Cerpen : Kesehatan Bumi adalah Kesehatan Kita Part II

 Nah biar ngga kagok-kagok, hehe.. aku langsung post aja ya cerpen ini yang part II nya. Oh ya, kalo belum baca Part I nya, bisa klik aja disini ya =D .. Happy Reading all =)))))))



                                                      Kesehatan Bumi adalah Kesehatan Kita

            Pagi ini aku tidak malas-malasan lagi.Aku bangun lebih awal untuk bersiap ke sekolah.Melihat aku yang tumben-tumbennya giat,ibu bertanya,
            “Sira,ada acara apa di sekolah ? Kok tumben bangunnya pagi banget ?”
            Sambil tersenyum kecil,aku menjawab,
            “Nggak ada acara apa-apa kok,bu.Tapi ada yang harus aku lakukan.”jawabku.
            “Melakukan apa ?”tanya ibu lagi.
            “Ah...lihat saja nanti.”kataku sambil berlalu.Ibu hanya mengangkat bahunya tanda tak mengerti.
            Sekarang waktunya aku berangkat.Aku menuju keluar dan meninggalkan rumah.Tapi belum sempat aku melangkahkan kaki,ayah mencegahku.
            “Sira,tunggu dulu dong.Ini ayah bentar lagi siap anterin kamu.”kata ayah.
            “Ayah..mulai sekarang aku nggak usah diantar lagi pakai motor.Aku mau jalan kaki saja ke stasiun.Lagipula stasiun angkot kan dekat,sekalian aku olahraga pagi.”
            “Kamu nggak takut kesiangan ?”tanya ayah ragu.
            “Nggak dong,aku kan udah bangun pagi.Oh ya,kalau ayah mau ke kantor,lebih baik jangan naik motor deh,soalnya asap knalpot motor bisa menyebabkan pemanasan global yang bikin bumi sakit.Jadi sebaiknya ayah naik sepeda saja ya.Kantor ayah juga kan nggak jauh-jauh banget dari sini.Betul kan yah ?”
            “I...iya sayang.”jawab ayahku keheranan.Aku pun langsung pergi berjalan kaki menuju stasiun angkot.Lalu aku melalui perjalanan seperti biasanya menuju sekolah.
            Tiba di sekolah,aku masuk ke kelas.Ternyata teman-temanku belum banyak yang datang.Aku melihat sekeliling ,baru ada beberapa orang saja.Sepertinya aku datang kepagian,hehe...
            Eh,iya.Di kelasku ada AC,bukannya AC itu merusak lapisan ozon bumi ya ? sama saja dengan merusak lingkungan.Wah,ini jangan dibiarkan.Aku akan mengatasi hal ini dengan memberi penjelasan kepada pihak sekolah,lebih tepatnya ke kepala sekolah.
            Akupun pergi ke ruang guru.Aku mencari kepala sekolah.Nah,itu ada Ibu Kepsek.Aku menghampirinya,meski agak ragu dan takut karena baru kali ini menghadap kepala sekolah sendirian.Tapi demi kesehatan lingkungan dan kebaikan semua orang,aku harus berani.
            “Assalamu alaikum,bu.”kataku pelan.
            “Ya,wa’alaikum salam.Ada perlu apa nak ? pagi-pagi sudah menghadap ibu.”
            “Euh..ini bu.Saya...ingin menyampaikan pendapat dan saran saya untuk sekolah mengenai pemanasan global yang saat ini sedang marak.”
            “Oh...silakan.”
            “Begini bu.Kalau saya boleh saranin,sebaiknya AC di tiap kelas diganti dengan AC ramah lingkungan saja”           
            “Maksud kamu apa ya ? Ibu kurang ngerti.”
            “Begini bu.Saya pernah baca di sebuah artikel.Katanya AC itu merusak lapisan ozon bumi dan membuat pemanasan global semakin parah.Saya lihat AC yang ada di tiap kelas sekolah kita bukan AC yang ramah lingkungan.Padahal AC ramah lingkungan itu lebih murah karena pemakaian energi listriknya lebih sedikit dan baik untuk kesehatan bumi kita.Ibu mau kan mengusahakan apa yang saya sarankan ?”tanyaku penuh harap.
            “Hmm...yang kamu katakan itu benar.Baik,Ibu akan mengusahakan semuanya.
Bagaimanapun juga kita sebagai penduduk bumi harus menjaga lingkungan kita sendiri.Terima kasih ya nak,atas saran kamu.”
            “Sama-sama bu.”
            Horeee !!!! Aku senaaaaang....sekali.Aku tidak menyangka saranku langsung diterima.Yes!usahaku pasti berhasil.Dengan senyuman lebar,aku kembali ke kelasku.
            Saat aku berjalan ke kelas,tiba-tiba temanku Selvi,datang dengan wajah sedih.Aku pun bertanya padanya mengapa ia bersedih.
            “Selvi,kamu kenapa ? kok sedih gitu..”tanyaku.
            “Sir,teman kita...Nida...dia meninggal !!”
            “Apa ??! meninggal ? kok bisa ?!”aku kaget sekali mendengar apa yang Selvi katakan.
            “Nida sakit.Kata orang tuanya,dia sakit demam berdarah.”
            “Hah ?!kok bisa?”
            “Setahuku sih,sekarang ini memang lagi wabahnya DBD.Tapi nggak tahu juga kenapa bisa mewabah sampai akhirnya teman kita yang kena.Kasihan banget ya Nida..”kata Selvi.
            Meninggal karena DBD yang mewabah ? Bukannya selama ini di kotaku sering dilakukan penyemprotan anti nyamuk DBD ya ?! kok sekarang malah mewabah ? ini membuatku penasaran.
            Pulang sekolah,aku kembali menyalakan komputerku,membuka penelusuran internet.Aku mencari penyebab terjadinya wabah demam berdarah.Dan aku menemukan sebuah artikel.
            Apaa ??? lagi-lagi karena pemanasan global ??! Pemanasan global ini benar-benar sebuah malapetaka.Malapetaka yang harus segera dihancurkan !
            Dalam artikel itu,penyakit demam berdarah semakin meningkat persebarannya karena pemanasan global.Suhu yang panas membuat nyamuk dapat bertahan hidup lebih lama,akibatnya penyakit demam berdarahpun semakin mewabah dan memakan korban.Parahnya lagi korban itu adalah temanku.Kasihan sekali Nida,ia harus terkena penyakit ini akibat pemanasan global yang disebabkan ulah manusia.Sungguh memprihatinkan.
            Kalau sudah begini,aku bingung harus berbuat apa.Aku tidak mungkin diam saja,membiarkan bumi ini semakin mendekati kehancuran.
            Aha ! aku jadi ada ide.Aku bisa memelihara lingkungan dengan menanam pepohonan untuk mengurangi pemanasan global pada bumi.Dengan begitu pemanasan global bisa sedikit demi sedikit teratasi.
            Aku kembali ke komputerku,menelusuri internet.Aku mencari dan mencari,pohon apa yang bagus untuk kutanam.
            Ternyata pohon yang bagus untuk mengurangi pemanasan global adalah bambu.Bambu dapat menyerap CO2 empat kali lebih banyak daripada pohon biasa.
            Tapi...bambu itu setahuku panjang-panjang dan besar-besar.Bagaimana bisa aku menanamnya sendirian ? kurasa aku butuh orang lain untuk menanamnya juga.
            Masalahnya,orang-orang tidak mungkin langsung mau menanam bambu-bambu begitu saja.Lalu apa yang mesti aku lakukan sekarang ? aku berpikir keras,tapi tak kunjung mendapat ide.Apa aku meminta pendapat orang tuaku saja ya ? sebaiknya iya.
            Aku bertanya pada ibuku.Awalnya ibuku merasa aneh akan usulku yang tiba-tiba peduli terhadap lingkungan.Ibupun enggan berpendapat.Tapi setelah aku desak,ibu mau mencarikan jalan keluar.Kemudian ibu mendapat ide cemerlang.
            “Kamu jualan bambu saja,tapi kamu harus mencari bambu yang bagus dan menarik agar orang mau membeli dan menanamnya.Coba kamu cari di buku-buku dan internet.Ibu yakin ini berhasil.”jelas ibuku.
            Wah...usul ibu benar-benar hebat.Iya juga ya...aku kan bisa jualan di halaman rumahku.Rumahku juga letaknya strategis,di dekat jalan raya.Siapa tahu orang-orang melirik bambu yang kujual dan mau membelinya.Yang paling penting sih,mereka menanam bambu itu.
            Aku mencari jenis bambu yang bagus dan menarik di berbagai buku.Bahkan aku bertanya ke tukang tanaman hias yang sering lewat depan rumahku.Aku juga mencari jenis bambu itu di internet,dan akhirnya ketemu!!
            Beruntungnya aku!Aku menemukan jenis bambu yang kuinginkan.Namanya Bambu Kuning.Bambu ini adalah jenis bambu hias yang sangat cantik bentuknya.Harganya lumayan mahal,250.000 per rumpun.Tapi tak apalah,yang namanya usaha,apapun akan kutempuh.
            Ketika mulai berjualan,ternyata banyak juga orang yang berminat membeli tanamanku ini.Bahkan ada yang sampai memesan segala.Mereka juga berjanji akan merawat bambu yang mereka beli
            Sebenarnya sih,aku tidak masalah mereka mau membayar atau tidak.Jika mereka mau menanam bambu itu,aku bersedia kok memberi bambu itu secara cuma-cuma,asalkan mereka berjanji akan menjaga dan merawat bambu tersebut.
            Kini aku bahagiaaaaaaaaaaa sekali.Usahaku selama ini tidak sia-sia.Aku mulai bisa menjaga kesehatan dan kelestarian bumiku tercinta.Memang sih,hanya hal-hal kecil ini saja yang bisa aku lakukan,dan masalah pemanasan global ini belum bisa terselesaikan.Tapi aku yakin,semua masalah meski seberat apapun pasti bisa kita atasi.Asalkan kita mau berusaha untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
            Semoga niat dan usahaku menjaga bumi bisa dilakukan juga oleh orang lain.Jangan sampai ada korban lagi seperti temanku Nida.Ingat,kesehatan bumi adalah kesehatan kita juga sebagai penghuninya.
                                                                        * * *

2 komentar: