The More Informed You Are, the Less Arrogant and Aggressive You Are

22 Desember 2018
10.23 PM

Pikiran ini kembali menjalar kemana-mana. Uang dan si fulan ramai menjejali otak gue. Alhamdulillah gue gak lagi emosi seperti seminggu kemarin. Gue bisa berpikir dengan lebih tenang dan terbuka.

Uang. Jujur saja gue paling gak suka dan gak menikmati ketika melakukan/mengerjakan sesuatu dengan tujuan uang. Gak pernah bertahan lama, gak pernah pakai hati. Gue bukan tipe yang bisa bekerja dengan optimal jika tujuan utamanya hanyalah uang. Sialnya, uang itu kebutuhan. Sialnya, gue butuh uang dan uang menjadi sumbangsih dalam kalutnya pikiran gue. Gue gak mau marah-marah dan mengeluh. Gue hanya berpikir, gimana caranya, di saat gue butuh uang sekarang ini, gue bisa enjoy mencari uang tanpa benar-benar sadar kalo gue tuh lagi nyasar uang. Maksud gue, gue tuh gak bisa yang kayak sengaja nyari projekan demi mendapat uang. Gue lebih suka mengerjakan sesuatu yang gue suka, dan uang adalah bonusnya. Tapi hidup gak seidealis itu. Gue hanya harus bisa menerima bahwa hidup tidak bisa selalu idealis lalu kemudian benar-benar menggerakkan diri gue untuk mencari bongkahan uang tersebut. Sebenarnya, kalau baca-baca akun instagram jouska, dapat uang 10juta itu terasa kecil. Gue hanya harus mengembangkan pikiran dan jalur gue agar omongan gue tadi itu terasa benar adanya. Gue percaya kok akan hal itu.

Kedua. Si fulan. Sebenarnya gue gak suka ngomongin orang di blog pake nama samaran kayak gini. Tapi gue bener-bener lagi berpikir keras tentang orang ini, apa sih yang dia pikirkan dan bagaimana dia memandang gue sampai-sampai keadaan gue sama dia bisa seperti sekarang ini? Gue ingin melihat dari sudut pandang dia, supaya gue mengerti. Jujur aja, saat ini gue mungkin belum 100% mengerti, dan ketidakmengertian juga ketidaktahuan bisa menggiring kepada perasangka, buruk atau baik. Yang gak enak, adalah perasangka buruk. Gue menyadari hal itu. Perasangka buruk parahnya lagi bisa menggiring pada emosi yang menimbulkan sikap yang tidak seperlunya ada. Dan itu semua menjadi hal yang merugikan secara fisik dan mental. Gue ingin sekali menghindari ini.

"The more informed you are, the less arrogant and aggressive you are." -Nelson Mandela


Gue percaya sekali akan hal ini. Setiap gue emosi, gue mengasumsikan kalau gue hanya tidak begitu paham posisi yang sebenarnya, atau ada informasi yang gue belum tahu. Atas dasar ketidaktahuan itu, gue mungkin hanya sedang menyimpulkan hal yang sebenernya aja gue gak tahu, dan itu menggiring gue ke emosi. Harapannya, gue bisa meredam emosi gue itu. Tapi praktiknya gak semudah itu, sodara. Mengendalikan emosi, bagi saya ini, bukan perkara gampang, saya masih perlu banyak belajar. Walau petuah Nelson Mandela tadi cukup membantu ketika saya emosi, membuat saya selalu mulai membahas permasalahan dengan pertanyaan, bukan dengan pernyataan tuduhan yang menyudutkan. Kadang masih kelepasan, saya masih perlu waktu untuk belajar.

Masalahnya untuk si fulan ini, beliau nampak menghindar. Saya pun tidak tahu kenapa. Sebenarnya itu hanya 'sepertinya'. Belum tentu dia menghindar, mungkin dia ada urusan yang gue gak paham, sehingga tidak sempat membalas whatsapp gue selama 12 jam. Yah, apa salahnya mikir positif..

Mungkin gue juga yyang terlalu terkesan 'ngegas' ketika bicara sama dia, makanya menimbulkan perasaan yang gak menyenangkan ke dia.

Inti dari maksud gue sebenarnya cuma, gue cuma ingin bicara, gue ingin mengerti sudut pandangnya, supaya prasangka gue gak menjadi-jadi dan gue bisa beraktivitas sehari-hari tanpa beban emosi yang bikin kinerja hancur. Gue lebih nyaman dengan bicara secara personal, pendekatan individual. Bisa dibilang, gue mengejar informasi dari fulan supaya gue ngerti dan ggue gak emosi lagi, so I can get back my inner peace again. That's it.

Tapi emang ya, ada aja kejadian di kehidupan yang bikin lo belajar biar tambah dewasa. Entah itu lewat orang, lewat finansial lo, lewat keluarga, atau apapun. Yah.. mikir positif aja. Siapa tahu besok-besok lo jadi Jack Ma dan kesulitan lo hari ini jadi bahan cerita lucu nan memorable yang bisa lo bicarain ketika lo diundang jadi narasumber di talkshow-talkshow suatu hari nanti, hahaha. Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar