Dari dulu setiap aku mau masuk ke sekolah manapun yg aku mau, alhamdulillah selalu diterima. Smp yg aku mau, aku masuk. Smk yg aku pengen, aku diterima. Tapi nyatanya, disaat SMK, pas aku pengen banget masuk UPI, ternyata gak bisa segampang dulu. Aku coba lewat snmptn, gamasuk. Coba juga via sbmptn, gamasuk juga. UPI, ternyata bukan jalanku.
Gak baik menyesali yg sudah terjadi, so, aku hanya ingin mengenang aja. Boleh kan, mengenang?
Entah kenapa gedung UPI, lingkungannya, dan orang-orang yang aku kenal yang berasal dari sana, aku suka. Hati aku, melihat kampus itu dan orang-orangnya, aku suka aja. Kayak feelingnya bagus aja. Bahkan jalannya, jalan setiabudi, aku suka.
Aku pertama kali main ke UPI waktu esempe, buat lomba paduan suara. Dari dulu aku udah seneng sih, sama lingkungannya. Kayak, gue banget gitu loh.
Tapi aku harus belajar. Aku bukan anak-anak lagi, aku sudah dewasa. Aku harus selalu bisa menerima realita. Kenyataan gak selalu sejalan dengan harapan. Yang aku syukuri, aku masih bisa kuliah walau di Uni yang lain, dan UPI masih berdiri di setiabudi. Kita sama sama berdiri, walau di tempat yang tidak sama. Aku harap, kampusku dan UPI semakin maju. Sukses melahirkan generasi penerus yang baik. Aamiin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dope! I love to read your article. It had inspired me. On war or retreat. No gain without pain. Life is never flat. Enjoy your life and make your parents to be proud. By the way that is my dream too but may be Allah had prepared other plan. You deserve to reach your dream although not at UPI like what you want. By me, your old classmate, RNA.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus