Entah manusia macam apa gue ini. Gue selalu berpikir gue adalah kesalahan, karena gue merasa berbeda dari manusia pada umumnya. Gue beruntung karena akhirnya gue tahu bahwa gue adalah seorang introvert atau INFP menurut MBTI test. Dan gue tahu gue hanya memiliki kepribadian yang berbeda, yang tidak mayoritas, dan gue bukan kesalahan. Gue berharga, itu yg berusaha gue tekankan terhadap diri gue sendiri.
Tapi tetap saja, jadi minoritas itu gak gampang ya. Bahkan untuk seorang idealis seperti gue. Tetap saja gue harus dihadapkan dengan manusia-manusia lain yang mayoritas. Dan gue terasing dalam keintrovertan gue.
Kadang gue ingin menangis, kenapa gue merasa terasing. Harusnya sih, "kenapa gue harus merasa terasing". Orang orang ga mengasingkan gue, gue aja yang merasa terasing dan secara tidak langsung mengasingkan diri sendiri gue dari peradaban. Gue selalu merasa gagal saat gue gak bisa fit myself into a circle. Gue merasa salah menjadi orang yang tidak ingin berinteraksi di kumpulan orang yang gak begitu gue kenal atau gak dekat secara personal dengan gue. Many times gue berusaha cheerful, sok ceria, sok excited ama topik2 jodoh dan jomblo, supaya gue bisa diterima di sebuah lingkaran. To be honest, menjadi seperti itu tuh bener bener bukan gua banget. Gue lebih ke obrolan yang.. apa ya, yang deep, yang ada makna, deep conversation lah. Gosip, ketawa tawa, bahas artis/kepopuleran temen, itu bukan gue banget. Tapi apa yg harus gua lakukan untuk berbaur? Ya kali gue harus ngansos!
Walaupun gue gak terlalu suka obrolan yang mayoritas disukai semua orang, gue suka kehidupan sosial, gue suka berteman dan punya banyak kenalan. Gue juga membutuhkan social life. Gue senang bertualang, gue bukan orang yang suka berdiam diri di satu tempat lama lama. Gue bahkan ingin tahu seperti apa dalamnya gereja, vihara, pura, dan gue ingin tahu kayak apa dalemnya tempat dugem. Gue memang banyak diam, tapi gak berarti gue ingin diam.
Gue bukan anti sosial. Dan gue gakmau dicap ansos, kuper, pendiam apalagi pemalu. Maka dari itu, sejak dulu gue berusaha menyesuaikan diri gue dengan keadaan apapun. Tapi menyesuaikannya gue itu gak positif, karena gue seperti membunuh karakter gue sendiri. Gue banyak melewati kepura-puraan. Pura-pura jadi golongan ekstrovert yang mana tetep aja introvertnya gue kebawa bawa dan keliatan orang. Even gue udah pura pura warm, pura pura telmi, pura pura polos, pura pura suka obrolan2 ringan, pura pura galau jadi jomblo, pura pura peduli kalau gue gendutan, padahal aslinya i dont even care about dat fuckin things. Tapi gue, dengan bodohnya ngelakuin itu semua, karena gue merasa karakter gue beda, aneh dan ga masuk sama lingkungan gue. Gue gakmau gakpunya banyak temen. Padahal jadi beda itu gak salah kan? Cuma gue aja yang mungkin salah tempat atau salah gaul
Seorang INFP
Gue adalah seorang INFP. Gue ingin mendescribe INFP ini, disini. Bukan karena ingin memperkenalkan diri gue yang kaku ini, gue hanya selalu merasa lebih baik ketika mengurai kepribadian gue, menyelami diri gue sendiri. Itu memberikan energi buat gue, untuk percaya kalau gue juga manusia yang berharga.
INFP : Introversion, Intuition, Feeling, Perception
I – Introversion: cenderung tenang dan pendiam. Mereka umumnya lebih suka berinteraksi intensif hanya dengan beberapa teman dekat daripada dengan memilih dengan banyak orang, dan mereka mengeluarkan energi dalam situasi sosial, dan memperoleh energi saat menyendiri.
Gue selalu membantah kalau gue pendiam, gue hanya berpikir kalau gue have nothing worth to say. Mungkin gue pendiam, ada betulnya juga. Tapi gue kok gamau terima ya disebut pendiam?
Di sebuah perkumpulan, reuni SMA. Gue gak bisa yg namanya ngomong ama sekumpulan orang secara langsung, kecuali emang udah bagian gue untuk berbicara atau emang ada kepentingan gue untuk talking to people. Gue merasa nyaman untuk berinteraksi saat gue face to face sama seseorang atau beberapa orang dalam jumlah tidak banyak, yang berbicaranya satu persatu, bukan saling bersahutan ga brenti brenti. (Kecuali kalo di antara sahabat-sahabat gue, bisa bisa aja sih)
N – Intuition: cenderung lebih abstrak. Mereka fokus pada gambaran besar daripada detail, dan kemungkinan masa depan daripada realitas yang ada.
Gue belum nemuin contoh di hidup gue yang berkaitan dengan intuisi ini.
F – Feeling: cenderung menghargai pertimbangan pribadi dalam mengambil keputusan. Umumnya mereka sering lebih mengutamakan implikasi sosial daripada logika.
Jujur aja apabila gue menghadapi sesuatu, mau masalah, kasus atau apapun itu, lebih sering menggunakan pertimbangan pribadi. Entah gue pake logika apa engga, tapi gue yakin banget almost 100% gue pake feeling gue.
P – Perception: Cenderung menahan pendapat dan menunda keputusan, lebih memilih untuk “menjaga pilihan mereka tetap terbuka” sehingga dapat berubah sesuai kondisi.
Nah ini nih. Entah berapa milyar kali gue membatalkan diri untuk menyatakan pendapat gue. Saking gue berpikir amat dalam, pakek sudut pandang A sudut pandang B.
Juga ketika gue mengambil keputusan, mikirnya tuh lamaaaaaaa banget. Gue mengambil keputusan dengan banyak pertimbangan. Gue sangat menghindari keputusan yang berujung pada penyesalan.
Gambaran Singkat Kepribadian INFP :
INFP memfokuskan banyak energi mereka pada dunia batin dikuasai oleh perasaan yang sangat kuat dan etika yang dipegang teguh. Mereka mencari kehidupan eksternal yang sesuai dengan nilai-nilai ini. Setia kepada rakyat dan penyebab penting bagi mereka, INFPs dapat dengan cepat melihat peluang untuk melaksanakan cita-cita mereka. Mereka ingin tahu untuk memahami orang di sekitar mereka, dan begitu juga menerima dan fleksibel kecuali ketika nilai-nilai mereka terancam.
Entah darimana asalnya, gue suka melamun, merenung. Lebih tepatnya, berimajinasi dan berpikir. Gue sering berbicara dalam otak gue. Berkata-kata, membangun cerita, menganalisa dan menilai manusia, observasi lingkungan, dll. I did so much things in my head. Apa yang ada di otak gue lebih banyak dari apa yang ada di mulut gue.
Gue fleksibel? Maybe yes. Gue bisa memfit diri gue pada setiap orang. Walaupun ga seutuhnya. Makanya orang2 biasanya suka gue di awal, karena gue mengatur diri gue untuk bersikap yg menyenangkan di mata orang tsb. Tapi saat ada orang berstatement yg meaningnya sangat berlainan dengan prinsip gue, gue langsung menolaknya keras dalam otak gue, yg kelihatan keluar gue paling ngomong seperlunya atau diam.
INFP menikmati percakapan dalam suasana hati bergaul, humor dan pesona. Dalam sebuah lingkaran orang-orang terdekatnya, INFP menjaga kesejahteraan emosional orang lain, menghibur mereka bila dalam kesulitan. INFP lebih memilih untuk menjadi fleksibel kecuali ketika peraturan mengikatnya. Mereka sering dapat mempengaruhi pendapat orang lain melalui kebijaksanaan, diplomasi, dan kemampuan untuk melihat sisi berbagai masalah.
Gue suka mendengarkan orang. Gue suka ketemu orang untuk mendengarkan mereka, bukan berinteraksi dan mendominate percakapan. Tapi gue juga bakal banyak bacot sih kalau ketemu orang yang obrolannya dapet. Gue senang bertukar pikiran dengan temen2 gue, about everything. Mostly apa yg ada di otak gue gak sejalan dengan temen2 gue. Kalau temen gue curhat, gue ingin menjawab mereka dengan berbagai sudut pandang yang berguna namun tidak sampai menyakiti mereka.
INFP mengembangkan wawasan melalui refleksi, dan mereka memerlukan banyak waktu sendirian untuk merenungkan dan memproses informasi baru. Sementara mereka dapat cukup bersabar dengan sesuatu yang kompleks, mereka umumnya bosan dengan rutinitas. Meskipun tidak selalu terorganisir, INFP sangat teliti tentang hal-hal yang mereka nilai. Perfeksionis, mereka mungkin memiliki kesulitan dalam menyelesaikan tugas karena tidak dapat memenuhi standar tinggi mereka.
Sendirian. Gue merasa merdeka ketika gue sedang sendiri. Gue suka banget nongkrong di J.Co sendirian, sore-sore duduk di kursi empuk pendek menatap ke jendela. Surga banget buat gue hal sesederhana itu. Gue mendapat banyak hal dari berpikir. Gue mengambil pelajaran atas setiap renungan gue.
Jujur aja gue tipe orang yang sabar. Gue tenang menghadapi emosi orang. Gue tenang menghadapi tugas yang njlimet dan berat (kecuali udah deadline), gue tenang menghadapi sikon yang melenceng dari perkiraan. Gue juga orang yang mau mengulang apabila diperlukan.
Soal standar tinggi, yang gue rasain itu di kerjaan ngedesain gue. Gue selalu menetapkan standar tinggi kalau gue mau ngerjain desain. Padahal salah satu prinsip desain itu simplicity. Gue acapkali melupakan itu. Gue pusing-pusing cari ide desain yang wah, lalu ujung-ujungnya malah kebingungan. Pas gue lihat hasil desain temen gue, desainnya WOW tapi simpel. Nah gue selalu gagal menerapkan konsep sederhana yang berkelas karena gue terfokus pada standar tinggi gue yang gak berdasar dan bertujuan.
INFP adalah tipe kreatif dan sering memiliki bakat untuk bahasa. Sebagai introvert, mereka mungkin lebih memilih untuk mengekspresikan diri melalui tulisan. Mereka memiliki bakat untuk simbolisme, mereka menikmati metafora dan similes. Mereka terus mencari ide-ide baru dan beradaptasi dengan baik terhadap perubahan. Mereka lebih suka bekerja di lingkungan yang menghargai karunia-karunia dan memungkinkan mereka untuk membuat perbedaan positif di dunia, sesuai keyakinan pribadi mereka.
As you can see, gue senantiasa menuangkan pikiran gue melalui tulisan. Sometimes gue juga speak up my mind sih, cuman ya, gue ngerasanya tuh.. maksud-maksud gue selalu tersampaikan dengan lebih baik melalui tulisan, dibandingkan gue mengutarakannya langsung. Gue berpikir gue selalu dapat beradaptasi dengan baik, even itu menyenangkan untuk gue atau engga, gue bisa beradaptasi. Gue sangat memperhatikan detail-detail di kantor gue, yang mungkin orang lain pikir, "ah apaan si. Yang penting duit, ngapain mikirin yg gituan." Tapi hal-hal kecil gue pikirkan, seperti tata letak barang di atas meja, posisi meja, space antara satu meja ke meja yang lain, warna dinding, aksesoris meja, tempat duduk. I dont know why i thinking about those fuckin things. Tapi menurut gue barang-barang yang tertata dengan baik itu, looks good. Dan mungkin ngaruh ke mood atau daya pikir (?maybe)
Ohya, tadi pagi gue berpikir, ada ga ya orang seweird gue. Yang mau jalan-jalan pake motor gak jelas tujuan, pake headset puter lagu-lagu di playlist, pake masker lalu nyanyi sambil nyetir motor tanpa tujuan. Atau karaokean tiap minggu. Mempertanyakan hal-hal yang kata orang sepele. Ketawain hal-hal yg gak lucu. Kadang males ngomong, kadang pengen ngomong banget. Ekspresi muka sama perasaan di hati bener bener bertolak belakang. Hahaha, pengen banget gue nemuin. Mungkin bisa dijadiin sahabat atau pacar (?)
Btw, gue malah selalu deket sama orang-orang ekstrovert loh, dibandingin sama orang yang setipe sama gue. Sahabat-sahabat gue rata-rata orang ekstrovert. Gue juga selalu naksir sama cowo yang ekstrovert, ada sih dulu satu, yg diem misterius, tapi mostly yang ceria. Mungkin karena merasa dilengkapi kali ya, ahahha.
Doain cepet nemu! :-D