dalam kepura puraan. Kemunafikan. Dan gua tahu kalau menjadi seperti itu adalah bukan diri gua yang sebenarnya. Gua lebih senang berpikir dan mendiskusikan tentang, seperti, kenapa jalanan bisa macet? Kenapa hujan bisa membuat kemacetan? Kenapa pengguna jalan suka mengabaikan aturan lalu lintas (lampu merah tetep maju) padahal itu taruhannya nyawa, yg gabisa dibeli, gabisa dituker sama apapun juga.
Gua juga senang berpikir tentang manusia. Kenapa orang bisa melakukan kejahatan? Gua bahkan mikir, sebenarnya orang jahat atau yang kriminal itu gak jahat, mungkin aja orang-orang disekitarnya salah memahaminya. Gua percaya setiap yang terjadi pada manusia ada sebabnya. Trus gua berpikir kenapa orang bisa jatuh cinta? Apakah jatuh cinta ada penjelasan ilmiahnya? Adakah penjelasan ilmiah tentang perasaan manusia? Sepertiitulah hal hal yang sering gua pikirkan, gua pertanyakan di otak gua. Disaat gua lagi diam dan merenung, otak gua isinya rame banget.
Sebenernya meniru orang ga selalu dalam hal negatif si. Gue juga niru orang ekstrovert yang bisa basa basi kecil ke orang baru, yg mana ini bermanfaat banget buat nambah temen dimanapun dan kapanpun. Gue juga niru kebaikan dari orang-orang yang bisa dengan mudah tersenyum yg terlihat tulus kepada siapa saja. Intinya yg gue tiru juga ada yg baiknya.
Balik lagi ke topik.
Mempunyai perasaan ingin berubah dan hidup dalam kepura puraan seperti itu lebih ga nyaman dibanding menghadapi kenyataan kalau gua adalah introvert. Aku merasa capek berusaha jadi orang lain. Dan aku merasa ada something inside me yang i dont realize itu juga adalah sesuatu yang baik. Maka dari itu aku tersadar untuk menulis ini.
Tadi aku abis baca beberapa artikel, bahwa orang introvert bukan berarti aneh. Bukan berarti buruk dan terasingkan. Seorang introvert bukan berarti gak pandai gaul, anti sosial, cuma peduli sama dunia sendiri, nggak. Seperti yg gua bilang tadi, gua (intro) lebih suka ngobrolin hal hal yang lebih ke, ada faedahnya. Gua suka ketemu orang dan berkumpul dengan orang banyak, karena itu bisa mengubah mindset gua dan memberi banyak insight baru buat gua. Meski setelahnya, gua selalu butuh waktu untuk sendirian, merecharge energi jiwa gua. Walaupun gua cuek, gua peduli dengan orang lain dan perasaannya. Gua suka mengamati orang, menelaah kenapa dia sikapnya begini, dan gua suka mikirin hari penting orang, bagaimana membuat mereka bahagia dan tertawa. Seorang introvert berbeda cuy. They caring others with their own ways. Mungkin gak semua introvert seperti gua, ada yg lebih open mungkin. Semua yg gua katakan disini semata mata adalah pengalaman gua dan apa yang gua rasain selama jadi introvert.
Allah menciptakan dua kepribadian ini dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan pastinya amat banyak sekali kelebihan dari kepribadian kita yang bisa kita manfaatkanz kita explore, tergantung juga kita menyikapi diri kita sendiri secara positif atau negatif. Yang jelas, menerima dan memanfaatkan kebaikan dalam diri kamu lebih baik dari apapun juga, dibanding ingin menjadi seperti orang lain atau menolak diri kamu.
Jadi sekarang aku pengen banget belajar menerima diri aku, dan berhenti memvonis buruk terhadap diri aku sendiri. Aku kurang bersyukur dan terlalu fokus terhadap kelemahan, bukan kekuatan. Padahal Allah udah ngasih begitu banyak buat hamba-Nya.
Jangan pernah coba coba berubah jadi orang lain. Sumpah, ga enak. Try to accept urself. Welcoming urself, be kind to urself, and think positive. Pasti orang juga bakal aware terhadap kamu, menerima kamu sebagaimana kamu menerima diri kamu sendiri. #ajibkankatakatague :D
Sekian, makasih, minggu pagi nih, tunduh. :-D
Mengenai Saya
- Serba Sarah
- Seorang cewek introvert yang kurang ekspresif tapi punya curiousity yang tinggi :D Salam kenal!
Categories
- mystory (50)
- motogp (25)
- ceritasastra (15)
- cerpen (11)
- film (9)
- tokoh (9)
- infodantips (6)
- omong kosong (4)
- buku (3)
- pikiransarah (2)
- cuapcuapaja (1)
- fotografi (1)
- movie (1)
- opinion (1)
- self development (1)
0 komentar:
Posting Komentar